NovelToon NovelToon
Istri Kejam Sang Mafia

Istri Kejam Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Perjodohan / Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Romansa
Popularitas:20.1k
Nilai: 5
Nama Author: Naelong

Aurelia Valenza, pewaris tunggal keluarga kaya raya yang hidupnya selalu dipenuhi kemewahan dan sorotan publik. Di balik wajah cantik dan senyuman anggunnya, ia menyimpan sifat dingin dan kejam, tak segan menghancurkan siapa pun yang berani menghalangi jalannya.

Sementara itu, Leonardo Alvarone, mafia berdarah dingin yang namanya ditakuti di seluruh dunia. Setiap langkahnya dipenuhi darah dan rahasia kelam, menjadikannya pria yang tak bisa disentuh oleh hukum maupun musuh-musuhnya.

Takdir mempertemukan mereka lewat sebuah perjodohan yang diatur kakek mereka demi menyatukan dua dinasti besar. Namun, apa jadinya ketika seorang wanita kejam harus berdampingan dengan pria yang lebih kejam darinya? Apakah pernikahan ini akan menciptakan kerajaan yang tak terkalahkan, atau justru menyalakan bara perang yang membakar hati mereka sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naelong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Leonardo yang mulai suka

Pagi itu belum genap pukul lima. Di seluruh penjuru kota Palermo, hanya beberapa lampu jalan yang masih berkelip samar di antara kabut tipis yang menggantung. Namun di kamar utama mansion megah milik Leonardo Alvar0ne, suasana sudah hidup dengan suara berat pria itu yang memecah kesunyian.

Di sisi tempat tidur, Aurel masih meringkuk dengan rambut acak-acakan menutupi wajahnya, sementara Leo duduk di tepi ranjang, sudah mengenakan jubah hitam panjang, menatap ponselnya dengan ekspresi dingin khasnya.

Tangannya yang besar dan berurat menekan tombol panggilan cepat, nama “Enzo” tertera di layar.

Suara dering berulang.

Tiga kali. Empat kali. Hingga akhirnya dari seberang terdengar suara serak yang jelas masih setengah tidur.

“Bos…” gumam Enzo pelan, suaranya parau. “Kau sadar ini jam berapa? Masih gelap, burung pun belum bangun.”

Leo memejamkan matanya sebentar, menarik napas panjang, lalu menekan nada suaranya dengan dingin dan datar.

“Enzo.”

“Ya, bos?”

“Kau berani membantah perintahku?”

Suara di seberang langsung terdiam. Enzo tahu betul nada itu, nada perintah yang tidak bisa di bantah.

“Tidak, bos. Saya hanya… kaget saja.”

“Bagus. Sekarang dengarkan baik-baik.” Leo berdiri dari ranjang, berjalan ke balkon, membuka tirai besar yang langsung disambut udara pagi yang menusuk dingin. “Aku ingin kau bawakan gaun paling bagus. Warnanya elegan, tidak terlalu mencolok. Tapi tetap menunjukkan siapa dia.”

“Siapa dia?” Enzo bertanya hati-hati, menahan kantuknya yang mulai kalah oleh rasa penasaran.

“Istriku.”

Nada itu pelan tapi menekan.

Enzo spontan terbatuk, antara kaget dan tidak percaya. “Istri bos? Maksudnya Nyonya Aurel?”

“Apakah aku punya istri lain, hah?” Leo menggeram rendah. “Cepat cari. Aku tidak mau tahu caramu. Sebelum matahari sepenuhnya naik, gaun itu harus ada di tanganku.”

“Baik, bos. Tapi bos, toko-toko belum buka. Ini masih.. ”

“Enzo.” Leo menurunkan suaranya, tapi justru membuatnya semakin berbahaya. “Kau pikir toko-toko itu berani menolak perintah Alvar0ne?”

Diam.

Lalu Enzo hanya bisa mengangguk walau bosnya tak bisa melihatnya.

“Baiklah bos, aku cari sekarang juga. Tapi kalau aku ditangkap polisi karena menerobos butik orang, tolong kirim pengacara, ya?”

Leo menekan tombol “end call” tanpa menanggapi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu di kamar, Aurel yang semula masih berbaring kini menggeliat kecil. Rambutnya yang kecokelatan terurai di atas bantal putih, pipinya lembut tertimpa sinar fajar yang mulai menembus kaca.

“ kak Leo…” gumamnya setengah sadar. “Kamu nelpon siapa pagi-pagi gini?”

Leo menatapnya dari balik kaca balkon, tersenyum samar. “Tidak ada, istriku. Hanya menyuruh Enzo melakukan sesuatu.”

Aurel menatapnya dengan mata setengah terbuka. “Sesuatu?”

“Ya.” Leo melangkah mendekat, suaranya merendah. “Untukmu.”

Aurel mendengus pelan, lalu menarik selimut hingga menutupi wajahnya. “Kamu aneh. Pagi-pagi begini ngomong romantis. Aku masih mau tidur.”

Leo hanya tertawa lirih, suara tawa yang jarang sekali terdengar darinya.

“Tidurlah. Sebelum aku ubah pikiranku dan memintamu memberi hadiah yang lain pagi ini.”

Aurel langsung menendang kaki suaminya pelan dari bawah selimut. “Dasar gila.”

Leo bangkit dengan senyum puas dan keluar dari kamar, meninggalkan istrinya yang kini tersenyum malu sendiri di balik bantal.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di sisi lain kota, Enzo sudah turun dari mobil hitamnya yang terparkir di depan butik mewah yang belum buka. Matanya masih sembab karena kantuk, rambutnya berantakan, dan kemejanya bahkan belum disetrika dengan benar.

“Dasar bos sinting,” gumamnya sambil mengetuk-ngetuk pintu kaca butik dengan keras. “Kalau bukan karena dia bosku, aku sudah kabur dari pekerjaan ini!”

Dari dalam, seorang wanita berusia empat puluhan muncul dengan wajah panik. “Tuan Enzo? Ini masih jam lima tiga puluh! Kami buka jam sembilan!”

Enzo menatap jam tangannya, lalu mengangkat alis. “Kalau kau ingin butikmu masih berdiri sampai besok, buka sekarang.”

Wanita itu pucat. Lima menit kemudian, seluruh lampu butik menyala terang.

Enzo berjalan menyusuri deretan gaun yang digantung rapi. “Aku butuh sesuatu yang cocok untuk Nyonya Alvar0ne.”

Nama itu membuat semua pegawai butik langsung saling pandang ketakutan. Salah satu dari mereka tergesa menarik tirai, menutup kaca depan, memastikan tak ada yang melihat aktivitas mereka pagi-pagi begini.

“Ada gaun baru yang baru datang kemarin malam, Tuan Enzo,” kata wanita itu gemetar. “Gaun rancangan khusus dari desainer Italia. Satin lembut, warna midnight rose, dihiasi kristal halus di bagian pinggang.”

“Ambilkan.”

Beberapa menit kemudian, gaun itu dibawa keluar. Warna merah gelapnya berkilau lembut di bawah cahaya lampu, membentuk siluet elegan dan berkelas. Enzo memandangnya lama, lalu mengangguk.

“Ini cocok. Bungkus sekarang.”

Wanita itu mengangguk cepat. “Baik Tuan”

Ketika Enzo kembali ke mobilnya, ia mengusap wajahnya sambil bergumam kesal. “Pagi-pagi suruh cari gaun, nanti pasti suruh aku cariin sepatu, perhiasan, sampai pita rambut juga. Tuhan, kenapa bosku seperti suami yang baru jatuh cinta umur dua puluh?”

Namun di balik keluhannya, terselip senyum kecil. Ia tahu, Leo yang selama ini dikenal sebagai pria dingin dan tak berperasaan mulai berubah sejak kehadiran Aurel.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Leo berdiri di depan jendela, mengenakan kemeja putih bersih dan celana hitam pas badan. Rambutnya yang hitam legam disisir rapi, memperlihatkan rahang tegasnya. Saat suara mobil Enzo terdengar di halaman depan, bibirnya terangkat sedikit.

Enzo masuk membawa kotak panjang berwarna hitam berisi gaun pesanan.

“Bos, misi selesai. Ini gaunnya.”

Leo menoleh, mengambil kotak itu dari tangannya, lalu mengangguk ringan. “Bagus.”

"Baiklah bos. " Ucap Enzo.

Leo hanya tersenyum samar. “ Sekarang pergilah. Dan Enzo…”

“Ya, bos?”

“Tidurlah sebelum aku suruh kau cari sepatu juga.”

Enzo hampir ingin tersenyum lega, tapi segera menghilang sebelum perintah tambahan benar-benar keluar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Siang berganti sore.

Aurel akhirnya bangun setelah tidur panjang. Saat membuka matanya, ia terkejut melihat kotak besar di meja riasnya. Di atasnya tertulis dengan tinta elegan:

> Untuk istriku, agar malam ini kau terlihat seindah bulan purnama. — Leo.

Pipinya merona begitu membaca tulisan tangan suaminya itu.

“Dia benar-benar gila,” gumamnya, namun senyumnya tak bisa disembunyikan.

Ia membuka kotak itu perlahan, dan matanya langsung membesar melihat keindahan gaun di dalamnya. Warna merah gelapnya memantulkan cahaya lembut, dan sentuhan kristal kecil membuatnya tampak seperti bintang berjatuhan di malam gelap.

Tanpa sadar, Aurel menyentuhnya dengan lembut. “Cantik sekali…”

Leo muncul di ambang pintu, bersandar santai dengan tangan di saku celana.

“Suka?”

Aurel menoleh cepat. “kak Leo! dari tadi di situ?”

“Dari tadi.” Ia tersenyum kecil. “Aku ingin melihat ekspresi wajahmu saat melihat hadiahku.”

Aurel menggigit bibir, menahan malu. “Kamu selalu membuatku tidak siap.”

Leo mendekat perlahan, lalu berbisik di telinganya. “Kalau begitu, mulai biasakanlah.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah itu Aurel mandi dan langsung pergi ke dapur megah berdesain marmer putih, ketenangan itu berganti dengan aroma harum yang menggoda.

Aurel berdiri di depan kompor, mengenakan apron putih bertuliskan “Queen of the Kitchen”. Rambutnya diikat tinggi, wajahnya sedikit berkeringat karena uap panas dari panci, tapi senyum kecil tak pernah lepas dari bibirnya. Tangannya cekatan memotong bawang, mengaduk saus, dan sesekali mencicipi kuah dengan sendok kecil.

“Hmm…” gumamnya pelan, mencicipi hasil racikannya. “Kurang garam sedikit.”

Ia menambahkan sejumput garam, mengaduk perlahan, lalu menatap jam di dinding. Hampir pukul dua belas siang. Ia tahu Leo pasti masih di ruang kerjanya, sibuk dengan dokumen dan panggilan bisnisnya yang tak ada habisnya.

Namun hari ini berbeda.

Hari ini Aurel berjanji pada dirinya sendiri untuk menepati ucapannya semalam, hadiah sederhana yang ia janjikan untuk suaminya: memasakkan makanan dengan tangannya sendiri.

“Untuk suami seorang mafia,” gumamnya sambil tertawa kecil, “aku ini benar-benar hebat.”

Para pelayan yang biasa bekerja di dapur hanya bisa memandangi dengan kagum. Salah satu dari mereka, seorang wanita paruh baya bernama Rosa, bahkan tak henti memuji.

“Nyonya, tangan Anda cekatan sekali. Tuan Leonardo pasti akan terkejut.”

Aurel tersenyum malu. “Dia pikir aku cuma gadis manja yang nggak bisa apa-apa.”

Rosa terkekeh. “Laki-laki seperti Tuan Leo butuh kejutan, Nyonya.

"Baiklah kalau begitu bi, aku akan kasih kejutan buat suami kulkas ku itu, yang sedikit sudah mencair." ucap aurel tertawa kecil.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Satu jam kemudian, aroma masakan menggoda memenuhi seluruh rumah. Ada steak daging premium dengan saus jamur truffle, salad segar dengan dressing buatan tangan, dan pasta carbonara yang kental sempurna.

Aurel menatap hasilnya di meja makan panjang dengan rasa bangga. “Selesai juga. Hmm, semoga saja dia suka.”

Ia melepaskan apron, menata rambutnya sedikit, lalu berjalan menuju ruang kerja Leo di lantai dua.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ruang kerja Leonardo terasa seperti ruang singgasana. Dindingnya dipenuhi rak buku dan map rahasia, aroma kopi dan kayu mahal bercampur lembut di udara. Di belakang meja besar dari kayu mahoni, Leo duduk dengan wajah serius menatap layar laptop, jari-jarinya menari cepat di atas keyboard.

Ketika suara ketukan pelan terdengar, Leo mengangkat kepalanya.

“Masuk.”

Pintu terbuka, memperlihatkan Aurel yang berdiri di ambang pintu dengan senyum manis. “Kak Leo, waktunya makan.”

Leo memejamkan matanya sejenak, melepaskan napas berat. “Aurel, aku sedang sibuk.”

“Tapi kamu janji semalam mau aku buatin masakan,” jawab Aurel cepat. “Dan aku udah masak sendiri.”

Leo menatapnya sekilas, kali ini benar-benar berhenti mengetik. “Kau… masak sendiri?”

“Iya.”

“Tanpa bantuan Rosa dan yang lain?”

“Tanpa bantuan siapa pun,” jawab Aurel dengan nada bangga. “Kalau nggak percaya, ayo lihat hasilnya.”

Leo menatapnya beberapa detik tanpa ekspresi, lalu menutup laptopnya perlahan. “Baiklah. Aku ingin tahu seberapa jauh kemampuanmu selain membuatku kesal setiap hari.”

Aurel tersenyum lebar. “Kak Leo ini suka banget meremehkan.”

Leo hanya mengangkat alis dan berjalan keluar, sementara Aurel mengikuti dengan langkah ringan.

Begitu tiba di ruang makan, aroma sedap langsung menyambutnya. Leo berhenti di ambang pintu, menatap meja yang sudah tertata sempurna.

Aurel berdiri di depan meja dengan senyum bangga. “Tadaaa! Aku yang buat semuanya.”

Leo mendekat, menatap hidangan di hadapannya.

“Steak… salad… pasta…” Ia menatap wajah istrinya. “Kau yang masak ini semua?”

Aurel mengangguk. “Tentu saja. Aku janji kan mau masakin kamu? Nah, janji itu harus ditepati.”

Leo menarik kursi dan duduk, gerakannya tenang tapi matanya penuh rasa ingin tahu. Ia mengambil pisau, memotong sepotong steak, dan menyuapkannya ke mulut.

Beberapa detik pertama ia hanya diam. Tidak ada ekspresi di wajahnya, membuat Aurel menatap gugup.

“Gimana? Nggak enak ya?” tanya Aurel pelan, menggigit bibir bawahnya.

Leo menelan perlahan, lalu menatap istrinya dalam-dalam.

“Siapa yang masak ini?”

Aurel menegakkan tubuh. “Sudah kubilang aku yang masak.”

Leo memiringkan kepalanya sedikit. “Kau yakin?”

“Yakinlah! Kamu pikir aku nyuruh orang?”ucap aurel

Leo bersandar di kursinya, ekspresi wajahnya berubah kali ini dengan sedikit senyum samar.

“Rasanya… berbeda.”

Aurel menatapnya cemas. “Berbeda gimana? Aneh?”

“Tidak. Justru…” Leo menaruh pisau dan garpu, lalu menyeka bibirnya dengan serbet. “Sempurna. Ada rasa baru di sini. Lembut tapi kuat. Aku belum pernah makan steak seenak ini bahkan di restoran ternama.”

Aurel terdiam sejenak, lalu perlahan tersenyum.

“Jadi kamu suka?”

Leo menatapnya lama, senyum tipis terukir di bibirnya. “Suka sekali. Tapi aku tidak menyangka, istri yang kukira cuma gadis manja bisa membuat masakan seperti ini.”

Aurel mendengus pelan. “Kak Leo kira aku cuma manja dan tidur?”

Leo mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan. “Aku kira begitu. Tapi ternyata aku salah besar.”

Aurel pura-pura manyun. “Kamu ini keterlaluan, tahu nggak? Aku memang anak manja, tapi bukan berarti aku nggak bisa masak. Aku belajar dari kecil waktu masih di rumah kakek.”

Leo mengangkat alis. “Kakek Gio?”

“Iya,” jawab Aurel sambil tertawa kecil. “Beliau suka banget makanan rumahan. Jadi aku belajar diam-diam dari koki di rumah. Tapi setelah kuliah ke luar negeri, aku jarang masak lagi. Baru sekarang kepikiran buat mulai lagi.”

Leo mengangguk pelan, matanya menatap Aurel dengan cara yang berbeda dari biasanya, bukan tatapan dingin atau menggoda, tapi kagum.

“Apalagi yang kamu sembunyikan dariku, Aurel?” tanyanya pelan. “Selain seorang ketua Queen Delta, sekarang ternyata kamu juga bisa memasak.”

Aurel memalingkan wajah, pipinya memanas. “Aaah… kak Leo ini bisa aja.”

Leo tertawa kecil. “Aku serius.”

“Sudahlah, jangan memujiku terus.” Aurel mencoba menutupi rasa gugupnya. “Ayo makan sebelum dingin. Aku nggak mau masakanku jadi sia-sia.”

BERSAMBUNG.......

1
Eka Putri Handayani
smngt kak ya klo bisa crazy up lah🥲
Naelong: maaf yaa, beberapa hari ini saya belum bisa update🙏 lagi sakit
total 1 replies
Karo Karo
tak semudah itu ferguso 😜 Readers Sepertiku Garis keras Leo Aurelia 😉
Naelong: ☺☺makasih sudah mampir🩵
total 1 replies
Karo Karo
👍👍👍👍👍
Karo Karo
buka pintu Aurel 🤭🤭🤣
Naelong: makasi sudah mampir🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
hedeh pulu² msh aja gak ada kapoknya, mau bngt aku dia disiksa habis²an sm aurel dikira kyanya aurel tuh gadis lemah
Naelong: iyaa ni🤣☺
total 1 replies
Mom Yuzfan
wah si Bianca masih blom nyerah jg ya😏
sebaiknya di apain tuh org kaya si Bianca 🤔
di bunuh/di siksa secara perlahan-lahan
Eka Putri Handayani
kak knp up nya dkt coba double gtu biar puas bacanya🥲
Naelong: maaf ya kak, soalnya saya lagi nggak enak badan, kalau membaik insyaallah double2 upnya🙏☺🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
kak jngn sampai hal buruk terjadi pd mrk knp bisa ceroboh sih mrk berdua pdhl mafia seharusnya yg kya gni mrk lbh waspada
Naelong: mafia juga kan pasti buat sallah☺🙏
total 1 replies
restu s a
baru sadar...
Lhina Bright
🤣🤣🤣🤣🤣 benar benar gadis yang licik
Naelong: iyaa ni☺
total 1 replies
restu s a
mampir thor
Naelong: makasi sudah mampir🩵
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
katanya magia kok ceroboh
Naelong: makasi sudah mampir
total 1 replies
Lhina Bright
keren, suami istri sama-sama mafia.
king mafia dan Queen mafia,
Naelong: makasi🩵
total 1 replies
Lhina Bright
na ini keren suami istri sama2 badas 💪💪💪
Naelong: makasi sudah mampir🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
hedeh medusa² mauknya aku coba aja km jatuhkan aurel plng jg km yg jatuh
Mom Yuzfan
org serakah seharusnya di musnahkan saja🙄
Naelong: makasi sudah mampir🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
uh dasar pulu² iri aja
Mom Yuzfan
org serakah hidupnya tdk akn pernah tenang 😏
Naelong: makasi sudah mampir 🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
ah manisnya, cpt up kak
Naelong: besok ya baru aku up lagi☺🩵🙏
total 1 replies
Eka Putri Handayani
ttp smngt berkarya kak, jalan ceritanya bagus, smg kdpn makin bnyk pembacanya🥰shlt sll kak dan sy ttp mendukung mu
Naelong: amiinn🙏.. terimakasi, sehat selalu buat kamu 🩵
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!