NovelToon NovelToon
PERNIKAHAN AMIRA

PERNIKAHAN AMIRA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Ibu Mertua Kejam / Tukar Pasangan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Essa Amalia Khairina

Amira adalah seorang barista yang bekerja di sebuah kafe biasa, namun bukan bar sepenuhnya. Aroma kopi yang pekat dan tajamnya alkohol sudah menjadi santapan untuk penciumannya setiap hari. Ia mulai terbiasa dengan dentingan gelas, desis mesin espresso, serta hiruk pikuk obrolan yang kadang bercampur tawa, kadang pula keluh kesah. Namun, di balik semua itu, ada satu hal yang tidak pernah benar-benar bisa ia biasakan—bayangan tentang Satria.

Satria tidak pernah menginginkan wanita yang dicintainya itu bekerja di tempat seperti ini. Baginya, Amira terlalu berharga untuk tenggelam dalam dunia yang bercampur samar antara cahaya dan gelap. Dan yang lebih menyesakkan, Satria juga tidak pernah bisa menerima kenyataan bahwa Amira akhirnya menikah dengan pria lain—pria yang kebetulan adalah kakaknya sendiri.

Takdir, kata orang.
Tapi bagi Satria, kata itu terdengar seperti kutukan yang kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Essa Amalia Khairina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

Pagi datang perlahan, menyibakkan tirai malam dengan sinar keemasan yang lembut. Udara terasa segar, bercampur aroma tanah basah dan embun yang menempel di dedaunan. Burung-burung mulai bersahut-sahutan, menyambut hari baru dengan kicau merdu yang mengalun di antara pepohonan. Jalanan masih sepi, hanya terdengar gemericik air dari selokan dan langkah kaki beberapa orang yang terburu-buru memulai aktivitas. Begitu juga Amira. Ia sibuk menyiapkan diri untuk pergi ke kafe, merapikan rambutnya, dan memastikan penampilannya rapi sebelum meninggalkan rumah.

Sentuhan terakhir. Amira menggelung rambutnya ke belakang dan sengaja meninggalkan beberapa helai rambut menghiasi wajah tirusnya. Setelah memastikan dirinya siap untuk pergi, ia menatap tepi ranjang sejenak.

Bayangannya tiba-tiba muncul tentang adegan bersama Satria kemarin. kehangatan dan kelembutannya masih terasa dengan aroma parfum yang selu ia ingat. "Mas Satria," Panggilnya tanpa sadar. Ketika itu juga, ia melangkah pergi meninggalkan kamar.

Derap langkah kakinya terdengar ringan dari suara flat shoes yang menapak di lantai. Ia membuka gagang pintu rumahnya dan mendorong pintu perlahan. Saat itu juga, langkahnya tiba-tiba berhenti.

Ia terkejut saat mendapati sebuah kotak misterius tergeletak di ambang pintu, dibungkus rapi dengan pita merah. Rasa penasaran dan gugup bercampur, saat tangannya gemetar saat akan mengambilnya.

Dengan hati-hati, Amira merasakan tekstur kertasnya yang halus di ujung jarinya. Napasnya tertahan ketika pita merah itu perlahan ia lepaskan. Ia mengangkat tutup kotak itu, menatap isinya dengan mata berbinar. Di dalamnya, tersimpan sesuatu yang tak ia duga—beberapa lembar foto dirinya tengah meracik kopi.

Amira menatapnya dengan campuran kagum dan haru—setiap foto menangkap ekspresi fokusnya, melukis senyuman kecil yang tak ia sadari. Di dalam kotak itu, ia juga menemukan secarik surat. Perlahan, ia meraih surat itu, merasakan tekstur kertasnya yang tebal dan lembut, lalu membuka lipatannya...

Ada banyak hal yang paling membuatku bahagia. Namun satu hal yang tak pernah bisa aku lenyapkan dari kebahagiaan itu. Kamu.

Satria.

"Mas Satria!" Amira melepas senyuman itu menjadi tawa haru. Suaranya bergetar oleh campuran kagum, bahagia, dan terkejut. Matanya berkaca-kaca saat menatap isi kotak itu lagi, menyadari betapa dalam perhatian dan perasaan seseorang yang begitu tulus padanya.

Di saat yang sama, ia segera meraih ponsel dari dalam tasnya, jari-jarinya gemetar sedikit saat membuka kontak Satria. Hatinya penuh campuran kegembiraan dan gugup—ia ingin segera menelpon, mendengar suara Satria, memastikan bahwa hadiah dan surat itu benar-benar darinya. Napasnya tercekat sesaat, menahan haru yang ingin meluap, sebelum menekan tombol panggil dengan tekad yang tulus.

"Halo, sayang?" Suara Satria begitu lembut di sebrang sana.

"Mas. Kamu yang kirim kotak ini?"

"Lebih tepatnya, penggemar rahasia."

"Itu kamu, kan?" Desak Amira ingin memastikan.

"Kamu suka?"

"Suka, Mas. Aku bukan suka karena fotoku. Tapi..."

"Tapi?"

Amira menelan saliva. Pandangannya memandang langit pagi yang belum sepenuhnya terang, menghalau air mata yang mungkin saja jatuh menahan haru.

"Halo, Amira?"

"Kamu selalu memberikan aku kejutan." Jawab Amira. "Dan kejutan ini membuat aku merasa tersanjung. Merasa diriku dihargai dan dicintai."

"Aku memang mencintai kamu, Amira."

Hening sesaat. Amira menutup mata sejenak, tertawa lembut sambil menahan tangis haru.

"Hapus air mata kamu, sayang." Ucap Satria seakan sudah tahu apa yang sedang kekasihnya itu rasakan. Suaranya hangat, menenangkan, membuat dada Amira terasa ringan. "Jangan buat aku merasa bersalah padamu."

Amira menarik napas dalam, mengusap pipinya perlahan, dan tersenyum—senyum yang penuh rasa lega, bahagia, dan cinta yang tulus. "Aku gak mau kehilangan kamu, Mas. Terima kasih buat segalanya."

"Aku juga nggak akan pernah membiarkan kamu pergi, Amira. Kamu terlalu berharga buat aku. Selama aku bisa, aku akan selalu ada buat kamu, dalam kondisi apapun."

"Mas Satria,"

"Sayang. Aku tutup dulu teleponnya, ya. Sebentar lagi dosen pembimbing datang. Nanti aku hubungi kamu lagi, ya."

"Iya, Mas." Kata Amira sambil mendekap kotak itu dalam pelukan. "Aku akan simpan kotak ini baik-baik. Pemberian berharga dari kamu."

"I love you."

"I love you too so much."

Tuuuut.

****

1
Siti Sa'diah
huh mulutmu sarua pedasna ternyata/Smug/
Siti Sa'diah
angga koplak/Angry/
Siti Sa'diah
huh kapan satria datang siii udah gregett
Siti Sa'diah
/Sob/
Siti Sa'diah
dan satriapun pulsng dr jepang
Siti Sa'diah
wah ceritanya seruuuuu😍apa jgn2 adenya itu satria?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!