Aku akan kuat dengan caraku sendiri, tanpa menggangu yang lemah dan mengemis kepada yang kuat.
Siapa yang berani melawanku, maka aku tidak segan untuk membunuhnya, siapa yang berani menghalangiku, maka aku tidak segan untuk membunuhnya, siapa yang berani mengusikku, maka aku tidak segan untuk membunuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mhanks, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjemput seorang ibu
Keesokan harinya, tepat pada siang hari, ketiga bersaudara tersebut bersiap menuju ke negara api. Rasa tidak sabar menyerang hati ketiga bersaudara tersebut, terutama Fang Yuna dan juga Fang Tan, karena selama lima belas tahun terakhir, mereka berdua sama sekali tidak menemui ibunya.
Seharusnya tidak sepatutnya seorang kaisar ikut langsung, beberapa tetua, serta penasehat tidak setuju apabila Fang Tan mengikuti Fang Yuna dan juga Zeno. Tetapi menurut Fang Tan, ini sudah berkaitan dengan ibunya, yang mana dalam lubuk hatinya ia harus ikut.
Berbeda dengan yang lainnya, Fang Yoshi bahkan mengizinkan cucu tertuanya itu untuk ikut, bagaimanapun juga dia sudah tidak pernah bertemu dengan ibunya.
Mereka bertiga akhirnya berangkat dengan menggunakan kereta kuda, pakaian mereka berdua juga tidak terlalu mencolok seperti pakaian kaisar, walaupun Zeno sendiri sejak kemarin juga tidak menggunakan pakaian kaisar dari keluarga inti.
“Baiklah Zeno, bagaimana rencana kita?” Tanya Fang Tan.
“Kita tidak mungkin diberi akses untuk masuk penjagaan negeri api, bahkan kita yang merupakan keluarga kekaisaran sekalipun.” Kata Fang Yuna juga menambahkan pertanyaan Fang Tan.
Zeno memegang dagunya, berpikir lebih dalam untuk bisa masuk ke dalam pos penjagaan. Melakukan perlawanan dan menerobos itu sepertinya mustahil, karena mungkin konflik dari dua negara ini akan semakin memanas. Melewati wilayah aman tepat di samping perbatasan dirasa juga tidak mungkin, karena para penjaga gerbang negara api juga akan gampang untuk mendengar suara kereta kuda.
“Kita akan masuk melalui wilayah aman, tetapi sebelumnya kita akan turun dari kereta kuda sebelum dari perbatasan.” Kata Zeno menjelaskan.
“Bagaimana? Apa kalian sanggup untuk berjalan kaki sejauh beberapa kilo.” Sambungnya dengan bertanya.
Mereka mengangguk dengan setuju, berjalan beberapa kilo demi ibu mereka itu tidak terlalu bermasalah bagi mereka. tidak peduli seberapa jauh mereka menempuh, rasa lelah akan tergantikan dengan rasa rindu.
Mereka bertiga akhirnya turun selepas perjalanan jauh. Mereka juga turun sebelum mencapai perbatasan, karena mereka akan menempuh jalan melalui wilayah aman, yang tidak ada satu orang pun menjaga di tempat itu.
Dengan suasana matahari sudah akan terbenam, menunjukkan bahwa wilayah aman juga sudah gelap. Mereka terus berjalan tanpa memperdulikan keadaan. Beruntung hari juga malam, terik matahari juga tidak ada yang membuat mereka bertiga tidak akan kelelahan dengan cepat.
Dengan perbatasan langsung dengan hutan elemental beast, membuat Fang Yuna merinding dibuatnya. Sedangkan Zeno dan juga Fang Tan, mereka hanya tersenyum mengejek saat melihat Yuna agak ketakutan melihat hutan elemental beast pada malam hari.
“Kenapa kau takut? Tidak ada yang mengerikan disana, bahkan aku saja pernah terjebak selama satu malam di hutan tersebut?” Ucap Fang Tan.
“Begitukah?” Tanya Zeno.
“Iya, saat dulu aku diajak oleh kakek berburu elemental beast untukku, aku tersesat dan tidak tahu jalan keluar sampai tengah malam.” Fang Tan menjelaskan.
“Aku bahkan pernah tidur satu malam dalam hutan tersebut.” Kata Zeno.
Baik Fang Tan dan Fang Yuna, tidak ada yang percaya dengan ucapan Zeno, mereka hanya tertawa dan menganggap Zeno berbicara omong kosong. Tetapi Zeno tidak peduli akan tawaan mereka.
Zeno benar-benar bisa beradaptasi begitu cepat dengan mereka, Zeno bahkan juga ikut mengobrol, bersenda gurau bersama mereka berdua. Zeno sekarang juga tidak terlalu formal dengan Fang Tan ataupun Fang Yuna dengan menyebut mereka yang mulia kaisar ataupun nona.
Sudah jauh mereka berjalan di atas wilayah aman, perbatasan juga sudah jauh dari wilayah ini, jadi sudah saatnya Zeno dan kakaknya langsung memasuki negara tanpa harus melalui pemeriksaan.
“Karena pada dasarnya, pertahanan negara di benua ini cukup bodoh, mereka melakukan penjagaan perbatasan di kedua negara, tetapi tidak membangun tembok besar tepat di sebelah wilayah aman. Sehingga para penyusup akan sangat mudah memasuki negara tersebut.” Kata Zeno menyindir.
Fang Tan hanya membuang mukanya, dirinya juga tersadar bahwa Zeno menyindiri seluruh pemerintahan negara di benua ini, terutama Fang Tan yang juga kaisar negeri Air. “Membangun sebuah tembok yang membentang berpuluh-puluh meter harus membutuhkan biaya yang sangat begitu banyak.” Ujarnya.
“Baiklah, lupakan itu, bagaimana rencananya?” Tanya Fang Tan.
“Kita akan sampai di kediaman Agalia tepat tengah malam, dengan waktu itu, kita akan bisa lebih mudah melakukan pembantaian. Aku akan mencari kamar ibu, karena aku lebih mengetahui denah kediaman itu, dan kalian bisa bersenang-senang melakukan pembantaian. Usahakan jangan ada dari mereka yang berteriak minta tolong, karena orang-orang disekitar akan memberi pertolongan.” Ucap Zeno menjelaskan.
“Sisakan untukku patriark mereka, dan juga anak patriark. Aku memiliki dendam kepadanya.” Sambungnya.
“Bagaimana untuk kaburnya?” Tanya kembali Fang Tan.
“Untuk membawa kabur ibu, serahkan tugas itu kepadaku, kalian bisa kabur lewat pintu manapun, yang pasti jangan sampai orang luar tahu.”Jawab Zeno.
Fang Tan dan Fang Yuna setuju dengan keputusan Zeno, mereka dengan perasaan gembira pergi berangkat menuju kediaman Agalia hanya dengan berjalan kaki. Mereka bertiga berjalan dengan mengenakan topeng, sehingga membuat pandangan orang-orang disekitar tertuju pada mereka bertiga.
Tetapi untungnya orang-orang sekitar menghiraukan langsung dan tidak terlalu peduli, mereka mungkin menganggap bahwa Zeno dan saudaranya hanya sekumpulan orang gila.
Belum tengah malam, tetapi mereka sudah dekat dan mungkin beberapa meter lagi sudah berada di kediaman Agali. Karena hal ini, Zeno memilih untuk beristirahat terlebih dahulu disebuah restoran sembari menunggu waktu tengah malam.
“Apa kalian lapar? Aku akan mentraktir kalian, sambil menunggu tepat tengah malam.” Tanya Zeno.
“Zeno cepatlah berjalan, jangan pedulikan perutmu.” Kata Fang Tan dengan begitu tegas.
“Sebenarnya kediaman sudah sangat dekat, bahkan bisa dilihat dari sini.” Ucap Zeno sambil menunjuk kediaman tersebut.
Sebuah rumah yang sangat besar, bahkan sama seperti keluarga Agalia yang juga memiliki anggota keluarga yang begitu banyak. Namun dibalik kebesaran keluarga Agalia, terdapat masa lalu Zeno yang begitu suram di kediaman itu.
Bahkan Zeno merasa ngilu saat mengingat dia selalu dipukuli oleh kedua kakaknya. Dengan umur yang begitu kecil, tetapi tidak memiliki kasih sayang yang sama dengan Ryan dan juga Zayn. Salah satu orang yang hanya memperhatikan Zeno adalah ibunya, sehingga ibunya juga ikut disiksa oleh kekejaman keluarga Agalia.
Tetapi Zeno sekarang paham, mengapa seluruh keluarga Agalia selalu menyudutkan Zeno. Salah satu penyebab mungkin saat itu Zeno tidak memiliki sebuah elemental, sehingga membuat malu bagi keluarga. Tetapi menurut Zeno itu kurang tepat, Zeno bukanlah bagian dari mereka, tidak ada darah setetes pun yang berkaitan dengan Agalia.
“Kediaman yang nampak begitu suram.” Fang Yuna mengerutkan dahinya, melihat sebuah rumah tersebut ingin sekali dia membakarnya langsung.
“Baiklah, kita beristirahat terlebih dahulu, menunggu waktu tepat tengah malam adalah keputusan yang bijak untuk melakukan pembantaian.”Kata Fang Tan dengan senyum kecil di wajahnya.