Penguasa 5 Elemental
“Aku menyesal mempunyai anak sepertimu, kau hanya lah aib bagi keluarga.”
Suasana di dalam kediaman memecah keheningan, bagaimana tidak, seorang anak kecil yang berumur sepuluh tahun bernama Zeno Agalia sedang dipukuli oleh ayah dan kedua kakaknya. Zeno Agalia merupakan seorang tuan muda ketiga di keluarga Agalia.
Walaupun begitu, Zeno Agalia tidak merasa diperlakukan layaknya tuan muda, semua keluarga kecuali ibunya menganggap Zeno hanyalah hal buruk bagi keluarga Agalia sendiri. Pasalnya, Zeno yang berumur sepuluh tahun belum mempunyai kekuatan elemental sama sekali.
Sedangkan normalnya di dunia elementalist ini, anak anak yang berumur tujuh tahun sudah memiliki kekuatan elemental, bahkan kedua kakak Zeno mempunyai kekuatan elemental di umur lima tahun yang saat ini sudah menjadi elementalist berbakat di keluarga Agalia. Tidak salah, kedua kakanya sangat di sayangi dan di banggakan oleh ayahnya tanpa memperdulikan Zeno.
Satu satunya orang yang memperdulikan Zeno di keluarga ini adalah ibunya yang bernama Arina Ares. Bahkan Arina sendiri pernah di pukuli oleh Ayah Zeno yang bernama Grisha Agalia saat ingin melindungi Zeno yang masih kecil. Ryan Agalia sebagai anak tertua, dan Zayn Agalia sebagai anak kedua juga kerap berani memukuli ibunya hanya karena melindungi adiknya yang lemah.
Suatu hari, kedua kakak dan ayah Zeno merencanakan rencana busuk untuk menyingkirkan Zeno dari keluarga Agalia, mereka bertiga merencanakan untuk membuang Zeno ke hutan yang dipenuhi dengan beast elemental. Dengan itu bisa dipastikan Zeno akan mati dimangsa beast elemental yang sedang kelaparan,
“Tapi bagaimana caranya?” tanya Zayn Agalia.
“Aku akan berpura pura baik di hadapan Zeno, setelah itu aku akan mengajak Zeno untuk berburu hewan di hutan.” jawab Ryan dengan senyum jahatnya.
“Aku serahkan pada kalian berdua, yang terpenting anak itu harus hilang dari keluarga .” kata Grisha sambil pergi meninggalkan mereka berdua.
Malam pun tiba, Ryan melaksanakan aksinya untuk berpura pura baik dihadapan Zeno, walaupun sebenarnya dia tidak mau untuk melakukan hal menjijikkan yaitu bertemu Zeno, namun semua itu ia lakukan demi membuang adik kecilnya.
“Tok... Tok...”
Suara ketukan pintu kamar terdengar dari dalam kamar Zeno, Zeno kala itu terbaring di atas kasur sambil menahan tangis dari apa yang ia deritanya, kemudian dirinya berdiri dengan rasa malas untuk membuka pintu. Namun setelah membuka pintu, dirinya terkejut dan mencoba menutup kembali pintu kamarnya.
Ryan mencoba menahan pintu yang sedang ditutup oleh Zeno, sekuat apapun Zeno, dirinya tidak bisa memaksa menutup pintu yang ditahan oleh kakaknya, dan pada akhirnya Zeno mengalah dan akan menerima kekerasan yang kakaknya berikan.
“Ka-kakak, apakah kau kesini hanya untuk ingin menamparku.” kata Zeno dengan wajah memelas sambil menundukkan kepalanya.
Wajah Ryan yang tadinya sinis kemudian berpura-pura memasang wajah ceria dan sok baik di hadapan Zeno, dirinya kemudian menjawab, "Tidak, siapa yang bilang aku kesini hanya untuk menamparmu."
"Apakah kakakmu ini boleh masuk." sambungnya.
"B-baiklah." jawab Zeno dengan perasaan takut di hatinya, namun dilihat dari raut wajah kakaknya, Zeno sedikit percaya jika kakaknya tidak mengasari Zeno.
Hingga akhirnya, Ryan duduk di tempat tidur milik Zeno, Zeno yang kala ini masih memiliki ketakutan tidak mau mendekat ke arah kakaknya. Zeno hanya bisa berharap agar kakaknya pergi dan tidak mengapa-apakan dirinya.
"Maafkan kakakmu ini karena sering memukuli mu, kali ini kakak akan memberitahukan bagaimana cara mendapatkan kekuatan elemental." ucap Ryan.
"Besok ikutlah denganku untuk berburu beast elemental di hutan, jika kita berhasil mendapatkan beast elemental, maka akan kuberikan kepadamu. Dengan itu kau akan mendapatkan kekuatan elementalist, dan kau tidak akan terasingkan lagi dari keluarga Agalia." sambungnya.
Zeno yang berusia sepuluh tahun dan belum mengetahui apa-apa hanya percaya akan ucapan kakaknya yaitu Ryan, dia kegirangan dan membuang wajah melasnya di hadapan Ryan. "Baiklah kak, demi mendapatkan kekuatan elemental, aku akan ikut kakak berburu beast elemental di hutan."
"Haha baiklah, kalau begitu kita akan pergi besok sebelum matahari terbit." kata Ryan yang beranjak dari duduknya dan tersenyum kepada Zeno. Namun siapa sangka, dibalik senyuman baik itu, terdapat senyum jahat di hatinya yang menandakan rencana membuang adiknya akan berjalan dengan lancar.
“Tapi ngomong-ngomong jangan beritahu ibu kalau kita akan pergi kehutan untuk mencari beast elemental, biarkan itu menjadikan kejutan bagi ibu karena kau mempunyai elemental yang sangat hebat.” sambungnya sambil keluar dari kamar Zeno.
Zeno mengiyakan ucapan kakaknya yang penuh kebohongan, Zeno yang tidak tahu fakta sebenarnya dengan polosnya hanya bisa percaya dengan ucapan kakaknya, apalagi setelah mendengarkan bahwa dirinya akan mempunyai elemental besok, mungkin karena Zeno tak kunjung mendapatkan kekuatan elemental dari dulu, dia semakin bersemangat untuk pergi ke hutan.
Keesokan harinya, tepat sebelum matahari terbit, Zeno dan kakaknya sudah berada di depan gerbang, mereka kemudian berjalan meninggalkan gerbang kediaman yang memiliki lambang elemen api yang menandakan bahwa keluarga Agalia merupakan pengguna elemen Api.
"Apakah kau bersemangat Zeno?" Kata Ryan yang memasang wajah ceria di hadapan Zeno.
Zeno tidak menjawab apa apa, dia hanya mengangguk dan memasang wajah semangat di hadapan kakaknya, Zeno belum mengetahui bahwa kematian sudah ada di hadapannya, dia hanya berjalan mengikuti kakaknya dengan penuh semangat.
"Haha puas puaskan dirimu untuk berbahagia, dan pada saatnya kau akan hilang di keluarga Agalia." batin Ryan sambil tersenyum jahat di wajahnya.
Sesampainya di hutan, tepat pada waktu matahari terbit, mereka semua masuk kedalam hutan tanpa rasa gentar sedikitpun, walaupun suasana hutan masih sangat gelap karena cahaya matahari belum bisa menembus dalam hutan.
Mereka berdua semakin dalam masuk kehutan, Ryan memutuskan untuk berhenti kesini karena dia tidak akan bisa berhadapan dengan para beast elemental tingkat tinggi yang lebih kuat daripada dirinya.
"Kakak kenapa kita berhenti." tanya Zeno yang penasaran.
"Sepertinya ini tempat yang tepat untuk mencari beast elemental." ujar Ryan. "Sepertinya kakakmu ini mendapatkan panggilan alam, kau tunggu di sini."
Zeno hanya mengangguk percaya apa yang diucapkan kakaknya, dia tidak memiliki rasa takut sama sekali saat berada di hutan beast elemental, karena dirinya belum mengetahui seberapa mengerikan beast elemental itu sendiri, bahkan dirinya juga baru mengetahui tentang beast elemental kemarin dari kakaknya.
Ryan kemudian berjalan membelakangi Zeno, dirinya tidak berlari duluan karena tidak ingin membuat Zeno curiga, dan pada akhirnya, setelah posisi Ryan dan Zeno sudah sangat jauh, Ryan segera berlari keluar meninggalkan hutan beast elemental.
"haha sebentar lagi kau akan menjadi sarapan pagi untuk para beast elemental." gumam Ryan dengan tertawa lirih.
Sementara itu, Zeno merasa kebingungan karena kakaknya tak kunjung balik, dan terpaksa dirinya berjalan mencari kakaknya yang katanya sedang panggilan alam, walaupun sebenarnya kakaknya sudah pergi meninggalkan Zeno sendirian di Hutan.
Namun siapa sangka, saat Zeno berjalan mencari kakaknya, dirinya dikejutkan oleh seekor beruang yang baru bangun dari tidurnya. Menyadari Zeno berada tepat di hadapannya, beruang tersebut langsung berbahagia dan berkata. "Hahaha sepertinya diriku ini tak perlu mencari mangsa untuk dimakan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments
Da Qiao
tega banget, sedarah ituloh/Skull/
2025-04-05
0
Yuko.
mati kagak?
2024-10-03
0
Farel Aqsa
Aku membuat sebuah karya menarik di NovelToon, mohon dukungannya ya!
2024-06-12
2