🎉Novel Story Of Maid diadaptasi menjadi webseries, tayang di MAXSTREAM.
Ariella Anastasya seorang gadis cantik yang nekad kabur dari rumah karena kepindahan nya keluar negri tidak di setujui oleh sang papa, terpaksa bekerja menjadi seorang pembantu di rumah Pranata dan siapa sangka, niatnya yang awalnya hanya ingin melupakan rasa sakit hatinya karena terhianati oleh sahabat dan kekasihnya malah ternyata terpincut cinta kepada sang majikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
"Hoek ... Hoek ... Hoek ...
Setiap pagi Aurel harus memuntahkan seluruh isi perutnya. Entah sampai kapan ia harus merasakan morning sickness seperti ini. Tubuhnya sangat lemas dan kepalanya selalu berdengung setiap kali ia memuntahkan isi perutnya.
"Papa, mama ... " gumam Aurel lirih sambil memejamkan matanya. Setetes air mata kembali membasahi pipinya. Kini ia sedang duduk di lantai dengan menumpukkan kepalanya pada pinggiran closed.
"Sayang, kamu kuat yah bantuin mama buat ngelewatin semua ini. Mama janji akan korbankan segalanya buat kamu." Ucap Aurel lirih sambil mengusap perutnya yang masih rata.
Setelah pusing dan mualnya mulai hilang, Aurel segera bangkit dan membersihkan dirinya baru ia akan mulai membersihkan rumah dan membuat sarapan.
"Raf ... " panggil Aurel membangunkan Raffi setelah ia menyelesaikan pekerjaan nya.
"Raffi, lo gak ada kuliah hari ini?" Tanya Aurel sambil menggoyangkan lengan Raffi.
"Gak! Gue mau ke kantor papa. Jangan ganggu gue!" Ucap Raffi kembali menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya agar tak di ganggu oleh Aurel.
"Mau berangkat jam berapa?" Tanya Aurel lagi berusaha menahan kesal dan amarahnya.
"Gue bilang jangan ganggu gue ya jangan di ganggu. Kuping lo budeg apa tuli sih!" Bentak Raffi karena merasa tidurnya terusik.
"Ya gak perlu ngebentak gitu juga dong!" Seru Aurel yang sudah tidak bisa menahan rasa kesalnya.
"Ini semua gara gara lo!" Ucap Raffi menunjuk wajah Aurel dengan tatapan tajam nya. "Kalau gue gak nikahin lo gue gak perlu terburu buru untuk bekerja dan ngurus kantor!" Ucapnya lagi marah.
"Kalau lo emang gak mau krja ya udah gak usah kerja, gue juga gak pernah minta duit elo kan." Kata Aurel dengan suara tak kalah tinggi.
"Dari kemaren gue udah coba sabar ngadepin sikap elo yang semena mena sama gue ya Raf. Gue diem bukan berarti gue lemah atau takut sama lo. Tapi gue ngehargain lo sebagai suami gue. Kalau emang begini cara lo memperlakukan gue ya sudah mulai sekarang gue gak akan nganggep lo juga sebagai suami gue. Masalah uang lo gak perlu nafkahin gue kalau emang lo gak mau kerja. Gue masih punya tangan dan kaki lengkap otak gue juga masih berfungsi dengan baik jadi gue bisa cari duit sendiri tanpa minta minta sama suami gak punya otak kaya lo!" Ucap Aurel berteriak meluapkan emosi yang sedari kemarin ia pendam.
Raffi hanya terdiam melihat Aurel yang malah balik marah hingga nafasnya naik turun seperti itu. Keduanya kini saling beetatap dengan memancarkan aura kebencian satu sama lain.
"Lo puas puasin tidur seharian kek atau bila perlu gak usah bangun sekalian. Gak bakal gue ganggu lo lagi!" Ucap Aurel lalu segera masuk ke walk in closed untuk mengganti pakaian nya.
Sesampainya di Walk in closed Aurel langsung terjatuh bersandar pada meja dan menangis.
Sekuat kuatnya wanita tetap pasti akan menangis juga.
"Auuwwhh." Aurel meringis saat merasakan perutnya kram akibat dia marah marah meluapkan emosinya sehingga membuat rahim nya menegang dan terjadi kontraksi.
"Tarik nafas keluarkan perlahan." Ucap Aurel memberikan instruksi pada dirinya sendiri.
Setelah merasa tenang, Aurel pergi meninggalkan apartemen untuk ke kampus. Meskipun sedang hamil dan sudah menikah namun Aurel masih tetal melanjutkan kuliahnya. Dia akan mulai cuti saat perutnya sudah mulai membesar nanti. Lagi pula ia juga merasa sangat btuh hiburan daripada di dalam apartemen dia akan stres menghadapi tingkah Raffi yang selalu menyalahkannnya dan tak menganggapnya ada.