NovelToon NovelToon
SIMPANAN KAPTEN

SIMPANAN KAPTEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikahi tentara / Pernikahan rahasia / Poligami / Teen Angst / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:36.1k
Nilai: 5
Nama Author: Penapianoh

Azura Claire Morea, seorang dokter muda yang terpaksa membuat suatu kesepakatan bersama seseorang yang masih berstatus pria beristri.

Ya, dia Regan Adiaksa Putro, seorang kapten TNI AD. demi kesembuhan dan pengobatan sang ibu Azura terpaksa menerima tawaran sang kapten sebagai istri simpanan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penapianoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SIMPANAN KAPTEN 33

Hellen yang senantiasa menggenggam tangannya, tak ingin melepaskannya. azura yang biasanya tegar, kini terlihat begitu rapuh.

"Sayang, kakakku! Tolong bersabar, tolong kuat. Mama pasti sedih, kalau lihat kakak seperti ini." ujar Hellen pelan.

"Mama, yang mau kakak seperti ini, Dek. Kalau tidak, Mama pasti tidak akan ninggalin kaka," ujar azura pelan, nyaris berbisik. Karena suaranya yang sudah sangat parau, akibat terlalu lama menangis.

"Kakak... Saya mungkin orang lain, tidak ada hubungan sedikitpun dengan kakak. Bahkan, tampilan kita berbeda jauh. Rambut saya keriting, rambut kakak lurus. Saya berkulit gelap, kakak putih dan cantik. Semuanya begitu berbeda. Tapi ada satu kesamaan, kita sama-sama memiliki hati dan perasaan. Saya bisa merasakan kesusahan kakak, sebab sayapun sudah pernah kehilangan Papa." Hellen meneteskan air matanya.

"Hidup ini seperti daun, ada yang gugur karena sudah waktunya, dan ada yang gugur karena terkena tiupan angin badai. Namun pohon, selagi dia masih tetap berdiri, dia akan terus mengeluarkan daunnya. Kenapa, karena dia bahagia. Selama dia masih diberi kesempatan untuk hidup, dia akan terus mengeluarkan daunnya, sebagai simbol kesuburannya. Dia ingin pamer, bahwa badai tidak mampu menghentikannya dari membuat dirinya tetap terlihat cantik dengan dedaunan yang rimbun." ucap Hellen.

"Makasih! Kakak akan ingat ini Dek. Tapi sekarang, biarkan kakak menangis sepuasnya. Karena setelah ini, mungkin segalanya tidak akan sama lagi." Hellen mengangguk paham.

Namun, ia sedikitpun tidak pergi dari samping azura.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan lebih, segala persiapan untuk pemakaman sudah selesai. Kini mereka akan berangkat meninggalkan rumah.

Saat ibunya dibawa keluar dari rumah. Hati azura terasa seperti diiris sembilu. Sakit tapi tak berdarah. Tubuhnya terus saja bergetar tanpa henti. Rasanya, dia tidak kuat untuk melangkah.

Terlalu rapuh, hingga dirinya hampir terjatuh beberapa kali, jika ketiga remaja itu, tidak berada disampingnya.

Beberapa temannya dari klinik pun sudah tiba, untuk menghadiri pemakaman ibunya itu.

Saat semua prosesi pemakaman telah dilakukan, dan tanah makan perlahan ditutup kembali. azura yang tak mampu lagi menahan bobot tubuhnya, akhirnya jatuh terduduk di sana.

Ratapan pilunya seakan berlomba lomba dengan suara batu dan tanah makan yang beradu dengan sekop para petugas makam.

Setelah selesai, semua orang mulai bubar dan menyisakan beberapa orang yang masih berada disana, karena ibah dengan keadaan azura yang duduk sambil memeluk lutut dipinggir makam ibunya, sambil menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya.

Hingga tiba-tiba, ada tangan besar yang merangkulnya dari belakang. Sembari memanggil namanya, dengan suara pelan.

"Raa,"

***

Azura yang terduduk di atas tanah pinggir makam ibunya yang masih basah, sambil tertunduk lesu, sangat terkejut dengan pelukan dan suara yang sangat Ia kenali dan rindukan.

Sudah dua bulan berlalu tanpa satupun kabar dari pria pemilik hatinya itu. azura juga memutuskan untuk mengganti nomor teleponnya, sehingga hubungan itu, benar-benar terputus.

Azura benar-benar memfokuskan dirinya pada pekerjaan dan kesembuhan ibunya, hingga perlahan Ia mampu mengatasi rasa sakit hatinya, tentang sikap regan.

Kadang Ia merasa, pria itu terpaksa menjauhinya karena sebuah alasan. Namun, jika mengingat kembali kata-kata pria itu, saat terakhir kali mereka berbicara lewat telepon, azura kembali membuang pikiran itu jauh-jauh.

Ia terus memupuk keberanian dalam dirinya, untuk melangkah meninggalkan pria itu.

Dirinya juga bekerja keras, agar dapat mengganti semua uang yang regan keluarkan untuk dirinya. Agar Ia bisa terbebas dari belenggu, sang Kapten dingin itu.

Namun, semua usahanya itu sia-sia, saat pria itu merangkulnya dalam dekapan besarnya dan berusaha menenangkan hatinya yang sedang porak-poranda karena kepergian sang ibu.

"Seperti biasa, kau selalu ada saat alarm minta tolong dalam hatiku berbunyi, Mas!" lirih azura yang semakin tersedu-sedu dalam pelukan suaminya itu.

"Ibu Mas! Ibuku udah gak ada. Aku ini sangat tidak berguna," ucapan itu, seperti belatih yang mengoyak-ngoyak hatinya sendiri.

Regan membiarkan azura terus menangis dalam pelukannya, tanpa mengatakan sepatah katapun. Ia hanya terdiam, sebab Ia sendiripun memiliki masalah yang harus diselesaikan dengan istrinya itu.

Azura mungkin melupakan masalahnya saat ini karena sedang sangat terpukul. regan harus bersiap untuk kemungkinan, bahwa setelah wanita itu sedikit membaik dan mengingat perbuatan dan perkataannya pada malam itu, mungkin Ia akan kembali marah.

Beberapa orang yang bertahan disana, karena merasa sayang pada azura, akhirnya pamit dan pergi, karena ada pria tampan yang sedang memeluk sang dokter, yang artinya, dia memiliki pelindung dan penghibur.

Kini tinggal dirinya dan regan yang masih berada dipinggir makam sang ibu. azura tidak mampu untuk pergi meninggalkan ibunya disana sendiri. Ia merasa sayang, oleh sebab itu Ia masih berada disana.

Ketiga gadis itu, sudah pulang lebih dulu. Setelah terdiam beberapa lama, akhirnya azura tersadar akan sesuatu.

"Mas... Kok kamu disini? Kamu tahu darimana, ibu meninggal Mas?" tanya azura sembari menatap lekat-lekat wajah asing yang berada dihadapannya ini.

Ya, regan datang dengan wajah yang berbeda. Ia ingin menyembunyikan identitasnya. Namun, kehadirannya, aroma maskulin pria itu, suaranya, tatapan matanya, semuanya begitu melekat dalam ingatan azura, sehingga jika hanya wajah yang berubah, azura tetap akan mampu mengenali suaminya itu.

Hellen yang awalnya bingung dan ingin memberitahukan perihal pria asing yang datang dan memeluk azura pada regan, lebih dulu didatangi oleh Bima yang segera memberitahukan bahwa pria itu adalah regan kakaknya, yang sedang menyamar, dengan menggunakan wajah silikon.

"Ra, ayo kita pulang! Kamu butuh istirahat. Ibu pasti sedih, lihat kamu seperti ini," ujar regan, berusaha menenangkan hati istrinya.

"Mas, kamu belum jawab pertanyaanku. Kok kamu bisa ada disini? Bukannya kamu lagi di Papua? Lalu, darimana kau tahu, ibu meninggal Mas?" tanya azura dengan suara parau, sebab terlalu lama menangis.

"Suamimu ini regan adiaksa Ra, dah itu ajah yang aku pengen bilang. Sekarang, kita pulang yukk!"

Azura tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan. Namun, hatinya menghangat, kala mengetahui, suaminya itu, tak pernah benar-benar mengabaikannya.

Meskipun Ia tidak tahu, akan bagaimana kelanjutan kisah mereka. Namun untuk sementara, hatinya bahagia, sebab suaminya ada disisinya, saat ini.

Azura akhirnya mengangguk dan mereka segera pergi meninggalkan makam ibunya, menggunakan mobil regan.

Setibanya di rumah, ada beberapa orang yang menunggu di sana untuk berbela sungkawa. regan yang ikut masuk ke dalam rumah, menarik perhatian mereka.

Mereka tersenyum ramah pada regan. Namun pria itu, seperti memiliki wajah tebal, yang akan tersenyum, hanya pada orang yang Ia inginkan.

Regan terus masuk ke dalam dan duduk di ruang makan kontrakan azura itu. Ia segera mengontak-atik handphone-nya dan mengirimkan pesan entah pada siapa.

"Mas, duduk disini ajah yah, gak enak dilihat orang. Aku mau mandi dulu!" Regan mengangguk.

"Oh, ya udah. Mandi sana," ujar Regan, sambil menggigit bibirnya.

Azura yang melihat hal itu, terkekeh geli. Dasar suami mesum, pikirnya.

Setelah azura berlalu, Hellen segera mendekati kakaknya itu. Dia menatap wajah itu lekat-lekat.

"Kakak," panggil Hellen.

"Hmm," regan hanya berdehem dan terus memperhatikan Hellen dengan tatapan bingungnya.

"Ko pu muka yang ini, kayaknya lebih ganteng dari, kakak ko pu muka asli," gurau Hellen yang kemudian tertawa kecil, melihat wajah kesal regan.

"Ah, Ko stop sudah. Ko coba cek Tentara-tentara satu Indonesia nih, yang paling ganteng tuh, siapa lagi kalau bukan ko pu kakak regan nih."

"Aihh mama ee, sombong sekali," Hellen mencebik.

"Bah, ko tra percaya kah?" regan terus saja menggoda adiknya itu.

"Kakak, sa ada punya sesuatu untuk kakak, tapi janji ee, jangan kasi tau kaka azura!"

"Apa tuh?"

"Janji dulu!"

"Iyoo, kakak janji." Ujar regan sembari mengangkat dua jari.

Hellen segera mengeluarkan amplop putih dari dalam dompetnya.

"Ini kakak, ini sepertinya surat."

"Surat dari siapa?"

"Surat dari kakak ko pu mama mantu. Sebelum pergi, Mama titip di saya. Mama bilang, jangan kasih tahu kak azura. Jadi tidak tahu, apa yang ada didalam sana. Nanti kakak baca saat pulang, Okey?!"

Regan mengangguk. "Makasih dek!" Hellen mengangguk sedih.

"Yang ini sepertinya untuk kakak azura, tapi sa tidak tahu, harus kapan ngasihnya. Sa takut, nanti kakak azura menangis lagi. Jadi, bagaimana kalau kakak saja yang kasih ke kaka azura?"

Regan mengangguk dan segera meraih surat itupun untuk disimpan.

Tidak lama berselang, ada beberapa orang suruhan regan, yang datang untuk membawa beberapa hidangan dan minuman untuk disuguhkan pada orang-orang yang datang kesana untuk berbelasungkawa.

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, azura yang sudah sangat kelelahan, akhirnya menutup pintu rumahnya dan duduk di sofa ruang tamu dengan ditemani regan.

Azura duduk sambil bersandar di tubuh pria itu. Tak ingin berbicara sepatah katapun. Ia hanya terdiam sendiri di sana. Tenggelam dalam lautan kesedihannya.

Namun, airmata itu sudah mengering. Hanya menyisakan rasa sakit hati yang rasanya takkan pernah sembuh.

1
Intan Nurwulan
Double up donk ka othor
Farid Atallah
uhhh lanjut dong Thor 😅
Siti Maryati
perasaan jd nano"
Siti Maryati
up Doble plisss
Intan Nurwulan
Mau donk ka double up
Sllu nunggu ka othor up
shenina
ternyata saudara tiri.. pantas busuk hatinya
reti
mau banget kak..
bab super mewek..
ayo zura jgn putus asa..
Milla: mau kk
total 2 replies
🩷nining
mau banget.🤭....di tunggu up berikut nya ya
reti
lanjut kak.
ceritanya makin seru
Farid Atallah
lanjut dong Thor 😚
𝐩𝐞𝐧𝐚𝐩𝐢𝐚𝐧𝐨𝐡: udah up ya kak darii tdi. tpi sementara proses review☺
total 1 replies
reti
kak, serius zura uda diperkosa?
reti
ceritanya bagus lho..
knp yang baca sedikit?
setiap baca tiap bab selalu penasaran lanjutannya
terima kasih kak author
💖
reti
semoga tdk diperkosa
🩷nining
kasian banget nasib azura
kalea rizuky
ibunya tolol punya suami. gk guna makanya g usah buk gatel bgt sih mending urus anak kan kayak gini siapa susah anak mu bukan suami barumu
kalea rizuky
tolol regan harusnya di rekam lah buat bukti gugat tentara kok. goblokk
kalea rizuky
jd dokter kok oon heran liat si azzura ne lemah bgt sumpah mudah di injak2 harga diri uda macam pelacur.. trs nambah karena otak nya yg dungu
Deti Rinawati
baguss,,suka banget..d tunggu up ny kk👍🏻👍🏻
Siti Maryati
bacanya nano" rasanya. minta tegas dong Azura dan ibunya
jd satu" masalah beres
kasian juga
Farid Atallah
ceritanya bagus Thor
lanjut dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!