NovelToon NovelToon
Perjodohan Yang Tidak Diinginkan

Perjodohan Yang Tidak Diinginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cintapertama
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: mommy Almira

Sagara begitu terluka dan sakit hati saat gadis yang baru saja dinikahinya beberapa jam lalu yang bernama Thania memintanya untuk menalaknya.Iya, Thania gadis yang dia cintai secara diam- diam sejak lama dan berhasil dia nikahi dengan cara dijodohkan oleh orang tua mereka, ternyata tidak mencintai Sagara. Dengan berdalih ingin melanjutkan kuliah, tepat di malam pertama Thania meminta Sagara untuk menceraikannya.

Apakah Sagara akan rela melepaskan Thania, gadis yang begitu dia cintai dan merupakan cinta pertamanya...? Yuk baca cerita selengkapnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Di mana pak Thamrin...?

Sagara keluar dari rumah dengan raut wajah emosi. Dia segera menghampiri sekertaris Jo yang sudah menunggu di mobil. Melihat sang tuan datang, sekertaris Jo bergegas membukakan pintu mobil.

"Selamat pagi tuan..." ucap sekertaris Jo.

Namun Sagara tidak menjawab sapaan dari sekertarisnya itu. Dia langsung duduk di jok mobil tanpa mengucapkan sepatah katapun. Sekertaris Jo menghela nafas. Iya, tentu saja sekertaris Jo tahu jika tuan nya pasti sedang kesal.

Sampai di perusahaan, Sagara dan sekertaris Jo langsung naik ke lantai tujuh menggunakan lift. Sagara berhenti beberapa saat di depan ruang divisi keuangan. Matanya mengarah ke Shaina yang sedang sibuk dengan komputernya.

Merasa ada yang memperhatikan, Shaina pun menoleh ke pintu ruang divisi keuangan. Pandangan mata Shaina pun betemu tatapan dingin Sagara.

"Hah...! Ngapain tuh orang lihatin aku..." ucap Shaina dalam hati kemudian menutupi wajahnya dengan kertas hvs yang ada di depannya karena tidak mau bertatap muka dengan Sagara.

Melihat tingkah Shaina, Sagara pun tersenyum tipis kemudian dia melanjutkan langkahnya ke ruang kerjanya.Setelah Sagara pergi, Shaina meletakkan kembali kertas HVS ke atas meja.

"Hah...!'' Shaina menghela nafas.

Shaina menoleh sekilas ke arah Thania yang meja kerjanya ada di sampingnya. Shaina kembali teringat dengan perkataan Sagara yang mengatakan bahwa dia sudah berpisah dengan Thania.

"Tuan Sagara bilang dia sudah pisah dengan nona Thania, tapi kenapa waktu itu nona Thania bilang bahwa tuan Sagara adalah suaminya. Dan sepertinya nona Thania salah paham dan cemburu denganku....'' ucap Shaina dalam hati.

"Kalau mereka sudah bukan suami istri lagi kenapa nona Thania cemburu...? Apa mereka masih saling cinta...? Oh ya ampun, kalau mereka masih saling cinta kenapa bercerai...?" sambung Shaina.

"Aku benar- benar penasaran, apa sih penyebab mereka cerai...?'' ucap Shaina.

"Sha... Dipanggil tuh..." Bimo menepuk lengan Shaina.

"A..apa...?'' Shaina nampak.kaget.

"Itu dipanggil Alvian..." Bimo menunjuk Alvian yang sedang berdiri di dekat meja telpon sambil memegang gagang telpon.

Iya, karena kelamaan melamun Shaina sampai tidak mendengar ketika Alvian memanggilnya.

"Sha... Kamu melamun apa budek...? Dipanggil dari tadi diem aja... " ucap Alvian.

"I..iya maaf..." sahut Shaina.

"Ini ada telpon dari pak Jatmiko..." ucap Alvian sambil mengulurkan gagang telpon kepada Shaina.

"Pak Jatmiko siapa...?'' tanya Shaina.

"Ish...kamu ini, pak Jatmiko manager personalia yang baru. Masa kamu tidak tahu sih...'' jawab Alvian.

Iya, setelah pak Tamrin dipecat, perusahaan telah mendapatkan penganti pak Tamrin yaitu pak Jatmiko sebagai manager divisi personalia. Dan dia baru tiga hari menjabat. Mendapat telpon darinya, tentu saja perasaan Shaina menjadi tidak enak.

"Kenapa manager personalia menelponku...? Ada apa ini...?'' ucap Shaina dalam hati merasa cemas.

"Eh malah bengong... Ini ada telpon..." ucap Alvian.

"I..iya..." Shaina menghampiri Alvian di meja telpon.

Alvian pun memberikan gagang telpon itu kepada Shaina.

"Ha..halo..." ucap Shaina sambil menempelkan gagang telpon ke telinganya.

"Sa...saya...? Ba...baik...saya ke sana sekarang..." ucap Shaina kemudian menutup telponnya.

"Oh ya ampun ada apa ini...? Kenapa saya harus menghadap pak Jatmiko...? Apa ini ada hubungannya dengan uang yang ditransfer ke rekeningku...?'' ucap Shaina dalam hati.

"Sha... ada apa sih...? Bengong mulu dari tadi...? Kamu disuruh apa sama pak Jatmiko...?'' tanya Alvian karena melihat Shaina bengong setelah menutup telponnya.

Arsil, Bimo dan Thania pun menoleh ke arah Shaina yang terlihat tidak tenang.

"Oh... Nggak kok...aku... Ehm...aku disuruh ke ruangan pak Jatmiko...'' jawab Shaina kemudian dia bergegas keluar dari ruang divisi keuangan.

"Dia kenapa sih...? Kok kelihatan cemas begitu...?'' tanya Arsil kepada Alvian.

Alvian menggelengkan kepalanya.

"Paling dia dapat masalah lagi. Kamu kan tahu sendiri Shaina seperti apa orangnya..." ucap Alvian.

Mereka lalu melanjutkan pekerjaannya lagi. Sedangkan Shaina turun ke lantai enam menuju ruang manager divisi keuangan menemui pak Jatmiko.

"Masuk..." ucap pak Jatmiko ketika Shaina mengetuk pintu ruang kerjanya.

"Silahkan duduk...." ucap pak Jatmiko.

"Ada apa ya bapak meminta saya datang ke sini...?'' tanya Shaina.

Pak Jatmiko lalu menjelaskan kepada Shaina, sebagai manager baru dia baru saja mengecek pembukuan tentang gaji karyawan. Dan pak Jatmiko kaget melihat uang dengan jumlah yang cukup besar masuk ke rekening Shaina. Pak Jatmiko pun meminta pada Shaina untuk menjelaskan hal tersebut.

"Be..benar pak, memang ada sejumlah uang yang ditransfer ke rekening saya. Jumlahnya ada seratus lima puluh juta. Ta..tapi saya sudah mengembalikan uang itu pak. Dan saya hanya mengambil uang sesuai dengan gaji saya ..." ucap Shaina.

"Kamu sudah mengembalikannya...?" tanya pak Jatmiko. Shaina pun mengangguk.

"Ke siapa...?'' tanya pak Jatmiko.

"Saya mengembalikannya ke pak Thamrin, pak..." jawab Shaina.

"Ke pak Thamrin...? Kenapa kamu mengembalikannya ke pak Thamrin...? Kan pak Thamrin sudah tidak bekerja di sini lagi...?'' tanya pak Jatmiko.

"I..iya pak... Ta...tapi... Sa...saya kemarin masih ketemu sama pak Thamrin di parkiran mobil. Karena kan dia yang mengurus soal gaji karyawan. Jadi saya mengembalikannya ke pak Thamrin..." jawab Shaina.

Pak Jatmiko menghela nafas. Lalu pak Jatmiko memberitahu Shaina jika dia tidak menerima pengembalian uang tersebut dari pak Thamrin

"Ta...tapi saya beneran mengembalikannya pada pak Thamrin kok pak, saya nggak bohong..." ucap Shaina.

"Ya tapi saya tidak menerimanya..." sahut pak Jatmiko.

"Saya tidak mau ya Shaina...pokoknya uang itu harus kembali, itu uang perusahaan. Kamu harus bertanggung jawab. Saya tidak mau kalau tuan Sagara sampai tahu soal ini..." sambung pak Jatmiko.

Shaina pun terlihat panik. Kalau sampai Sagara tahu soal ini pasti akan jadi masalah besar.

"I..iya pak Sa..saya akan menghubungi pak Thamrin..." ucap Shaina.

Shaina lalu mengambil ponselnya kemudian menekan nomor pak Thamrin.

"Nomor yang anda tuju tidak aktif..."

"Lho.. Kok nomornya nggak aktif sih .." ucap Shaina panik.

Shaina menekan nomor itu sekali lagi. Tapi lagi- lagi tidak aktif.

"Bagaimana...?'' tanya pak Jatmiko.

Shaina menggelangkan kepala.

"Nomornya pak Thamrin tidak aktif, pak..." jawab Shaina.

Pak Jatmiko menghela nafas.

"Lalu bagaimana ini...? Saya sudah diminta sekertaris Jo untuk membuat laporan secepatnya..." tanya pak Jatmiko.

"Ehm...aduh... Gimana ya...'' jawab Shaina nampak gelisah.

"Sha...ini kesalahan kamu... Pak Thamrin itu dikeluarkan dari perusahaan ini karena dia ada kasus. Kok bisa- bisanya kamu memberikan uang itu padanya yang jelas- jelas sudah bukan karyawan di perusahaan ini lagi...?'' tanya pak Jatmiko.

"Sa..saya tidak tahu soal itu pak..." jawab Shaina.

"Saya tidak mau tahu ya Sha...Dan saya juga tidak sepenuhnya percaya sama kamu kalau kamu sudah memberikan uang itu pada pak Thamrin. Bisa saja kan kamu berbohong, dan uang itu sudah kamu pakai...'' ucap pak Jatmiko.

"Ti..tidak pak...tidak seperti itu... Mana mungkin saya memakai uang yang bukan hak saya..." sahut Shaina tentu saja mengelak karena dia memang sudah memberikannya pada pak Thamrin.

"Ya sudah kalau begitu kamu buktikan saja ucapanmu..." ucap pak Jatmiko.

Shaina menggigit bibir bagian bawahnya.

"Ba...baik pa, saya akan menghubungi pak Thamrin. Dan saya akan buktikan kalau perkataan saya benar. Saya tidak bohong..." sahut Shaina.

"Tapi ingat Sha... Saya hanya bisa memberimu waktu tiga hari. Karena laporannya harus diberikan pada tuan Sagara tiga hari lagi...." ucap pak Jatmiko.

"Ba...baik pak..." jawab Shaina.

Shaina lalu keluar dari ruang kerja pak Jatmiko. Sambil menuju ke lantai tujuh, Shaina pun kembali menghubungi nomor pak Thamrin.

"Ayo dong tersambung...." ucap Shaina sambil menempelkan ponselnya di telinga.

Namun lagi- lagi nomor pak Thamrin tidak aktif.

"Oh ya ampun... Kenapa nomornya nggak aktif sih...?'' Shaina semakin panik.

"Bagaimana ini Ya Alloh... Aku akan dapat masalah besar kalau tidak bisa menghubungi pak Thamrin..." ucap Shaina.

"Oh ya ampun....Pak Thamrin di mana sih...?'' Shaina mengacak rambutnya.

"Kamu kenapa...?''

"Hah...?''

Iya Shaina kaget karena di depannya ada sekertaris Jo.

"Oh ti..tidak....tidak papa sekertaris Jo..." ucap Shaina segera merapihkan rambutnya dengan jari tangan.

"Permisi..." Shaina langsung lari menuju ke ruang divisi keuangan.

"Kenapa lagi sih dia...?'' gumam sekertaris Jo sambil menggeleng- gelengkan kepalanya.

Sesampainya di meja kerjanya, Shaina langsung duduk.

"Oh ya ampun..." Shaina meremas rambutnya.

Bimo, Alfian, Arsil dan Thania menoleh ke arah Shaina yang nampak kusut.

"Sha... Kamu kenapa...?'' tanya Bimo.

"Oh ya ampun Bimo... Tolong ambilkan aku air putih...kepalaku pusing sekali..." rengek Shaina.

"I...iya..." Bimo segera bangun dari duduknya kemudian mengambil air putih di dispenser.

"Ini, minumlah...'' Bimo memberikan segelas air putih pada Shaina.

Shaina pun segera meminumnya hingga habis.

"Kamu kenapa Sha...?'' Bimo si paling perhatian merasa khawatir dengan teman baiknya itu.

"Hah...! Aku nggak tahu harus ngapain sekarang..." ucap Shaina.

"Kamu kenapa sih Sha...?'' tanya Bimo.

"Kamu habis dimarahi sama pak Jatmiko ya Sha...? Bikin kesalahan apa lagi kamu...?'' tanya Alvian.

"Ish... Kamu ini... Kamu itu nggak tahu apa- apa mending kamu diam aja deh...!'' jawab Shaina kesal.

Alvian pun mendengus kesal.

🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Jam istirahat tiba, di saat pegawai lain sedang asik menikmati makan siang, tapi tidak dengan Shaina. Dia memilih pergi ke mushola di samping tempat parkir. Setelah selesai sholat dhuhur Shaina duduk di kursi panjang di samping mushola sambil terus menghubungi pak Thamrin. Namun lagi- lagi nomornya tidak aktif. Tentu saja Shaina stres.

"Hah...! Bagaimana ini...? Apa dia ganti nomor...?'' ucap Shaina terlihat kesal.

Tak lama kemudian Shaina melihat salah satu pegawai divisi keuangan yaitu Putra yang akan pergi ke mushola.

"Putra...'' panggil Shaina sambil berjalan menghampiri Putra.

"Ada apa...?'' tanya putra menghentikan langkahnya.

"Ehm...kamu tahu tidak alamat rumahnya pak Thamrin...?'' tanya Shaina.

Iya, karena nomor pak Thamrin tidak bisa dihubungi, Shaina pun berniat untuk datang ke rumahnya.

"Aku nggak tahu..." jawab Putra.

"Masa nggak tahu sih, kamu kan satu divisi sama dia..." sahut Shaina.

"Memangnya kalau satu divisi harus tahu rumahnya...? Kamu sendiri tahu rumah teman- teman yang satu divisi dengan kamu...?" tanya Putra.

"Ehm.. Nggak juga sih...?'' jawab Shaina sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Putra menghela nafas. Lalu dia memberitahu Shaina kalau dia memang tidak terlalu dekat dengan pak Thamrin. Begitu juga dengan pegawai divisi personalia yang lain, mereka tidak tahu banyak tentang pak Thamrin. Karena pak Thamrin orang yang cukup tertutup.

Namun setelah pak Thamrin dipecat dari perusahaan, semua pegawai di divisi personalia baru mengetahui bahwa pak Thamrin sering memakai uang perusahaan tanpa ijin. Selain itu dia juga berhutang pada sesama manager dari divisi lain tapi susah sekali untuk membayarnya. Oleh sebab itu perusahaan memberhentikan pak Thamrin karena sudah membuat resah.

Shaina menghela nafas dan menghembuskannya dengan kasar.

"Kamu kenapa sih...? Apa uang kamu juga dipinjam oleh pak Thamrin dan belum dikembalikan...?'' tanya Putra.

Shaina diam, dan dia kembali menghela nafas.

"Memang banyak kok korbannya pak Thamrin. Harusnya kemarin sebelum pak Thamrin pergi, kamu tagih tuh..." ucap Putra yang mengira bahwa pak Thamrin meminjam uang pada Shaina.

"Aduuhhh.... Aku harus nanya ke siapa nih alamat rumah pak Thamrin....?'' tanya Shaina.

"Kamu tanya saja ke bagian HRD, pasti mereka masih menyimpan berkas- berkas tentang pak Thamrin..." ujar Putra.

"Oh iya ya ... Makasih ya..." Shaina bergegas pergi ke bagian HRD.

Namun setelah sampai ke ruang HRD Shaina dibuat kecewa karena berkas- berkas tentang pak Thamrin sudah dibuang karena pak Thamrin sudah bukan bagian perusahaan ini lagi. Shaina pun kembali ke ruang divisi keuangan. Di sana masih sepi hanya ada Thania saja. Sedangkan pegawai lain mungkin masih ada di kantin karena sekarang masih jam istirahat.

Sedangkan Shaina tidak berselera untuk makan siang. Pikirannya terlalu kalut memikirkan bagaimana dia bisa menghubungi pak Thamrin.

Shaina masuk ke ruang divisi keuangan. Dan di meja kerjanya Thania nampak asik dengan ponselnya dan sesekali tersenyum. Iya, rupanya dia sedang berbalas pesan dengan kedua sahabatnya yaitu Niken dan Jeni.

Melihat Shaina masuk ke ruangan tersebut, Thania pun melirik sekilas ke arah Shaina. Raut wajahnya yang tadinya senang berubah masam. Iya, sejak kejadian setelah meeting waktu itu, Thania memang lebih sering mendiamkan Shaina. Dia tidak mau bicara dengan Shaina. Bahkan ketika ditanya pun dia hanya menjawab seperlunya dengan ketus. Untuk masalah pekerjaan pun Thania lebih memilih bertanya pada Alvian atau yang lainnya.

Shaina menghela nafas melihat wajah masam Thania padanya.

"Nona...apa nona Thania masih kesal padaku...?'' tanya Shaina. Namun Thania hanya diam.

"Nona...bicara lah padaku... Jangan seperti ini nona...aku tidak mau kita diam- diaman terus..." ucap Shaina berdiri di depan meja kerja Shaina.

Thania bukannya menjawab, namun dia malah bangun dari duduknya lalu menuju cafe maker lalu membuat kopi panas.

"Kenapa nona marah sama aku, aku nggak ada hubungan apapun sama tuan..." ucap Shaina. Thania lagi- lagi diam. Dia sibuk membuat kopi.

"Minggir lah...! " seru Thania setelah selesai membuat kopi.

"Nona...tolong jawab aku, kita harus bicara..." Shaina memegang tangan Thania yang sedang memegang cangkir berisi kopi panas.

"Aku bilang minggir...!'' bentak Thania sambil menghempaskan tangan Shaina.

"Auw...!!'' teriak Shaina karena kopi panas tersebut menyiram tangannya.

Bersambung....

1
ChikoRamadani
Lanjut double mommy.
kira" pak thamrin bakalan jujur apa tidak yah, uangnya sudah diberikan ke fandi. jadi biar jelas arah uangnya kemana... karena berita beredar kalau pak thamrin suka berhutang ke semua orng yg ada dikantor ataupun korupsi... eh si fandi malah ngamuk shaina bertanya tentang uang itu, jadi penasaran apa motifnya fandi menghamburkan uang kelebihan gaji shaina....
Mommy Almira: Tunggu bab sekanjutnya ya 😊
total 1 replies
Salsa
Sagaara naksir tuh SMA Shaina. 😍
Asmara
Mungkin uangnya dipake dibawa kabur SMA Thamrin, aduh Shaina yg kena deh .. kasihan
Asmara
Sebenarnya Sagara cinta sama Shaina cuma dia masih gengsi aja mengakuinya
Salsa
Kaasihan banget sih kamu Shaina, rumit bgt hidupmu... sabar ya.. kamu cewek kuat ... itu juga si Thaania hadeh... sengaja pasti tuh numpahin kopi panas ke tangan Shaina, cemburu sih cemburu tpi nggak segitunya kali...
partini
nurut aja sama Oma toh kamu tidak ada rasa sama si gadis preman'
Wang
Sagara sma s Jo bukan jeruk mkn Jeruk Shaina,. tapi Sagara cemburu krna kamu pegang tangannya sekertaris Jo, dia suka sma kamu maknya ngak rela kamu pegang cowok lain 😄
Mommy Almira: Nggak peka ya kak 😁
total 1 replies
Mommy Almira
Ehm...gimaya ya 😁
partini
lah malah di kira suka batangan 🤦
ta ttp aja jadi gosip orang ga ada yg tau kalau kamu mudah berpisah hemmmmm memang 1/2 ons susah ga mau upgrade 😂😂
Mommy Almira: Nanti pelan" kak 😁
total 1 replies
Salsa
Shaina lucu ya ,,, 😄😄, Mereka berdua cocok Thor, jodohkan merka ya, buat Sagara SMA Thania cerai resmi aja lah
Mommy Almira: Ehm gimana ya... 😁
total 1 replies
partini
serba salah jadinya,like maju kena mundur kena
ini juga tuan saga aja yg masih stuck di 1/2 ons 🤦🤦🤦
Asmara
Ih nggak malu Thania, eh kamu kan daf menolah Sagara, minta cerai , kenapa sekarang kamu bilang dia sumimu dan menyalahkan Shaina krna akrab dg Sagara ..
Mommy Almira: Cemburu 😁
total 1 replies
Wang
Kasihan Shaina
Asmara
Sagara jangan galak'' dong SMA Shaina , km cinta kan SMA dia , cuma masih gengsi aja buat mengakuinya 🤭
Asmara
Nyonya Daniel hilang ingatan kali ya,
Dih dulu nolak Sekarang cemburu Thania...Thania..
Asmara
Hati Sagara sudah bkun buat kamu lagi Than... udah pindah ke lain hati 🤭
partini
apes apes ,,saga gedeng dasar CEO 1/2 ons
ChikoRamadani
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ Sangat menarik
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...

terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
Mommy Almira: Aminn... terima kasih kak 🥰
total 1 replies
ChikoRamadani
sudah dinikahin malah minta ditalak, karena alasan mau fokus kuliah lah begitu kata thania...
eh, sekarang dia yg cemburu sagara dekat dengan shania .. tapi kalau memang sagara mulai ada rasa dengan shania, segeralah urus perceraian resmimu dengan thania biar dia nyesek telah menolak dirimu.
Mommy Almira: Nggak boleh cerai sma nyonya besar kak, jdi bingung 😁
total 1 replies
partini
harap di maklumi Jo bosmu kui 1/2 ons
Mommy Almira: slh sndiri dulu minta talak sih 😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!