NovelToon NovelToon
Tangisan Di Malam Pertama

Tangisan Di Malam Pertama

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Selingkuh / Cinta Terlarang / Tamat
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Naia Seora 25 tahun, pengantin baru yang percaya pada cinta, terbangun dari mimpi buruk ke dalam kenyataan yang jauh lebih mengerikan yaitu malam pertamanya bersama suami, Aryasatya, berakhir dengan pengkhianatan.


Naia dijual kepada pria bernama Atharva Aldric Dirgantara seharga dua miliar. Terseret ke dunia baru penuh keangkuhan, ancaman, dan kekerasan psikologis, Naia harus menghadapi kenyataan bahwa kebebasan, harga diri, dan masa depannya dipertaruhkan.


Dengan hati hancur namun tekad menyala, ia bersumpah tidak akan menyerah meski hidupnya berubah menjadi neraka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 34

Sedangkan di tempat yang cukup jauh dari rumah bersalin itu, Tuan Muda Atharva tengah sibuk di dalam ruang kerjanya yang luas di lantai paling atas Leons Corp.

Berkas-berkas laporan keuangan menumpuk di atas meja, sementara layar laptopnya menampilkan sederet angka dan grafik yang membuat dahi siapapun bisa berkerut hanya dengan sekali lihat.

Sudah berjam-jam lamanya ia tenggelam dalam pekerjaannya tanpa henti. Mata kirinya mulai terasa perih, sementara mata kanannya yang masih belum bisa melihat akibat luka ketika kecelakaan membuat pandangannya sering kabur.

Di kursi kebesarannya yang empuk berwarna hitam, tubuh Atharva akhirnya menyerah pada lelah. Ia menyandarkan kepalanya, menutup mata sejenak dengan niat hanya beristirahat sebentar. Namun tanpa sadar, ia malah tertidur pulas.

Di luar, langit mulai berwarna jingga keemasan. Suara azan magrib dari masjid terdekat sayup-sayup terdengar melalui kaca besar ruangan itu.

Dio, Mike, dan Lampard tiga orang asisten kepercayaannya yang sejak tadi sibuk bekerja, saling pandang saat melihat sang CEO terlelap.

“Biarin aja dulu, ya,” bisik Dio pelan.

“Kayaknya Tuan Muda udah capek banget hari ini.” timpalnya Lampard.

Mike mengangguk. “Iya. Jarang banget beliau bisa tidur kayak gitu. Biasanya cuma rebahan sepuluh menit langsung kerja lagi.”

Lampard menimpali dengan suara rendah, “Kita lanjut saja, jangan ganggu. Aku takut beliau kebangun dan akibatnya beliau marah-marah.”

Mereka bertiga pun kembali fokus pada pekerjaan masing-masing, sementara ruangan itu tenggelam dalam ketenangan sore hari menjelang malam.

Namun di dalam tidurnya, Atharva memimpikan sesuatu yang begitu nyata.

Ia berdiri di tengah taman luas yang diterangi cahaya lembut senja. Angin berhembus perlahan, membawa aroma bunga dan suara tawa kecil yang menggema dari kejauhan.

Dari arah yang samar, empat anak kecil berlari ke arahnya dengan langkah-langkah kecil dan suara riang.

“Daddy!”

“Daddy! Tunggu kami!”

Atharva menatap mereka empat wajah mungil yang tak pernah ia lihat sebelumnya, tapi entah mengapa terasa sangat dekat di hatinya.

Yang pertama, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan, matanya abu muda, kulitnya seputih pualam bernama Aydena. Ia berlari paling depan sambil tersenyum lebar.

Lalu di belakangnya, tiga anak laki-laki berlari saling berkejaran Kayden, Rayden, dan Zayden.

Kayden berambut hitam bergelombang seperti orang Indonesia asli, Rayden bermata sipit dan berwajah tenang, sedangkan Zayden, dengan rambut cokelat muda dan bola mata biru keabu-abuan, tampak paling ceria di antara mereka.

Atharva berjongkok, membuka kedua tangannya lebar-lebar.

“Kemari, anak-anakku…” ucapnya dengan suara bergetar.

Keempat anak itu memeluknya bersamaan, tertawa riang sambil memanggil-manggilnya.

“Daddy! Daddy!”

Namun dalam pelukan itu, tiba-tiba angin bertiup kencang. Langit yang tadi indah berubah gelap.

Satu per satu bayangan anak-anak itu memudar, seperti kabut yang terbawa pergi oleh angin.

Atharva mencoba meraih mereka. “Jangan pergi! Tunggu..!” serunya panik.

Tapi suaranya seolah tenggelam dalam kehampaan.

“Daddy…” suara kecil itu memanggil pelan untuk terakhir kali, sebelum semuanya benar-benar lenyap.

“Tunggu!! Jangan pergi!!” Teriaknya Atharva dengan nafasnya yang memburu.

Atharva terlonjak bangun dari tidurnya. Nafasnya kemudian tersengal, keringat dingin membasahi pelipisnya hingga hampir seluruh baju kemejanya basah terkena keringat.

Dia menatap sekeliling ruangan, berusaha memastikan dimana dirinya berada.

Atharva mengusap wajahnya dengan gusar,” apakah aku hanya bermimpi?”

Dio yang mendengar suara kursi berderit segera menoleh. “Tuan Muda, Anda baik-baik saja?”

Atharva mengangguk pelan sambil mengusap wajahnya dengan gusar. “Aku cuma bermimpi.”

Mike mendekat sedikit. “Mimpi apa, Tuan?” tanyanya mulai kepo.

Atharva menatap kosong ke arah jendela besar, ke langit sore yang mulai temaram. Suaranya berat, nyaris seperti gumaman.

“Aku bertemu dengan empat anak kecil mereka memanggilku Daddy.” jawabnya.

Ruangan itu hening seketika. Dio, Mike, dan Lampard saling pandang tanpa berani berkata apa pun.

“Kenapa wajah ketiganya mirip denganku waktu aku kecil dan hanya satu dari mereka yang berbeda wajahnya denganku.” Monolog Atharva.

Atharva berulang-ulang membuang nafasnya dengan berat.

“Siapa sebenarnya mereka dan apa hubungannya aku dengan mereka? Ini pertama kalinya aku bermimpi bertemu dengan anak kecil seumur hidupku,” Atharva membatin.

Sementara Atharva menatap kosong ke arah senja di balik kaca, dadanya terasa sesak oleh perasaan yang bahkan tak bisa ia jelaskan.

“Apa maksud dari mimpiku itu?” Batinnya yang bertanya-tanya tentang mimpinya barusan.

Berselang beberapa menit kemudian, Atharva bukannya melanjutkan pekerjaannya malah kembali tertidur dan berharap dalam tidurnya, ia kembali bermimpi dan dipertemukan dalam mimpinya dengan keempat anak kecil yang wajahnya plek ketiplek dengan wajahnya.

“Apa jangan-jangan Tuan Muda Atharva punya anak?” celetuk Mike tiba-tiba, memecah keheningan di ruangan CEO itu.

Dio yang duduk di sebelahnya langsung menepuk pundaknya pelan. “Nggak mungkin, Mike. Setahu gue, keempat istrinya Tuan Muda nggak ada yang bisa ngasih keturunan alias mandul dan mereka sudah cerai sangat lama, kan? Mereka semua udah diperiksa di dokter kandungan terbaik, dan hasilnya sama ngga ada yang subur.”

Lampard yang sejak tadi berdiri di dekat jendela menatap tajam dua rekannya itu. Tatapan yang jelas-jelas bermakna kalau meminta kepada keduanya diamlah sebelum kebablasan. Tapi sayangnya, Mike dan Dio seolah tak menangkap sinyal itu.

Mike justru bersandar santai di kursinya. “Eh, tapi... kalau bukan dari salah satu mantan istrinya yang hasil perjodohan dengan tuan muda Atharva, jangan-jangan Nona Muda Naia Seora yang hamil?” tanyanya pelan namun penuh rasa ingin tahu yang ucapannya bernada menebak.

Dio mengangkat alis, ikut menimpali. “Bisa jadi. Tapi kalau empat anak kecil sekaligus yang manggil Daddy di mimpi Tuan Muda tadi hal itu berarti dia hamil anak kembar empat dong? Wah, luar biasa itu.”

Mike tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana. “Nggak mungkin juga, kan? Udah hampir setahun Nona Naia kabur dari kehidupan Tuan Muda Atharva dan kita sudah mencarinya hingga ke pelosok negeri tapi jejaknya nggak terlacak. Siapa tahu sekarang dia udah hidup tenang entah di mana dan malah hamil.”

Lampard menghela napas panjang, lalu berkata tegas, “Kalian berdua ini kalau ngomong seenaknya saja. Jangan bawa-bawa nama Nona Naia atau masa lalu Tuan Muda. Ada hal-hal yang lebih baik disimpan daripada ditebak-tebak.”

Suasana ruangan pun kembali sunyi. Hanya suara detik jam dinding yang terdengar, berpadu dengan napas tenang Atharva yang masih tertidur di kursi kerja, seolah tak terusik oleh percakapan mereka meski entah mengapa, raut wajahnya tampak damai seperti seseorang yang sedang bermimpi tentang kebahagiaan yang telah lama hilang.

Tiba-tiba terdengar ketukan keras di pintu ruangan CEO. Semua kepala refleks menoleh. Lampard segera berdiri dan berjalan mendekat.

“Masuk,” ucapnya singkat.

Pintu terbuka, menampakkan sosok Arman yang tampak tergesa, napasnya masih memburu. Ia melangkah cepat ke dalam ruangan, menunduk hormat sebelum berbicara.

“Pak Lampard, maaf mengganggu,” katanya dengan suara berat, “Nona Claudia kabur dari penjara bawah tanah, dan… dia sempat mencoba membantu Aryasatya melarikan diri. Tapi untungnya, Maulana berhasil menggagalkan percobaan itu.”

Ucapan itu membuat ketiga orang di ruangan serentak terdiam. Mike dan Dio saling pandang dengan wajah panik, sementara Lampard mengepalkan tangan, mencoba menahan reaksi.

Di sisi lain ruangan, Atharva yang sejak tadi tertidur di kursi kerjanya tiba-tiba tersentak bangun mendengar kabar itu.

Nafasnya terengah, matanya memerah bayangan empat anak kecil yang baru saja hadir dalam mimpinya lenyap begitu saja, digantikan oleh amarah yang membara.

“Apa yang kau bilang, Arman!?” suaranya berat dan dingin, membuat udara di ruangan seketika menegang.

Arman menelan ludah, lalu menunduk lebih dalam. “Benar, Tuan Muda. Nona Claudia sudah tidak ada di selnya. Kami sedang melakukan pencarian, tapi kami khawatir dia tidak sendiri.”

Atharva berdiri perlahan, tubuh tegapnya memancarkan wibawa sekaligus amarah yang tertahan.

“Pastikan Claudia dan Aryasatya tidak sempat keluar dari wilayah ini. Jika perlu, hidup atau mati aku tak peduli. Aku ingin mereka ditemukan malam ini juga.” titahnya dengan tegas.

Perintahnya meluncur tajam seperti pisau. Lampard langsung memberi isyarat pada Dio dan Mike untuk bergerak, sementara Arman membungkuk, siap menjalankan perintah tanpa banyak bicara.

Ruangan itu kini kembali hening, namun aura kemarahan Atharva masih terasa menyesakkan.

Di matanya, terselip ketakutan yang tak diucapkan ketakutan kehilangan lagi sesuatu yang bahkan belum sempat ia miliki sepenuhnya.

Sedangkan di tempat lain…

Udara malam terasa lembap dan menusuk kulit. Di antara rimbun pepohonan hutan yang sunyi, sosok perempuan berambut kusut berjalan terseok-seok dengan langkah pincang.

Bajunya compang-camping, kakinya berlumuran darah dan perutnya sedikit terlihat membuncit. Dia adalah Claudia mantan sekretaris sekaligus anak buah kepercayaan Atharva yang kini menjadi buronan.

Ia berhasil melarikan diri dari penjara bawah tanah setelah mengelabui dua penjaga yang lengah.

Namun peluru Maulana yang menembus betis kirinya membuat setiap langkahnya terasa seperti disayat pisau.

“Aku akan kembali, Atharva…” gumamnya lirih, suaranya bergetar di antara desah napas yang berat. “Kau pikir bisa memenjarakanku selamanya itu Tidak mungkin aku biarkan begitu saja.”

Claudia berhenti sejenak, bersandar pada batang pohon besar. Ia menatap langit gelap dengan mata penuh kebencian, lalu menahan rasa sakit yang menjalar di kakinya.

“Aku akan pastikan hidupmu tidak pernah tenang,” katanya pelan tapi penuh dendam.

“Dan aku akan melakukan apapun supaya kamu tidak pernah bisa bertemu lagi dengan perempuan desa itu.”

Angin malam berhembus kencang, membuat rambut Claudia berantakan menutupi wajahnya.

“Gara-gara Kamu aku harus hamil anak pria rendahan di dalam penjara demi bisa lolos dari penjaramu!” geramnya Claudia seraya meremas perutnya yang sudah hamil empat bulan.

Dia menatap jauh ke arah utara, ke arah tempat mansion besar Atharva berdiri megah di kejauhan tempat yang dulu menjadi sumber kekuasaannya, kini berubah menjadi simbol pengkhianatan yang tak akan ia maafkan.

“Bersiaplah, Atharva,” bisiknya sambil menyeret langkahnya menjauh ke dalam kegelapan. “Permainan baru saja dimulai.”

1
sunshine wings
Yaaa.. 💪💪💪💪💪
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak 🙏🏻🥰😚
total 1 replies
sunshine wings
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
🥹🥹🥹🥹🥹
sunshine wings
Kan Lampard.. 👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Yes benar sekali.. Syabas anak buahnya Atharva.. 👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
sunshine wings
Akan terbongkar juga akhirnya..
Ketahuan kan.. ❤️❤️❤️❤️❤️
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: coming soon terbongkarnya kakak 🤭😂
total 1 replies
sunshine wings
Nah.. Nah kaaannn.. Rahsia gak sepenuhnya rahsia..😍😍😍😍😍
sunshine wings
Ya Atharva, instinct mu memang betul.. ❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Ikatan darah itu kan kuat.. ❤️❤️❤️❤️❤️
Uba Muhammad Al-varo
apa pun keadaannya semoga zayden baik' saja.
Uba Muhammad Al-varo
kok bisa zayden kecelakaan,ada apa ini atau 3 saudaranya zayden pada kemana 🤔🤔🤔
sunshine wings
Betul rasanya ya kok aku yg pusing sih author.. ✌️✌️✌️✌️✌️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Oalaaa.. Kembarannya daddy Atharva rupanya ya.. 🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
Apa kenbarannya mommy Naia ato daddy Atharva??? 🤔🤔🤔🤔🤔
sunshine wings
Uncle ini.. Siapa ya?🤔🤔🤔🤔🤔
Uba Muhammad Al-varo
awal yang baik pertemuan kembar sama Artharva,ayo tuan cepat selidiki dan hasil akhirnya kau akan mendapatkan kebahagiaan tuan
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: Amin ya rabbal alamin 🤲🏻🙏🏻
total 1 replies
sunshine wings
Tuan Muda Atharva kok mau dilawan.. Lo yg hancur Claudia.. 😏😏😏😏😏
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: betul-betul kakak 🤣
total 1 replies
sunshine wings
Ya Allah perkenankanlah doa²nya Tuan Muda Arthava.. 🤲🏼🤲🏼🤲🏼🤲🏼❤️
sunshine wings
Sabar ya Naia.. ❤️❤️❤️❤️❤️
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: semoga sabar berbuah manis
total 1 replies
sunshine wings
Alhamdulillah ya Allah..🤲🏼🤲🏼🤲🏼🤲🏼🤲🏼❤️❤️❤️❤️❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!