Klan yang kalian kira sudah punah akan kembali
Klan yang kalian takuti dan kalian benci akan menjadi jawaban dari kesembuhan alam di bumi
Gadis itu, telah kembali dengan anugrah kekuatan dari seorang legenda yang pernah dikagumi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MyNamesEel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
"Kau yakin pertanyaan itu yang akan kau pilih di kesempatan ini?"
"Tak ada yang lebih penting daripada mengetahui di pihak mana kau berada,"
"Pertanyaan konyol macam apa itu," kataku sambil tertawa
"Aku sedang tidak bercanda Akana," jawabnya serius
"Apakah ada orang disini yang bercita-cita menjadi penjahat? Dengar! Menjadi pahlawan bukanlah hal yang kuimpikan, tapi itu bukan berarti aku ingin menjadi penjahat,"
"Ada beberapa orang yang memilih jalan itu Akana,"
"Baiklah. Kau benar. Jika kau menanyakan di pihak mana aku berada, tidakkah harusnya kau memberitahuku siapa yang ada di pihak penjahat dan siapa yang ada di pihak pahlawan?"
Pertanyaanku membuat Haldir terdiam. Dia tidak memiliki jawabannya
"Tidakkah kalian terlalu awal menilai seorang sebagai pahlawan dan penjahat? Jika kau menganggap Raja Draenor sebagai pahlawan, bukankah ada pihak lain yang menilai dia sebagai penjahat?"
Lagi-lagi Haldir kembali terdiam
"Bagiku tidak penting siapa yang menjadi penjahat atau pahlawan. Aku juga tidak begitu memusingkan jadi apa aku kedepan. Karena aku bisa menjadi penjahat dan pahlawan di saat yang sama. Semua tergantung sudut pandang orang."
"Kau benar," kata Haldir menghela nafas
"Jadi siapa aku di matamu?"
Haldir tersenyum. Menepuk punggung belakangku dan menjawab singkat, "Bagiku kau adalah Akana. Meskipun suatu hari nanti mereka akan memangilmu sebagai Leora, aku hanya akan melihat sosok Akana dalam gadis cantik ini,"
Aku tersenyum puas mendengar jawabannya
"Kau akan memutuskan untuk menjadi Leora kembali?"
"Apa maksudmu?"
"Kau mendengar kata Werewolf King tadi, dia telah mengklaimmu sebagai miliknya. Hanya menunggu waktu kau akan dibawa ke kerajaan serigala,"
"Mengklaimku? Kau benar! Aku hampir melupakan itu. Masalah baru timbul dalam hidupku,"
"Menemukan cinta bukanlah sebuah masalah," goda Haldir
"CInta? Dibanding rasa itu, rasa takutku padanya jauh lebih besar,"
"Takut? Kau takut padanya? Dimana Akana yang kukenal yang bisa mengalahkan 5 raksasa sendirian?"
"Bukan tentang itu Haldir. Sesuatu yang aneh terjadi saat aku merasakan feromonnya,"
"Dia adalah Raja werewolf. Wajar jika feromonnya sangat kuat dibanding alpha-alpha lain yang kau kenal,"
"Bukan... bukan itu yang kumaksud,"
"Lalu?"
"Saat aku mencium aromanya, energi dalam tubuhku mengilang, Kekuatanku lenyap."
"Mencium aromanya? Kau bukanlah serigala? Bagaimana kau bisa mencium aromanya?"
Aku tertegun sejenak memikirkan bodohnya mulutku hingga kelepasan bicara. Aku menutup mulutku rapat dan hanya bisa berharap Haldir melupakan apa yang kukatakan.
"Feromon... yang kumaksud feromon.," ralatku. Entah Haldir akan mempercayai jawabanku yang ini atau tidak
"Bukan hanya kau, aku pun merasa lemah saat dia datang. Aura yang dia miliki begitu kuat. Terlebih dengan kondisi emosi dia saat itu,"
"Dia mengatakan Draenor berbohong padanya. Apa yang dia maksud kebohongan tentang keberadaanku?"
"Benar. Kukira dia merasa dikhianati. Draenor adalah orang yang cukup dia percaya. Namun pada akhirnya Draenor mengkhianatinya. Pada dasarnya kau tidak perlu takut padanya Akana, dia adalah serigala yang pasti tulus mencintai pasangannya,"
"kurasa kau melupakan sesuatu Haldir. Ini bukanlah perkara cinta. Apa kau tidak ingat kenapa Draenor kekeh tidak mempertemukan aku dengannya?"
Haldir tersadar. Dia tahu bahwa ada hal lain yang dia cemaskan.
"Kau tidak punya waktu Akana, kau harus segera memutuskan akan pergi dengannya atau tetap disini."
"Ada dua masalah Haldir. Pertama jika aku pergi dengannya, dan ternyata diorama Draenor benar, maka akan terjadi kekacauan keseimbangan alam. Dan kedua, jika aku tetap disini, kurasa itu akan memicu perang antara bangsa peri dan serigala," kataku
"Kau benar."
"Karena itulah seharusnya kau mengatakan hal ini padaku lebih awal. Kini waktu yang kupunya tidak banyak. Aku bahkan tidak tahu siapa yang harus kupercaya,"
"Tidak ada cara lain Akana, kau harus menemui Draenor,"
"benar. Satu satunya cara adalah aku harus mengetahui alasan di balik ditentangnya pertemuanku dengan Alpha King. Aku penasaran apa yang akan terjadi jika aku benar-benar menjadi Quenn Luna of Caldwell"
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Benar. Tak ada cara lain. Aku pun juga ingin tahu kenapa Draenor nekat membohongiku, terlebih Werewolf King. Aku mempecepat langkahku menuju istana utama, tempat dimana mungkin dia berada. Mengenai keputusan yang nantinya akan kuambil, akan kupikirkan lagi setelah mendengar jawabannya. Dan akan kupertimbangkan hal mana yang lebih menguntungkanku.
Kupercepat langkahku dengan berlari, tanpa memperhatikan beberapa pengawal yang memanggilku, mencoba menghadangku untuk berhenti berlari. Kuacuhkan mereka sampai tiba-tiba aku merasakan lagi. Aroma ini, feromon ini.
Dia Disini!
Jantungku berdebar lebih cepat. Entahlah apa ini karena aku berlari tadi atau karena aura yang kurasakan. Aku menoleh ke kanan dan kiri, melihat sekeliling mencari keberadaan pemilik aroma ini. Tidak ada. Yang kulihat hanya beberapa penjaga dan beberapa orang berkumpul di area umum tempat biasanya orang-orang berbincang ringan.
Saat mengamati mereka, mataku terpaku pada sosok laki-laki yang memiliki postur tubuh lebin mencolok. Tubuhnya tinggi besar namun berbeda dengan postur kaum peri. Rambutnya terpotong rapi, berwarna hitam legam sepertiku. Sosok yang sangat maskulin. Kulitnya putih bersih, garis wajah yang sangat tegas, bibir yang dihiasi kumis tipis dan sedikit bulu maskulin di pipinya,
Dia membalas tatapanku padanya dengan senyum manis. Seakan dia tengah tersenyum dengan seorang gadis kecil. Perlahan namun pasti langkah kakinya menuju ke arahku. Aku yang merasa tidak nyaman mengalihkan pandanganku darinya dan berencana bergegas melangkah pergi menjauhinya. Namun suaranya tiba-tiba menghentikan langkahku.
"Mau kemana kau Leora?" tanyanya
Suara bariton ini. Suara yang tidak asing. Aku membalikan badanku dan menatapnya. Kupandang sosok mempesona yang hanya berjarak 3 meter dariku. Kali ini kufokuskan mataku menatap wajah tampannya. Semakin kulihat, semakin jantungku berdebar.
"Kau... Alpha King?" tanyaku ragu
Aku tak percaya jika itu benar-benar dia. Dia yang tadi kulihat di aula kerajaan berwujud setengah serigala. Sosok menyeramkan tadi memang tidak jelas kutamatkan wajahnya karena masalah penglihatanku ditambah rasa takutku. Tapi sungguh tidak kusangka jika sosok itu bisa berubah menjadi laki-laki yang nyaris sempurna ini. Mungkin aku melupakan kenyataan bahwa dia adalah seorang King Alpha. Dimana kau menemukan ada Alpha yang tidak tampan dan menarik?
"Kau melupakan wajahku padahal siang tadi kita baru bertemu?" tanyanya sambil berjalan mendekat padaku
"Wajahmu tidak terlihat seperti ini saat itu," jawabku sambil memundurkan langkahku. Saat ini aku tidak ingin terlalu dekat dengannya. Aku khawatir hal yang sama akan terjadi padaku. Kehilangan kekuatanku. Tapi tunggu... Kenapa aku tidak merasakan kehilangan? Kekuatanku masih bisa kurasakan.
"Jadi, mana yang kau suka? Wajah ini atau wajah serigalaku?" tanyanya sambil terus maju ke arahku
Aku tak menjawab. Mungkin karena aku masih terpesona dengan wajahnya yang ini. Wajah yang teduh namun tetap ada kesan kekuatan disana.
"Jangan menjauhiku Mate," perintahnya kali ini
Lagi lagi seperti orang bodoh aku menurutinya. Kubiarkan dia selangkah demi selangkah mendekatiku. Ia menatap wajahku seakan menikmatinya. Bagaikan terhipnotis lagi, aku bahkan tidak sadar tangannya yang hangat membelai lembut pipiku
Senyumnya yang menggoda menyadarkanku. Kutepis tangannya yang lembut mengelus daguku. Dia kembali tersenyum. Tidak kali ini tidak terlihat seperti senyum, namun lebih kepada seringaian.
"Kau belum menjawabku. Kemana kau akan pergi Leora?"
Gerak tangan reflekku membungkam mulutnya. Sensasi geli kurasakan di telapak tanganku karena menyentuh janggut tipis yang membuatnya tampak sangat maskulin.
"jangan kau menyebut bahkan memanggilku dengan nama itu," perintahku dalam bisikan
Dia tidak menjawab, namun dari sorot matanya terlihat dia sangat menyukai saat aku menyentuh mulutnya. Dengan cepat aku melepas tanganku. Aku cukup ceroboh membungkam mulut seorang Raja Serigala.
"Kau harus terbiasa dipanggil dengan nama itu Leora. Dan lain kali, jika kau ingin membungkamku, lebih baik gunakan bibir merahmu yang terlihat sangat sensual itu," katanya dengan mata menggoda
Ya, aku cukup menyukai matanya. Mata terindah yang pernah kulihat.
"Ayo ikuti aku," ajaknya
"kemana?"
"Bukankah kau mencari Draenor? Aku sudah lama menunggumu. Kau ingin menuntut penjelasan darinya bukan?"
Aku mengangguk pelan.
"Yang ingin kutemui adalah Draenor, jadi mengapa kau menungguku?"
"Semua hal yang ingin kau tanyakan padanya, aku memiliki jawabannya. Bahkan lebih jujur, lebih lengkap. Bukankah jawaban dari matemu jauh lebih terpercaya daripada dari seorang Raja yang baru ketahuan melakukan kebohongan besar? Jadi daripada kau berbicara dengan peri yang saat ini sedang kalut karena kebodohannya, lebih baik kau menghabiskan malam ini denganku, calon suamimu."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagi yang suka novel panjang, Last Clan: The Living Legend ini bisa menjadi pilihan kalian
mohon tinggalkan kritik dan saran di kolom komentar untuk perbaikan kedepan ya
terima kasih
dan ga kecewa sih
ceritanya bagus