Liburan yang menyenangkan berakhir hancur tersapu ombak akibat hal kecil. Membuat dua orang sahabat terjebak di pulau pribadi dengan cinta penuh misteri.
Bagaimana bisa gadis miliarder yang super tengil mendadak bangkrut karena ulahnya sendiri. Dan di masa sulitnya ia bertemu pun dengan kuli kampung yang mampu memalingkan dunia penuh masalahnya.
Namun apakah dia benar-benar kuli kampung? Atau hanya bermain di atas panggung sandiwara dibalik dunia gelapnya.
••••
Novel ini pernah dibikin komik dengan judul berbeda tapi gak dilanjut lagi, kalau pernah liat itu ada di akun lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceyra Azaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
[Pria Asing Itu Mencoba Mendekatinya]
Di belakang sana, Chai Tea memancarkan wajah jengkel menetap kesal ke arah para gadis muda yang kebelet dewasa, terlihat mereka mencoba mengobrol dengan Sky seraya menutup nutupi wajahnya karena salah tingkah.
"Anak anak SMA sekarang tertarik pada pria dewasa yang membosankan itu."
"Liat aja wajahnya kayak mayat hidup, senyum jarang, matanya sinis. Iihh... Kok bisa dia populer banget jadi orang." Rutuk Chai Tea, memicing tak senang.
Dalam rasa kesal, Chai Tea dihampiri seorang pria yang sedang membawa sepiring kue bolu.
"Permisi! Apakah Anda sendirian?"
"Semua kursi telah penuh, bisakah aku duduk di sini?" Tanya si pria asing.
"Aku bersama seseorang, tapi tidak apa-apa, silahkan duduk saja!" Jawab Chai Tea, tak enak.
Mau bagaimana lagi, sudah terlalu terucap, pria itu duduk di bangku Sky. Tak lepas dari pandangan, Chai Tea melirik penampilan si pria asing yang terlihat sangat rapi layaknya seorang pengusaha kaya. Wajahnya juga cukup tampan, masih begitu muda. Mungkin seumuran dengan Zee.
"Kamu memandang seperti ini, apakah tertarik denganku?" Ucap si pria, tersenyum hangat.
"Tidak! Bukan begitu, kamu mengingatkan aku sama kakakku, hehehe." Sahut panik Chai Tea, menggeleng kepala dan tangannya.
"Begitu, ya?" Ucapnya, menahan senyum.
Terjadilah obrolan santai diantara mereka. Chai Tea akhirnya tahu bila si pria bernama Jones, dia merupakan seorang CEO dari perusahaan eletronik terbesar di Asia. Jones merupakan tamu penting dari Kane yang datang lima hari lalu untuk mengurus bisnis, namun masih belum menyelesaikan urusannya di sini.
...----------------...
Semetara itu.
Sky kembali membawa makanan menuju meja. Seketika langkah terhenti melihat Chai Tea duduk bersama pria lain, apalagi pria itu juga telah menduduki kursi miliknya. Sky menyorot tak suka, radang panas memenuhi hatinya.
Jadi ia berjalan cepat menuju meja lalu meletakkan nampan dengan keras ke atas meja hingga suaranya memicu perhatian orang di sekitar.
Dengan tatapan sinis Sky menatap Jones sesaat, secara terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan terhadap kehadirannya yang telah mengganggu waktu mereka berdua. Hal itu membuat Jones menjadi canggung.
"Maaf kedatanganku mengganggu pasti kalian berdua, kalau begitu aku akan pindah." Ucapnya lalu beranjak dari kursi.
"Sial Sky kenapa kamu jahat banget?" Batin Chai Tea, panik melihat Jones murung.
"Tunggu! Tolong kamu habiskan makanan terlebih dahulu sebelum pergi!" Ucapnya, tak ingin Jones berkecil hati.
"Memangnya tidak apa-apa? Makasih, ya!" Sahut Jones, duduk kembali.
Melihat reaksi yang bertolak belakang terhadap kedua pria itu, Chai Tea paham betul bahwa dirinya salah karena harus mengabaikan satu perasaan demi menjaga hati yang lain, tapi ia juga sulit untuk mengambil keputusan karena sudah terlanjur.
Chai Tea tidak mengira jika Sky yang biasa mudah bergaul dengan siapa saja dan memiliki banyak kenalan, ternyata jauh dari ekspektasinya.
Kemudian, Chai Tea memberanikan diri untuk menatap Sky yang masih berdiri di sampingnya. Chai Tea menjeling tanpa memalingkan wajah dan melihat dari ujung pandangan bila Sky terlihat datar, mengernyitkan dahi. Jelas kesal padanya.
Daripada terus berdiri sambil memberikan sorotan kesal, Sky pun mengambil kursi kosong yang barusan ditinggalkan seseorang lalu duduk tengah-tengah diantara Chai Tea dan Jones. Tanpa berucap ia menyerahkan minuman merah muda dan sepiring kue gulung stroberi untuk Chai Tea.
"Terima kasih, Sky!" Ucap Chai Tea, tersenyum singkat.
Entah kebetulan atau memang sengaja, Sky bagitu tepat memesankan kue kesukaan Chai Tea, bahkan ia sendiri pun tak pernah memberitahukannya kepada Sky dan membiarkan pria itu memesan sendiri. Tapi dirasa memang kebetulan saja jadi Chai Tea tak ingin ambil pusing memikirkannya.
Sesaat berlalu meja begitu hening, tak kada yang mau mengucapakan satu pun kalimat, tak henti-henti mulut terus mengunyah kue manis. Ketegangan ini tidak akan hilang jika terus diam saja, jadi Jones pun mulai membuka obrolan.
"Kue gulung itu serasi dengan gaun stroberi milikmu." Ucap Jones, berusaha berbasa-basi.
"Iya, kebetulan banget! Haha!" Sahut Chai Tea, tertawa pendek.
Sementara di samping, Sky melirikkan mata pada mereka, jengkel karena terabaikan. Mungkin tidak terlalu masalah, tapi hal yang menjengkelkan lagi ketika basa-basi itu berujung ingin lebih dekat. Tanpa kejelasan Jones memberikan sepotong kecil kue vanilla miliknya ke atas piring Chai Tea.
"Ini menu baru, cukup populer. Cobalah!"
"Benarkah? Wah... Makasih, ya!"
"Coba kamu cicipi kue ini! Stroberinya segar loh!" Ucap Chai Tea, memberikan sepotong kecil kue gulung miliknya pada Jones.
Keduanya bertukar rasa seolah seperti orang yang sudah lama dekat, bahkan Sky sendiri tidak pernah begitu dengan siapapun.
Jones tersenyum lebar kepada Chai Tea, namun sekilas mulutnya menyempit dan memperlihatkan sudut tajam ketika melirik Sky yang sedari tadi diam saja dengan wajah berang, merah seperti udang kukus.
Dia memainkan kue coklatnya seolah kehilangan nafsu makan. Terlihat pula urat jelas terpampang pada dahi Sky.
Lontaran ejekan dalam sorotan mata Jones tampak puas karena Sky hanya menyantap sendirian sambil bersungut kesal, tak bisa membalas.
Jones dan Sky juga sempat bertukar pandangan sesaat, dan entah apa dalam benaknya, Jones mengambil selembar tisu lalu menyeka mulut Chai Tea yang belepotan butter cream merah muda.
Akibat ulahnya secara mendadak seperti itu, Chai Tea pun dibuat terpana hingga melongo, reaksi wajar akibat mendapatkan perlakuan romantis.
Sementara Sky yang melihat itu tak menunjukkan respon apapun dan hanya diam dengan urat kencang di lehernya. Berusaha tak terbakar amarah.
"Permisi! Aku ingin ke kamar mandi sebentar." Ucap Chai Tea, mendadak beranjak dari kursi, terburu-buru pergi meninggalkan meja.
Tidak tahu mengapa Chai Tea merasa tidak nyaman menghadapi situasi di sana lebih lama lagi. Ketegangan tak ada habisnya, hingga membuatnya kesulitan menelan kue yang lembut itu. Jadi Chai Tea pergi saja dan memberikan ruang untuk mereka berdua.
Tapi bukannya ke kamar mandi, Chai Tea hanya berdiri di samping pintu WC lalu menghidupkan kembali ponselnya yang sempat dimatikan daya oleh Sky saat diparkiran.
Baru saja hidup beberapa detik sudah banyak sekali notifikasi yang masuk sejak setengah jam yang lalu. Puluhan pesan itu dari Cherry yang terus menanyakan tentang keberadaan Chai Tea yang menghilang entah kemana.
"Astaga! Aku lupa pamit sama dia." Rutuk Chai Tea pada diri sendiri, kemudian menelepon Cherry kembali.
...----------------...
Di lain sisi.
Setelah Chai Tea pergi meninggalkan meja, entah mengapa kepribadian Jones berubah menjadi lebih arogan seperti seorang jagoan. Dia menyilangkan tangan, menyadarkan badan pada sandaran bangku, lalu memangku kaki. Jones menatap Sky dengan raut menyebalkan.
"Sadarkah kamu, kalau tindakanmu itu terlalu berlebihan?" Ucap Sky, mendorong kasar piring kue miliknya.
"Memangnya kenapa? Apakah aku mengganggu hubungan kalian berdua?"
"Lagipula aku liat-liat kalian berdua bukanlah pasangan, aku benar, kan?" Sahut Jones, tersenyum mencebik.
"Sudah lama kita duduk bersama apakah kamu masih tak mengenali siapa aku, Tuan Muda Renald Fath?" Ucap Jones, tersenyum miring, lalu mengeluarkan kartu dari saku.
Melihat nama yang tak asing, Sky hanya diam tanpa reaksi terlihat dari raut wajahnya. Memandang dengan tatapan merendahkan terhadap Jones. Sekarang ia tahu siapakah orang menyebalkan yang ada dihadapannya ini.