NovelToon NovelToon
SUAMI DADAKAN

SUAMI DADAKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Bercocok tanam
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Khanza hanya berniat mengambil cuti untuk menghadiri pernikahan sepupunya di desa. Namun, bosnya, Reza, tiba-tiba bersikeras ikut karena penasaran dengan suasana pernikahan desa. Awalnya Khanza menganggapnya hal biasa, sampai situasi berubah drastis—keluarganya justru memaksa dirinya menikah dengan Reza. Padahal Khanza sudah memiliki kekasih. Khanza meminta Yanuar untuk datang menikahinya, tetapi Yanuar tidak bisa datang.
Terjebak dalam keadaan yang tak pernah ia bayangkan, Khanza harus menerima kenyataan bahwa bos yang sering membuatnya kesal kini resmi menjadi suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Tengah malam Khanza terbangun dari tidurnya dan ia tidak melihat keberadaan suaminya.

Ia pun segera bangkit dan mencari keberadaan Reza.

Saat akan melangkahkan kakinya, ia melihat Reza yang ada di lantai.

"Astaghfirullah, Mas. Kamu kenapa, Mas? Panas sekali tubuh kamu."

Khanza mencoba untuk memapah tubuh suaminya dan membawanya ke atas tempat tidur.

Setelah itu ia mengambil ponselnya untuk menghubungi dokter pribadi agar segera menuju ke rumah.

Khanza mengambil pakaian ganti untuk suaminya.

Dengan tangan gemetar, Khanza melepas kaos Reza yang basah karena keringat dingin.

Tubuh suaminya sangat panas sekali dengan keringat yang mengalir deras.

Khanza segera ke dapur untuk menyiapkan air hangat untuk mengompres suaminya.

Tak berselang lama Khanza datang kembali dengan mangkuk berisi air hangat dan handuk kecil. Tangannya gemetar, air matanya menetes satu per satu melihat kondisi suaminya.

“Mas, tolong bertahan ya. Jangan bikin aku takut.” bisiknya lirih.

Ia memeras handuk kecil dan perlahan menempelkan ke kening Reza yang masih memejamkan mata.

Suara bel rumah terdengar. Khanza buru-buru membuka pintu.

Dokter pribadi mereka sudah datang dengan membawa tas medis.

Segera dokter memeriksa keadaan Reza yang demam tinggi.

Dokter melihat wajah Reza yang lebam dsn dan ia langsung melihat Khanza.

Khanza mengatakan kalau tadi siang Yanuar memukul Reza.

Dokter menghela nafas panjang saat mendengar perkataan dari Khanza.

“Pantas saja demamnya tinggi sekali. Tubuhnya sedang bereaksi karena benturan keras ditambah kelelahan,” jelas dokter.

Khanza menangis dan tangannya masih menggenggam jemari suaminya yang panas.

“Dok, tolong lakukan apa pun. Saya nggak mau kehilangan dia” ucap Khanza dengan suara bergetar.

Dokter menenangkan Khanza, lalu segera menyuntikkan obat penurun panas dan memberikan cairan infus.

“Untuk malam ini biarkan dia istirahat total. Kalau besok panasnya tidak turun, saya akan rekomendasikan rawat inap di rumah sakit,” katanya sambil membereskan peralatan.

Khanza hanya bisa mengangguk, air matanya terus jatuh.

Setelah dokter pergi, ia kembali duduk di samping Reza.

"Mas, aku minta maaf. Semua ini kesalahanku," ucap Khanza.

Khanza menatap wajah suaminya yang masih memejamkan matanya.

Ia mengganti kain yang ada di kening suaminya dan kembali mengompres.

Khanza duduk disamping tempat tidur sambil menggenggam tangan Reza.

Jam menunjukkan pukul dua pagi dan Khanza tertidur dengan tangannya yang masih menggenggam tangan suaminya.

Reza membuka matanya perlahan, tubuhnya masih lemah.

Ia merasakan jemari kecil Khanza yang masih menggenggam erat tangannya, meski sang istri tertidur di sisi ranjang dengan posisi yang jelas tidak nyaman.

Wajah Khanza tampak lelah, matanya masih sembab karena menangis.

Rambutnya berantakan, tapi justru membuat Reza menatapnya lebih lama.

“Za…,” bisiknya lirih, hampir tak terdengar.

Dengan tangan yang gemetar, Reza mengangkat jemari Khanza dan menciumnya pelan.

Reza mengambil selimut dan menutup tubuh Khanza.

Khanza membuka matanya dan ia melihat suaminya yang sudah sadar.

"Mas, sudah bangun? Kenapa nggak bilang kalau sakit?"

Reza tersenyum tipis dan mengatakan kalau ia hanya demam biasa.

"Demam biasa, bagaimana? Suhu tubuh Mas Reza itu tinggi sekali."

"Za, apakah kamu sudah mulai peduli sama aku? Apakah kamu sudah mulai mencintai aku?" tanya Reza.

Khanza menundukkan kepalanya dengan jantungnya yang berdetak kencang.

Reza menghela nafas panjang dan ia tidak akan memaksa Khanza untuk mencintai dirinya.

"M-mas...,"

"Iya, Za. Ada apa?"

Khanza langsung memeluk dan mendaratkan bibirnya ke bibir suaminya.

Reza membelalakkan matanya dan ia membalas ciuman yang diberikan oleh istrinya.

"A-aku sudah mulai mencintaimu, Mas" ucap Khanza malu-malu.

Reza yang sudah mendapatkan lampu hijau langsung melepaskan selang infusnya.

"Mas, kenapa dilepas? Mas, masih sakit."

"Kalau soal ini, langsung sembuh." ucap Reza yang kemudian melepaskan pakaiannya.

Setelah itu ia melepaskan pakaian yang dikenakan oleh istrinya.

Malam itu, tanpa banyak kata lagi, mereka saling berpelukan di bawah selimut.

Khanza mencengkram erat punggung Reza saat pertama kali melakukannya.

"M-mas...,"

Reza yang mendengarnya langsung mencium bibir istrinya agar tidak kesakitan.

Suara desahan terdengar di dalam kamar dan membuat Reza semakin menjadi-jadi.

Satu jam kemudian mereka telah selesai melakukannya dan Khanza berbaring di dada bidang suaminya.

"C-capek, Mas. Tapi enak," ucap Khanza.

Reza yang mendengarnya langsung tertawa terbahak-bahak sambil memeluk tubuh istrinya.

"Za, kamu lucu sekali. Aku nggak pernah lihat sisi kamu yang seperti ini.”

“Mas jangan ketawain aku terus," ucap Khanza dengan pipinya yang memerah.

Reza menahan tawanya, lalu meraih wajah Khanza dengan kedua tangannya.

“Aku nggak ketawain kamu, Za. Aku cuma bahagia, karena akhirnya aku bisa lihat kamu jujur sama perasaan kamu.”

Khanza semakin malu dan bersembunyi di balik selimut.

"Sayang, terima kasih atas hadiahnya. Semoga kita lekas diberi momongan."

"Aamiin.... Mas Reza, mau anak berapa?" tanya Khanza sambil membuka selimutnya.

"Sebelas, Za. Kita bikin kesebelasan nanti." jawab Reza.

Khanza yang gemas langsung mencubit perut suaminya.

“Aduh, Za! Jangan keras-keras, perut Mas masih sakit,” godanya sambil pura-pura kesakitan.

Khanza ikut tertawa, tapi kemudian menatap wajah suaminya serius.

“Mas, aku sungguh-sungguh. Aku mau kita punya keluarga yang bahagia. Nggak harus sebelas, tapi aku mau anak-anak kita tumbuh dalam cinta.”

Reza menatap istrinya lekat-lekat. Matanya melembut, lalu ia mengecup kening Khanza penuh sayang.

“Itu janji aku, Za. Aku akan pastikan kamu dan anak-anak kita nanti nggak pernah kekurangan kasih sayang. Aku bakal jadi ayah terbaik untuk mereka, dan suami terbaik untukmu.”

Kemudian Reza bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil surat dari Kakek.

"Za, kamu baca ini. Maaf, kalau akan baru bisa memberikannya sekarang." ucap Reza.

Reza mengatakan kalau itu surat dari Kakek yang dititipkan ke mama.

Khanza membukanya dan mulai membaca surat dari Kakek.

Air mata Khanza langsung mengalir deras di pipinya.

Khanza menutup mulutnya, air matanya mengalir deras, membasahi pipinya.

“K-kakek…,” suaranya parau.

Reza buru-buru memeluk istrinya erat, membiarkan Khanza menangis di dadanya.

“Za, ini pesan terakhir dari Kakek. Dia ingin kamu bahagia, bersama aku.”

Khanza menatap wajah suaminya, dengan air matanya yang masih mengalir deras.

Reza menepuk-nepuk punggung istrinya dan menenangkannya.

“Mas, kakek bahkan menitipkan aku padamu. Dia percaya kalau kamu bisa jaga aku,” ucap Khanza lirih di sela tangisnya.

Reza mengangguk pelan, menahan haru yang menyesak di dadanya.

Ia meraih kedua tangan istrinya, menggenggam erat.

“Za, kepercayaan kakek itu bukan beban buatku. Itu kehormatan terbesar yang pernah aku dapat. Aku janji akan selalu menjaga kamu, dalam keadaan apa pun.”

Khanza menunduk, lalu menempelkan keningnya ke dada Reza.

Degup jantung suaminya terdengar begitu jelas, menenangkan hatinya yang hancur.

1
Dwi Estuning
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!