"Bagaimana ini?. Apa dia bisa melihat aku? Ya Tuhan tidak terlihat tidak terlihat. "Ujarnya sambil menakupkan kedua tangannya di pipi kanan dan kirinya agar Nikolas tidak bisa melihat wajahnya. Mora terus berjalan sambil terus berdoa tidak terlihat tidak terlihat. Tapi Nicholas dengan sengaja mengikuti langkahnya dan menarik kerah bajunya. Hingga mora seperti anak kucing. Meong meong
"Ampun Om, ampun Om, ampun! maafin Mora, mora nggak bakalan lagi-lagi deh ngerjain Om suerrr.. deh!." Mohonnya sambil jarinya membentuk huruf v. Hingga membuat Nicolas tersenyum tipis.
Sedangkan sofa dan Dara Mereka berdiri di tempat. Karena takut!.
Nicolas memajukan kepalanya sehingga posisi bibirnya menempel ke telinga Mora dengan jarak Sedekat Itu Nicholas dapat mencium aroma wangi rambut Mora sepertinya habis keramas.,sambil berbisik.
" Apakah aku setua itu sehingga kamu memanggil aku Om." Ujarnya membuat kedua mata Mora membulat dan bulu kuduk Mora langsung berdiri karena dengan jailnya Nicholas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myabra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 34
" sayang kamu lagi ngapain" tanya mama Ani kepada Mora yang sedang mengutak-atik laptop milik nicolas.
" Ga mah! Aku lagi penasaran aja kenapa perusahaan Nicolas sampe bisa diretas bukankah sistemnya sudah di perbarui!" Ujarnya yang terus mengutak-atik keyboard.
' mama juga tidak tahu, Nicolas dikelilingi orang-orang hebat pasti dia bisa mengatasinya. owh yah mama lupa mau nanya, bi Mina apa sudah lama kerja disini?" Tanya mama Ani karena penasaran dengan IRT putrinya itu.
" Kayaknya semenjak aku nikah mah dia sudah ada disini!" Ujar Mora yang sudah menemukan asal virus yang menerjang sistem keamanan milik suaminya.
Mora segera memberikan akses kepada perusahaan milik Nicolas yang ada di Swiss.
Bi Mina yang tanpa permisi tiba-tiba masuk membawa dua orang pria bertubuh kekar. Membuat mama Ani dan Mora kaget
" Apa-apaan kalian masuk tanpa permisi?" Tanya mama Ani sambil memegang kursi yang diduduki oleh Mora.
" Bi Mina siapa mereka?" Tanya Mora sedikit takut.
" Anda jangan takut nona, kami hanya ingin menjemput anda, saya mohon kerjasamanya!" Ujarnya sambil tersenyum dan menyuruh kedua pria itu untuk membawa Mora.
Mora yang sedang mengirimi akses untuk perusahaan Nicolas memantau laptopnya karena sistemnya masih berjalan dan dia juga menyalakan alat perekam suara.
" Siapa yang menyuruh kalian?" Ujar Mora sambil mengulur-ulur waktu.
" Anda akan tau nona" Ujarnya sambil berjalan mendekat. Mama Ani memasang badan untuk melindungi Mora, karena anaknya itu sedang hamil tua, takut terjadi apa-apa dengan putri dan calon cucunya.
" Kalian jangan mendekat!" Teriak mama Ani yang ditarik paksa oleh pria yang tidak mereka kenal.
" Mama....! Lepasin mamaku! Aku akan ikut Dengan kalian tapi lepaskan dulu mamaku!" Teriak Mora melihat Mama nya yang ditarik dan didorong hingga terjatuh.
" Jangan bawa putriku dia sedang hamil!" Ujar mama Ani yang memegangi kaki salah satu dari mereka. Tapi tenaga mama Ani kalah kuat pria itu malah menendang nya membuat mama Ani terpental dan tubuhnya membentur dinding.
" Mama..! Lepaskan aku, dasar jahat kalian aku akan membunuh kalian! Teriak Mora yang pundaknya langsung dipukul hingga dia pingsan.
" Wow kita sudah mendapatkan akses masuk" ujar salah satu hacker.
" Apa? Bagaimana bisa dari mana asalnya?" Ujar Oscar senang karena akhirnya masa kritis Perusahaan sudah bisa diperbaiki karena sudah hampir lima hari mereka menangani nya."
" Bryan grup yang memberi akses " ujar hacker heran. Oscar yang penasaran langsung memeriksa nya. Dan ada sebuah rekaman suara yang membuat semua orang syok.
" Bos sebaiknya kita cepat pulang aku sudah memesan kan tiket pesawat!" Ujar Oscar yang terburu-buru.
" Apa Mora sudah mau melahirkan?" Tanyanya karena beberapa jam yang lalu Nicolas habis menelpon istrinya tapi Mora tidak mengatakan apa-apa. Oscar langsung memperlihatkan rekaman suara yang dikirim Oleh mora.
Nicolas yang mendengar langsung panik. Dia menelepon Zo dan juga Nick.
" Cepat kalian kerumah cari Mora!" Perintah Nicolas yang panik, karena dia masih berada di Swiss akan membutuhkan waktu lama untuk sampai disana.
" Mang Kasim " panggil Nick yang menepuk-nepuk pipi mang Kasim karena pria paruh baya itu pingsan.
" Pah, pah bangun pah!" Panggil zo kepada papahnya
" Mana mama dan Mora?" Tanya zo kepada papahnya yang baru tersadar.
" Mamamu ada diatas bersama Mora." Ujar papa Jo lemas.
"Nick cepat telpon ambulance, aku cari mama, Mora diatas " ujar zo yang panik mencari keberadaan mora dan mamah nya.
" ok" Nick melakukan yang diperintahkan oleh zo sambil mencari keberadaan pembantu kakaknya.
Kring kring suara ponsel milik Kenzie yang sedari tadi berdering tak dihiraukan nya karena sekarang dia sedang asik dengan teman wanitanya.
"Siapa sih dari tadi ganggu?" Ujar Kenzie yang aktivitasnya terganggu .
" Sialan ada apa si Nicolas telpon" ujarnya sambil mengangkat panggilan dari Nicolas.
" Iya bro?" Sapa Kenzie
" Kenzie cepat kerahkan orang-orangmu untuk mencari Mora, aku masih di Swiss kemungkinan besok baru sampai! " Mohon Nicolas
" What! Ok sekarang aku ke sana" ujar Kenzie yang ikut panik, dan langsung bangun membuat si wanita yang ada diatasnya terjungkal.
" Kenzie kamu mau kemana kita belum selesai" teriak si wanita. Yang langsung ditinggalkan oleh Kenzie.
"Selalu saja seperti itu main setengah -setengah" geram si wanita
Mora yang baru sadar dari pingsannya melihat sekeliling
" Auuu, dimana aku?" Ujarnya sambil memegang bahunya yang tersa sakit.
" Mama..!" Panggil Mora yang tersadar karena dia tidak berada diruangan nya , Mora segera turun dari ranjangnya sambil memegangi perutnya.
" Hei apa ada orang?Buka pintunya" teriak Mora panik dan perutnya juga terasa keram.
Setelah pintu dibuka Mora malah ketakutan karena ada empat pria bertubuh kekar membawa makanan untuknya.
" Kakak - kakak aku tidak ingin makan aku ingin pulang" Ujarnya memohon.
" Lagipula tidak ada gunanya kalian menculik wanita hamil seperti orang kurang kerjaan aja" ujarnya sambil mencari celah. Pria-pria bertubuh kekar itu tidak menjawab pertanyaan Mora. Mora yang hendak lari kakinya tersandung dan hampir terjatuh kalau tidak ada tangan seseorang yang menangkapnya.
" Sayang kamu tidak apa-apa?" Tanya Felix sambil tersenyum. Membuat Mora yang tadi hampir terjatuh kini terpanah dengan pria yang menangkap tubuhnya.
" Kak Felix" panggilnya yang tak menyangka jika saudara tiri suaminya sudah bisa berdiri. Sejak kapan pikirnya saudara suaminya itu sudah bisa berjalan dengan normal
" Kak tolongin Mora, mereka jahat sudah nyakitin Mora" ujarnya sambil mengadu.
" Bohong bos , kami tidak menyakitinya, malahan dia yang menyakiti kami!" Ujar pria bertubuh kekar tak terima mereka disalahkan.
" Bos..! maksudnya??" tanya Mora sambil menatap wajah tampan Felix
" Kalian boleh pergi!" usir Felix kepada anak buahnya.
" Apa kau bisa jelaskan apa arti semua ini?!" ujar Mora minta penjelasan.
" Sayang dengarkan aku kamu jangan salah paham, aku hanya ingin melindungi mu!" Ujar Felix berharap Mora bisa mengerti.
" Kau mau melindungi ku dari siapa??! Aku harus pergi dari sini" ujar Mora yang berusaha untuk lari tapi ditahan oleh Felix dan langsung dimasukkan nya kedalam sebuah kamar.
" Lepaskan aku Felix, jangan sentuh aku!" Ujarnya sambil memberontak.
" Kau istirahatlah pasti kau lelah aku akan membawakan makanan untukmu " ujar Felix lembut, membuat Mora memalingkan wajahnya. Bertepatan tatapannya tertuju kepada sebuah lukisan yang sangat besar yang terpasang didinding kamar Felix.
" kamu sudah gila?" ujar Mora yang melihat lukisan bergambar dirinya berbalut pakaian yang sangat tipis sehingga setiap lekukan tubuhnya terlihat.
" Bukankah sangat indah?" Ucap Felix mengagumi lukisan bergambar Mora.
" Apa kalian sudah menemukan Mora?" Tanya mama Ani yang tengah dirawat dirumah sakit karena mendapat benturan keras di punggungnya.
" Belum mah. Mungkin sebentar lagi Mora akan diketemukan, mama jangan khawatir tak akan terjadi apa-apa dengannya. Ujar papah dan zo. Yay bingung Mora belum diketemukan Nicolas malah menghilang.