NovelToon NovelToon
Semalam Bersama Mantan

Semalam Bersama Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Aliansi Pernikahan
Popularitas:24.5k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

Dua puluh tahun setelah melarikan diri dari masa lalunya, Ayla hidup damai sebagai penyintas dan penggerak di pusat perlindungan perempuan. Hingga sebuah seminar mempertemukannya kembali dengan Bayu—mantan yang terjebak dalam pernikahan tanpa cinta.

Satu malam, satu kesalahan, dan Ayla pergi tanpa jejak. Tapi kepergiannya membawa benih kehidupan. Dilema mengungkungnya: mempertahankan bayi itu atau tidak, apalagi dengan keyakinan bahwa ia mengidap penyakit genetik langka.

Namun kenyataan berkata lain—Ayla sehat. Dan ia memilih jadi ibu tunggal.

Sementara itu, Bayu terus mencari. Di sisi lain, sang istri merahasiakan siapa sebenarnya yang pernah menyelamatkan nyawa ayah Bayu—seseorang yang mungkin bisa mengguncang semua yang telah ia perjuangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Penebusan

Ruang Konferensi.

Bayu baru saja hendak mengakhiri klarifikasinya.

Tangannya terangkat, suaranya tertahan di tenggorokan. Tapi sebelum ia sempat bicara lebih lanjut—

BRAK.

Pintu ruang konferensi terbuka keras.

Semua kepala menoleh. Seorang pria berkemeja gelap masuk dengan langkah mantap. Di belakangnya, dua staf membawa koper logam dan beberapa berkas terikat rapi.

Bayu menegang.

Armand.

Orang kepercayaan ayahnya. Tangan kanan Shailendra. Kehadirannya… tak pernah jadi kabar baik.

Bayu langsung turun dari podium dan menghadangnya. “Kalau kau ke sini atas perintah Papa untuk—”

Armand mengangkat tangan. “Bukan. Ini bukan serangan. Ini... kebenaran.”

Ia memberi aba-aba. Asistennya segera membuka koper logam, mengeluarkan berkas-berkas medis dan satu tablet yang langsung dihubungkan ke layar besar.

Armand menatap hadirin. “Ada sesuatu yang harus kalian lihat. Terutama Tuan Bayu, dan keluarga besar Ellen Kusuma.”

Layar menyala.

Beberapa berkas medis muncul. Rekaman CCTV. Hasil uji darah. Potongan dokumen dengan cap resmi rumah sakit bertahun-tahun lalu.

Armand menatap kamera. “Selama ini, publik percaya bahwa Ellen-lah pendonor tulang sumsum yang menyelamatkan Tuan Shailendra dari kematian belasan tahun lalu.”

Ia menarik napas.

“Tapi… ada sesuatu dalam hati beliau yang tak pernah benar-benar yakin. Setelah bertemu dengan Ayla, Tuan Shailendra memerintahkan saya menyelidiki ulang. Mengikuti jejak Ayla di rumah sakit tempat transplantasi dilakukan.”

Armand mengangkat satu hasil uji DNA.

“Hasilnya... mencengangkan. Semua data yang kalian lihat ini—” Ia menunjuk ke layar. “—adalah bukti bahwa Ellen telah memanipulasi identitas pendonor. CCTV, hasil darah, dan dokumen asli membuktikan: Ayla-lah pendonornya. Bukan Ellen.”

Keheningan menelan ruangan.

Semua terpaku.

Armand menatap Bayu. “Tuan Shailendra tidak menutupinya. Beliau sendiri yang memerintahkan saya… untuk menyerahkan bukti ini pada media.”

Bayu terhuyung satu langkah. Wajahnya memucat.

“Kau bilang…” suaranya bergetar. “Ayla yang menyelamatkan nyawa Papa?”

Armand mengangguk. “Benar. Ayla menyelamatkan hidup ayah Anda. Ellen memalsukan dokumen dan menjadikan pengorbanan itu sebagai alat untuk menekan Tuan Shailendra. Untuk mempertahankan posisinya sebagai istri Anda, Tuan Bayu.”

Bayu terduduk perlahan.

Kedua tangannya gemetar. Wajahnya menunduk, dan bibirnya bergetar menahan gelombang emosi yang menghantam dari segala arah.

“Papa…” gumamnya, “Apa… selama ini?”

“Beliau hanya curiga,” kata Armand. “Tapi saat kebenaran ini muncul… beliau memilih untuk tidak membungkamnya.”

Bayu memejamkan mata. Air matanya jatuh. Tak pernah ia menyangka—ayah yang selama ini jadi tembok penghalang cintanya… justru jadi orang pertama yang menyuarakan pembelaan paling jujur pada Ayla.

 

Sementara itu, di sebuah rumah sederhana di luar negeri—

Ayla menatap layar tablet.

Tangannya gemetar, jantungnya berdebar hebat.

Suara Armand terus mengalun. Nama yang disebut—namanya sendiri—terdengar jelas sebagai penyelamat hidup Shailendra.

Sosok pria yang selama ini begitu ia takuti. Pria yang tak pernah ia dekati. Ayah dari orang yang ia cintai. Pria yang menjadi salah satu alasan ia menghilang sejak dua dekade lalu.

Ayla menggenggam cincin di jari manisnya— cincin pernikahannya dengan Bayu. Jari-jarinya bergetar.

Air mata tumpah, membasahi pipinya.

Ia tak pernah ingin dunia tahu. Ia tak pernah menginginkan pengakuan. Tapi hari ini… dunia tahu.

Bukan Bayu. Bukan cinta lamanya. Tapi pria yang selama ini menolak keberadaannya.

Shailendra.

Dan Ayla menangis — bukan karena luka.

Tapi karena tak pernah menyangka, niat tulusnya belasan tahun lalu untuk menyelamatkan seorang pria tak dikenal… justru membawanya pada kenyataan hari ini.

"Pria itu... ayah Bayu?"

Bukan penyesalan yang mengalir di hatinya, melainkan rasa haru yang membuncah. Karena pria yang dulu hendak menghancurkannya, yang menjadi tembok antara dirinya dan Bayu… ternyata adalah orang yang pernah ia selamatkan dengan segenap jiwa.

Dan kini, lewat klarifikasi dari orang kepercayaannya sendiri,

sebuah pintu harapan perlahan terbuka.

“Bolehkah aku berharap... bahwa ini adalah tanda restu dari beliau?”

“Bolehkah…?” gumamnya lirih, nyaris tak terdengar, namun penuh harap.

 

Diam.

Baik di ruang konferensi maupun di rumah Ayla, tak ada suara selain isak yang ditahan dan napas yang tercekat.

Kebenaran akhirnya muncul. Dan kebenaran itu… memihak pada yang paling teraniaya.

-----

Di sudut ruang kerjanya yang sunyi, jauh dari sorotan kamera dan hiruk-pikuk media, Shailendra duduk terpaku di depan layar televisi. Tayangan konferensi pers Bayu masih bergulir. Nama Shailendra disebut berulang kali. Tuduhan dilontarkan. Kebohongan-kebohongan masa lalu dikupas habis.

Namun tak sekalipun ia mengalihkan pandangannya. Tak sekali pun ia mengelak.

Tidak ada amarah. Tidak ada benci.

Hanya dada yang sesak.

Dan napas yang terasa berat.

“Maaf, Bayu…” bisiknya lirih, nyaris seperti doa yang tak sempat ia panjatkan di masa lalu. “Papa bukan ayah yang baik…”

Tangan tuanya meremas sandaran kursi. Matanya menatap layar, kosong tapi penuh beban.

“Papa sudah menjadi penghalang kebahagiaanmu. Menjadi alasan di balik luka-lukamu… dan Ayla.”

Hening.

Satu tarikan napas panjang menggetarkan dadanya.

“Kalau apa yang papa lakukan hari ini bisa menebus semua kesalahan itu… kalau kebenaran ini bisa meluruhkan luka yang kalian simpan selama ini…”

“Maka biarlah seluruh dunia tahu.”

“Papa tak butuh dibenarkan. Papa hanya ingin… kamu bahagia.”

Suara di layar menghilang, berganti logo siaran ulang. Tapi Shailendra masih duduk diam, seolah menunggu sesuatu yang tak kunjung datang—pelukan anaknya, mungkin. Atau hanya satu kalimat maaf dari Bayu. Tapi ia tahu, semua itu mungkin tak pernah tiba.

Yang penting sekarang…

Bayu tahu kebenarannya.

Dan Ayla… tak lagi sendirian menghadapi dunia.

-----

Kantor pusat keluarga Kusuma, pukul 21.10

Arwin mondar-mandir seperti macan terkurung di dalam ruang kerjanya yang mewah. Dinding kedap suara tak bisa menyembunyikan suara bantingan yang terus terdengar dari dalam.

Brak!

Sebuah asbak kristal melayang, menghantam rak buku hingga serpihannya berhamburan.

"Anak bodoh!" geram Arwin, wajah merah padam, napasnya memburu. "Dua dekade! Dua dekade menikah, tapi tak mampu menundukkan satu pria? Satu saja?"

Ia mencengkeram rambutnya sendiri, frustrasi.

“Sudah kuberikan segalanya… uang, koneksi, posisi! Tapi yang kau hasilkan? Skandal! Aib! Perselingkuhan dengan pria kampungan! Dan sekarang?” Ia menatap layar besar yang masih memutar siaran ulang konferensi pers Bayu. Sorot matanya seperti ingin membakar gambar itu hidup-hidup.

“Semua narasi yang kita bangun... runtuh! Semua opini publik... hancur!”

Tangannya menggebrak meja.

“Bagaimana bisa kamu membocorkan rekaman demi menjatuhkan Ayla, padahal kamulah perusaknya?”

Ia menarik napas kasar, lalu mencoba menelepon Ellen sekali lagi.

Suara operator terdengar jelas dari pengeras suara ponsel:

“Nomor yang Anda tuju tidak aktif atau sedang diluar jangkauan. Silakan tinggalkan pesan, atau hubungi lagi nanti.”

Ia menahan kecewa sambil mematikan panggilan.

Giginya bergemeletuk karena menahan amarah.

"Tak hanya gagal jadi istri... kau bahkan tak mampu menjaga reputasi keluarga! Anak tolol!" desisnya, penuh kebencian.

Ia jatuh duduk di kursi kerjanya, memijit pelipis yang berdenyut keras.

Nama baik keluarga Kusuma yang ia bangun puluhan tahun… kini berlumur aib.

“Hancur... semua hancur karena satu perempuan yang tak bisa berpikir,” gumamnya.

Lalu, mata Arwin menajam.

Ada hawa dingin dalam suaranya saat ia bergumam, "Kalau begini jadinya... aku yang harus bersihkan nama ini. Dengan tanganku sendiri."

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
syisya
semoga ellen bertaubat
syisya
masih belum kapok
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Ellen.. 😢😢😢😢😢
ikhlaslah, agar kamu lebih tenang.. 🥺🥺🥺🥺🥺
abimasta
leo yang menemukan ellen
Dek Sri
akhirnya Ellen menerima karma
Siti Jumiati
mungkin ini memang strategi Bayu untuk menangkap Ellen,karena beberapa hari ellen ketakutan tidak keluar dari sarangnya.
kalau ellen sudah keluar dari sarangnya setelah itu ditangkap hidup2.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
siapa informan Ellen? dia selalu dapat info keberadaan ayla dengan akurat
mbok Darmi
kenapa justru ellen yg gercep menemukan ayla, apaketja bodyguard dan suruhan mu bayu ngga bisa diandalkan apa nunggu ayla celaka
abimasta
bayu bergerak cepatlah tangkap si ellen
syisya
untung gercep bayu
Dek Sri
lanjut
^ã^😉
syukurlah Ayla selamat .. si Ellen bener2 kejam JD seorang wanita
naifa Al Adlin
akhirnya ketauan ada obat keras di dlm plastik obat ny ayla,,, dan untung nya lom di minum. temukan ellen bayu dia penjahat nya
mbok Darmi
Alhamdulillah feeling bayu tajam banget sehingga ayla terhindar dari petaka, gasken selidiki tuntut RS tersebut yg apoteker berani bermain kotor jgn kasih ampun ellen cari sampai ketemu bikin mati perlahan dan menyakitkan sehingga dia pengen segera dibunuh
Siti Jumiati
Alhamdulillah 🤲 syukurlah Bayu curiga dengan petugas apoteker, ada yang GK beres dengan obat yang dibawa pulang,dan ternyata ada racun dikantong obatnya Ayla.

semoga pelakunya cepat ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara,biar dia jera,karena gk sadar2 tetep aja berbuat kejahatan.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
untunglah insting bayu bagus
abimasta
syukurlah bayu cepat menyadarinya
axm
udah saat nya ayl dan bayu bahagia thor,dah puluhan tahun menderita tinggal bahagianya nya aja moga anaknya kembar
abimasta
masih ada aja sekutunya ellen
Siti Jumiati
semoga sebelum diminum diteliti terlebih dahulu.

q gemes banget deh sama Ellen kenapa masih gk sadar2.

lanjut kak sehat dan sukses selalu 🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!