Cinta kita berbeda seperti dua garis yang tidak pernah bertemu,namun tetap saling melengkapi. kita memiliki latar belakang, keyakinan, dan impian yang berbeda. Tapi cinta kita kuat dan tak tergoyahkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda permata Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Lonceng pagi berbunyi nyaring, menandai di mulainya jam pelajaran pertama . Lorong-lorong sekolah di penuhi suara langkah kaki, tawa siswa dan sapaan-sapaan ringan , tapi bagi Wulan pagi itu terasa lebih sunyi dan berbeda.
Ia berjalan menyusuri koridor dengan buku-buku di pelukannya . Beberapa teman menyapa tetapi ia hanya membalas dengan senyum tipis . Di dalam kelas suasana tidak banyak berubah guru datang seperti biasa, papan tulis penuh catatan dan suara penghapus yang berderit. Tapi fikirkan Wulan jauh mengembara dari bangku kelas.
Saat istirahat Wulan duduk di bangku taman sekolah bersama ke empat sahabat nya.
" Lan, lo kenapa? dari tadi gue perhatikan kaya lo lagi banyak fikiran? " Tanya rindu kepada Wulan.
Wulan menghela nafas " Nggak ada kok " Jawab Wulan kepada rindu.
" Lo nggak usah bohong Lan, kita tau pasti lo ada nyembunyiin sesuatu dari kita " Ucap adel
Wulan yang memang saat ini butuh teman cerita, agar beban yang ira rasakan sedikit berkurang, akhirnya menceritakan tentang perdebatan semalam antara ia dan keluarga nya.
Rindu yang telah selesai mendengar curhatan sahabat nya akhirnya memberikan masukan kepada Wulan " Lan, bokap lo benar, tembok kalian tinggi " Jawa rindu.
" Tapi... " Lanjut Wulan yang langsung di potong oleh vivian.
" Tapi apa?, lo mau bilang kalo seandainya ia pindah agama , terus bagaimana dengan keluarga nya " Lanjut vivian.
" Iya Lan, sebelum semuanya makin jauh mending lo , jaga jarak dulu sama Kristian. Kita akan bantu lo kok apapun yang terjadi " Lanjut arin sambil tersenyum kepada para sahabat nya itu.
\*\*\*\*\*
Setelah percakapan antara dia dan sahabat nya sore itu, Wulan meminta izin kepada ayahnya bahwa ia akan kerja kelompok di rumah adel bersama sahabat nya. Tapi tiba-tiba Kristian menelfon bahwa ia ingin bertemu dengan Wulan walau hanya sebentar. Para sahabat Wulan dan Evan yang mengerti tentang sepupunya akhirnya memberikan kesempatan untuk bertemu dengan Kristian.
Semilir angin sore menemani kebersamaan Wulan dan Kristian, sambil menikmati indahnya senja yang datang nya hanya sebentar lalu menghilang.
" Ada apa...? " Tanya Wulan pada akhirnya.
" Lan, gue tau ini salah dan gue juga tau tembok kita terlalu tinggi. Tapi gue hanya mau bilang dari awal gue lihat lo di lampu merah perempatan, gue udah merasa ini bedah lo berbeda dari kebanyakkan perempuan yang gue lihat di luar sana. Saat gue pertama kali datang untuk tanding basket di sekolah lo, di situ gue lihat lo untuk ke dua kalinya mulai dari situ gue cari tau tentang lo , gue perhatiin lo dari jauh, tapi kenyataan menampar gue habis-habisan, gue suka sama lo Lan, walaupun kita berbeda. " Ucap Kristian kepada Wulan sambil menatap wajah Wulan.
" Gue juga nggak mau membohongi perasaan gue, gue suka sama lo. Tapi seperti apa yang lo bilang bahwa kita berbeda " Kata Wulan
Mereka sama-sama terdiam oleh fikirkan Masing-masing,
" Mau sampai kapan, kita seperti ini? Bertahan di dalam sebuah perbedaan? " ucap Wulan membuka suara.
" Entahlah Lan, gue juga nggak tau . Tapi gue yakin cinta kita akan mengalahkan perbedaan itu " Jawab Kristian dengan tegas namun masi ada raut keraguan di wajahnya.
" Bukan nggak mau , untuk menjalin hubungan sama lo. Aku tak pernah yakin dengan perbedaan di antara kita . Bagiku kini dan nanti sama saja kita akan tetap berpisah " Ucap Wulan dengan nada sedikit sedih.