Aku tak pernah membayangkan bahwa aku akan merasakan kepahitan dalam hidup. keluargaku yang memiliki aset kekayaan yang melimpah tiba-tiba saja bangkrut mendadak, dan yang lebih gilanya lagi Papah dan Mamah memaksa aku menikah dengan kepercayaan sang papah yang terkenal dingin dan datar itu. Aku sudah dapat membayangkan bagaimana kehidupan pernikahanku bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijaloverrr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Happy Reading
#####
Terjadi keheningan di Rumah Pandu, mereka sedang melakukan makan malam, menu kali ini Pandu memasak Sop Ayam dan Telur balado. Alicah terlihat lahap menyantap makanan, ia tak menyangka ternyata Pandu sehebat itu dalam hal memasak. Simbok menatap tajam Alicah.
"Pandu,Simbok mau ngomong sesuatu sama kamu," setelah berkata demikian, simbok beranjak dari duduknya melangkah ke ruang tengah sambil membawa secangkir teh hangat.
Pandu dan Alicah saling pandang, detik berikutnya Pandu membereskan piring kotor dibantu Alicah, Wanita itu mulai sedikit-demi sedikit mau membantu mengerjakan sesuatu. Oandu senang melihat perubahan Alicah.
"Simbok mau bicara Apa?" Tanya Pandu. Alicah sudah masuk kedalam kamar tinggal kedua nya di sana.
Simbok meletakkan minumannya menatap serius putranya. "Simbok mau kamu ceraikan istrimu secepatnya, dan menikahlah dengan Nari," Ucap simbok Serius.
"Simbok bicara Apa sih, Pandu gak mungkin ceraikan istri Pandu," Raut Wajah Pandu mulai mendingin.
"Ini demi kebaikan Kamu Pandu, Apa yang bisa kau harapin dari perempuan itu, Dia gak punya apa-apa buat dipertahanin," kekeh Simbok, "Pokoknya simbok gak mau tahu kamu harus pisah sama dia dan menikah dengan Nari,"
"Sampai mati pun Pandu gak akan pernah pisah sama Alicah simbok," Pandu beranjak dari duduknya meninggalkan Simbok, ia tidak mau kelepasan membentak Orang yang telah melahirkannya.
"Pandu dengerin Simbok," Teriak simbok yang tak dihiraukan Pandu, "Entah pelet apa yang di kasih perempuan itu pada Putraku," Gerutu Simbok,
Pandu masuk kedalam kamar dan melihat Alicah yang terdiam di dekat Pintu.
"Alicah," Orang yang dipanggil tersentak kaget, Ia menatap Sekilas lalu berjalan ke kasur. seolah ia tak mendengar apapun. Pandu mendekat dan meraih tangan istrinya.
"Kamu dengar semuanya?" Tanyanya dengan lembut.
"Gak, gue gak dengar apa-apa, emang kalian ngomongin apaan?" Elaknya menarik tangannya dari genggaman pria itu. Tapi pandu tidak mau melepasnya.
"Saya tau kamu bohong," matanya menatap intens istrinya. tak bisa mengelak lagi akhirnya Alicah berkata jujur. "Iya gue dengar semuanya,"
"Gue gak peduli sih, mau lo cerain gue sekarang si gak papa," Lain di mulut lain dihati, Mulut Alicah dengan santainya berkata begitu seolah ia tidak merasakan apapun.
"Jaga omongan kamu Alicah, sampai mati pun saya tidak akan menceraikan kamu," Tegas Pandu begitu dingin,ia menjauh dari Alicah, ia keluar kamar dan rumah untuk menenangkan diri, sedangkan Alicah yang ditinggal termenung memikirkan semuanya.
"Apa gue memang harus pisah sama dia, Tapi gue gak munafik kalau gue udah nyaman sama dia" Gumamnya menerawan jauh. tidak menampik bahwa hatinya sekrang sudah ada Pandu walaupun ia sering menyangkal tak mengakui. Merasa pikirannya buntu, ia ikut keluar rumah untuk menenangkan pikirannya. keluar dari kamar ia berpapasan dengan simbok yang mau keluar rumah juga.
"Saya tau kamu pasti dengar apa yang saya bicarain dengan putra saya," Ketua simbok,
"Iya saya dengar kok, jadi mau simbok apa?" dia mengangkat satu alisnya tinggi menunggu kalimat simbok selanjutnya, ia tidak mau terlihat kalah dari wanita paruh baya itu.
"Saya mau kamu segera angkat kaki dari rumah saya secepatnya,"
"Kalau gue gak mau bagaimana?" Tantangan yang tak mau kalah.
"kalau kamu gak mau saya akan buat putra saya benci sama kamu Alicah, apa kamu pikir Pandu menikahi kamu karena cinta? Tidak, ia tidak cinta sama kamu, putraku terpaksa menikahimu karena ia merasa tidak enak dengan orang tuamu," ucap berlalu begitu lugas yang membuat Alicah yang terdiam kaku. Lidah Alicah kelu tak mampu membalas perkataan simbok.
"ingat apa yang saya katakan padamu, selagi saya masih berbaik hati," Simbok berlalu meninggalkan Alicah yang terdiam. Beberapa menit Akicah masih berdiri kaku di sana, ia membuang nafas kasar. memilih masuk kembali kekamar mengurung kan niatnya yang ingin menenangkan diri di luar rumah.
###
Waktu isya sudah berlalu, namun Pandu belum berniat pulang ke rumah, ia masih betah duduk diam di dalam masjid. merenung kan masalah yang terjadi. Hampir satu jam ia termenung dan sendirian disana, tersadar dari lamunannya, ia bergegas pulang kerumah.
"Assalamu'alaikum," ucapnya memasuki rumah.
"Waalaikumsalam," jawab simbok yang sedang membaca Al-Qur'an di kursi. Pandu menciun tangan simbok. "Kenapa lama sekali pulang dari masjid?" Tanya simbok, tak biasanya Lama pulang tampa mengatakan sebelumnya. "Gak Papa simbok Pandu ke kamar dulu," Panitnya sebelum melangkah ke kamar.
Pandu membuka pintu kamar, ia melihat Alicah yang juga menatapnya. "Kenapa lo lama sih pulangnya gue udah lapar tau," Omel wanita itu seolah tidak terjadi apa-apa.
"Maaf," Satu kata yang keluar dari mulut Pandu. Ia mengganti pakaiannya dan mengajak Alicah makan malam. "Simbok ayok makan," Ajak Pandu saat melewati simbok.
Simbok menatap keduanya dan berkata "Kalian aja, Simbok uda makan tadi duluan,"
"Ya udah, Kami makan dulu simbok," Pandu dan Alicah melanjutkan langkah keduanya ke dapur.
Pandu menyiapkan makanan untuk keduanya. sedangkan Alicah duduk diam ditempatnya tampa melakukan Apapun. menu kali ini adalah Ikan goreng sambal ijo sama tumis brokoli. Pandu mengambilkan Nasi, lauk dan sayur untuk keduanya. mereka makan dalam hening. Alicah sangat lahap menyantap makananya.
"Kenapa gak buka usaha Makanan, lo kan jago masak," Alicah buka suara setelah makanan di piringnya telah habis.
"gak minat," Balas pandu singkat, ia membereskan semuanya dan mencuci piring kotor. Alicah menunggu pandu selesai mengerjakan semuanya ia sudah menawarkan diri untuk menolong tapi pandu menolak.
Keduanya sudah berada di kamar setelah menggosok gigi dan membasuh wajah. Alicah manatap Pandu yang terlihat fokus membaca buku di tangannya.
"Pandu," Panggilnya
"Hmm," balas pandu cuek.
"Issh, Lo kenapa sih dari tadi cuek amat? lo marah sama gue?," Alicah sudah tidak tahan dengan sikap cuek suaminya. ia sudah terbiasa dengan pandu yang hangat.
"Saya memang seperti ini," Balas pandu datar.
"isshh gue benci sama lo," Teriaknya kesal. saking kesalnya ia melemparkan bantal ke wajah tampan suaminya. Lalu membaringakan tubuhnya membelakangi pandu, ia sangat kesal.
Pandu yang menerima lemparan bantal terkejut, ia menutup buku di tangannya, meletakkan di atas meja, sebelum menaiki kasur, ia memungut bantal yang terjatuh dan tak lupa mematikan lampu. Pandu berbaring disisi Alicah, ia memeluk Istrinya dari belakang membuat tubuh Alicah tersentak kaget.
"Jangan di lepas," bisik Pandu ketika Alicah mencoba melepaskan tangan Pandu yang memeluk erat perutnya. Alicah mengalah dan membiarkannya.
Bersambung......
Hi Readers, Terima Kasih Karena telah baca cerita ini, ini cerita perdana aku, jadi harap maklum ya, Semoga kalian gak bosan ya baca ceritanya, Jangan lupa untuk Like komen Vote dan share.
Salam manis dari author. Lijaloverrr. *** 😊🥰🥰