NovelToon NovelToon
Story Of April

Story Of April

Status: tamat
Genre:Menikah Karena Anak / Hamil di luar nikah / Teen School/College / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:577
Nilai: 5
Nama Author: Hyeon Gee

Aku pernah merasakan rindu pada seseorang dengan hanya mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagiku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyeon Gee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Story 5

Ada waktu di mana kita akan bertemu lagi… 20 September 2012

“Apa yang baik dari menyembunyikan hal ini? Apa ini sebuah kejutan?” tanya Jun Su.

“Apalagi selain kejutan. Tidak ada yang tidak suka kejutan,” sahut Chang Yi.

“Tapi, apa ini tidak keterlaluan?”

“Ehehehe, sebenarnya aku pun berharap banyak padamu.”

Sementara, di jam yang sama dan tempat yang berbeda, Seol Hee tampak melamun memperhatikan ponselnya.

“Seol Hee, ayo, makan, Sayang,” ajak Mi Hi, Ibunya.

“Kenyang, Bu.”

“Hmm, Ibu akan siapkan makananmu. Makanlah nanti. Ibu, Ayah dan Adikmu mau ke tempat Nenek sebentar. Jangan terlalu di pikirkan. Mungkin dia ada proyek baru. Ibu yakin dia tidak bermaksud seperti itu.”

Tidak ada jawaban dan usai terdengar deru mobil keluar dari halaman rumahnya. Dalam keadaan melamun seperti sebelumnya, air mata perlahan membasahi kedua pipi Seol Hee.

“Tidak. Aku tidak bisa menerimanya.”

Segera, Seol Hee melangkah pergi mengayuh sepedanya menuju ke rumah Keluarga Ho. Namun, di tengah hujan yang tiba-tiba mengguyur, tidak ada tanda-tanda kehadiran orang di dalam rumah itu. Semua terlihat sepi, tidak ada lampu yang tiba-tiba menyala karena hujan turun. Semua gelap, tidak terkecuali pandangannya yang perlahan menghitam.

“…Hee. Cha Seol Hee. Cha Seol Hee. Bangun, Sayang.”

Perlahan, ada cahaya yang ia rasakan menembus pandangannya. Badannya terasa hangat dan sekelilingnya terasa menenangkan. Ada bau Bunga Mawar lembut yang begitu menyengat indra penciumannya. Kabur namun, sesaat setelahnya dia bisa melihat jelas gadis berambut merah hati yang duduk di sisi tempat tidur.

“Kak Sae Rin.”

Gadis itu tersenyum manis dan mengangguk pelan.

“Minumlah dulu teh hangat ini.”

Segera, dengan dibantu Sae Rin, dia duduk dengan nyaman dan menyeruput sedikit tehnya.

“Apa yang terjadi?”

“Kau pingsan di depan rumah Chang Yi. Apa kau tidak tahu kalau mereka berlibur ke Paris?”

Ragu dan berusaha menyembunyikan keterkejutannya, Seol Hee pun menggeleng pelan.

“Apa…Chang Yi juga ikut?” tanyanya hati-hati.

“Tidak. Chang Yi masih di Seoul bersama Jun Su. Tapi, apa yang kau lakukan di tengah hujan? Apa Chang Yi atau Chang Mi tidak mengabarimu tentang hal itu?”

“Hal itu apa?”

“Liburan keluarganya ke Paris.”

“Oh! Tidak.”

“Apa mungkin Chang Mi berpikir kau akan tahu dari Chang Yi?” ujar Sae Rin.

“Ti, tidak tahu, Kak. Eh, terima kasih sudah membantuku. Aku harus pulang. Ini sudah larut,” ujar Seol Hee yang sempat melirik balkon kamar yang tertutupi gorden tembus pandang dan tampak begitu gelap di luar.

“Eh, tidak,” tahan Sae Rin, “aku sudah suruh Kak Jun Ho menghubungi orangtuamu. Aku sudah kabari keadaanmu dan mengatakan pada mereka kalau kau baik-baik saja. Kebetulan di luar juga badai dan mereka pun tidak bisa pulang dari rumah nenekmu sampai besok pagi jadi, lebih baik kau menginap di sini saja. Apa besok ada kegiatan?”

Mendengar penjelasan Sae Rin yang tampak begitu khawatir tentangnya, Seol Hee pun menggeleng pelan.

“Besok hanya ada latihan tari di sore hari. Selebihnya aku bebas.”

“Bagus, aku akan merawatmu dengan baik,” sahut Sae Rin riang.

Untuk pertama kali, setelah sekian tahun aku melihat sosok Ho Sae Rin, Kakak dari Ho Jun Su. Perempuan dengan sudut mata meruncing yang hampir mirip dengan Chang Yi, dia tampak sombong. Dan karena perbedaan itulah aku tidak pernah berani bertegur sapa dengannya yang sama sekali begitu berbeda dengan Jun Su, adiknya yang kukenal berparas ramah walau alis runcing Jun Su terkadang sedikit membuatku takut.

Tapi, senyum ramah yang dia tujukan padaku setiap kami bertemu setidaknya membuat kami bisa lebih cepat akrab. Dan detik ini, aku bisa yakin jika dia memang kakak dari Ho Jun Su, perempuan berparas sombong ini memiliki sifat periang yang luar biasa sama dengan adiknya.

“Ternyata rambutmu tebal, ya. Aku suka,” ujar Sae Rin usai mengucir kuda rambut Seol Hee yang hanya tersenyum sipu, “apa kau mau aku mewarnai rambutmu? Aku memiliki semua peralatannya di kamar sebelah. Aku akan membuatnya sangat, sangat cantik. Mau, ya. Pipi tembammu dengan kulit putih juga badan seperti idol ini kau paling cocok dengan warna apapun. Aku sangat yakin. Boleh, ya.”

“Mmm…aku…”

“Aku yang tanggung jawab kalau orangtuamu marah,” bujuk Sae Rin.

“Oh! Aku…”

“Kuanggap kau mau. Ayo.”

Dan tanpa sanggahan lainnya, detik di mana Sae Rin melihat sekilas binar senang disorot mata Seol Hee, dia langsung menariknya keluar dan membawanya masuk ke ruangan khusus make up-nya yang menyediakan seluruh peralatan salon lengkap bahkan dengan kursi keramas merah hatinya.

“Cantik,” ucap Seol Hee tanpa sadar usai melihat sekeliling.

“Ehehe…kau suka? Duduklah di sini,” ujar Sae Rin usai menyiapkan sebuah kursi di depan meja rias lampu berwarna sama dengan kursi keramasnya.

Segera, Seol Hee duduk dengan perasaan campur aduk. Senang, bingung dan hal luar biasa yang tidak pernah dia alami sebelumnya.

“Tapi, aku tidak pernah mewarnai rambut sebelumnya,” ujar Seol Hee ragu.

“Tenang. Kau akan kubuat sangat manis dengan warna pilihanku.”

Hanya anggukan singkat yang Seol Hee berikan. Ada rasa tegang yang menjalari setiap desir darahnya yang mengalir. Jantungnya berdebar kencang namun, rasa senang yang ikut mencampurinya membuat ia tidak bisa menyembunyikan senyum tipisnya tatkala memperhatikan setiap gerak Sae Rin yang tengah menyiapkan segala kebutuhannya.

“Kita mulai, ya. Kau siap?” tanya Sae Rin usai mengenakan jubah apron ke Seol Hee.

“Iya,” sahut Seol Hee seraya mengangguk tegas dan menghembuskan napas pelan.

Tidak ada hal lain selain kesenangan yang mereka rasakan dibalik hujan petir yang terus meniupkan angin cukup kencang di luar. Sementara, Jun Su yang baru membuka pintu apatemennya bergegas merogoh saku dan membuka pesan di layar ponselnya.

Dari : Putri Tuan Ho Sang Hyuk

Coba lihat ini

(*Sumber : Pinteresthttps://id.pinterest.com/pin/633387432132955/)

Kepada : Putri Tuan Ho Sang Hyuk

Apa? Rambutmu?

Bukannya sudah merah dari lahir

sama sepertiku.

Hanya terlihat sedikit lebih orange?

Dari : Putri Tuan Ho Sang Hyuk

Bodoh! Bukan rambutku. Itu Cha Seol Hee.

Jangan tanyakan apapun padanya. Dia tidak tahu kalau aku mengirimi gambar ini.

Segera, Jun Su meneguk ludah kuat dan langsung bergegas melepas jasnya. Dia melempar asal ranselnya dan duduk di sofa sembari mengaktifkan pengeras suara panggilannya.

“Apa?!” bentak Sae Rin dari seberang.

“Seol Hee? Bagaimana bisa Cha Seol Hee di rumah kita?” tanyanya sambil melepas kaus kaki.

“Pukul 4.15 sore Ibu meneleponku kalau tidak bisa pulang cepat dari pertemuan di kantor Ayah. Kak Jun Ho pun masih ada rapat, jadilah aku pergi ke rumah Paman Sang Il untuk menyalakan lampu rumah mereka.”

“Lalu?”

“Aku melihat Seol Hee pingsan di depan pagar rumah mereka. Aku telepon Kak Jun Ho untuk menyalakan lampu rumah Paman sepulang kantor. Kukatakan alasannya dan dia langsung menghubungi orangtua Seol Hee.”

“Darimana dapat nomor orangtua Seol Hee? Lalu, kenapa dia pingsan? Sakit? Dan rambutnya, bagaimana bisa jadi seperti itu? Chang Yi tahu tentang ini?” tanya Jun Su panik.

“Aku tidak pernah memberitahu apapun pada bocah keras kepala itu walaupun aku tahu mereka pacaran. Teman satu kelas Seol Hee sewaktu SMA sedang magang untuk praktik kuliahnya di kantor Kak Jun Ho dan anak itu memiliki adik. Lalu adiknya satu kelas dengan Seol Hyuk, Adik Seol Hee. Dari sana kami bisa mengabarinya. Aku rasa dia tidak makan dari kemarin. Dan rambutnya, aku hanya iseng karena dia cantik. Kalau kau lihat wajahnya, aku yakin kau akan berkelahi memperebutkannya dengan Chang Yi.”

“Aku tutup, janji jangan beritahu siapapun tentang hal ini.”

Belum sempat Sae Rin menjawab, Jun Su langsung melesat keluar dari apartemennya dan berlari ke apartemen Chang Yi yang hanya berjarak dua kamar dari tempatnya. Dia menekan kode pintu masuknya dan langsung mencari Chang Yi yang terkejut dengan kehadirannya.

“Kau benar-benar mengejutkanku!” ujar Chang Yi setengah berteriak seraya memegangi dadanya, “apa yang kau lakukan dengan bertelanjang kaki seperti itu?” omelnya lagi dengan kedua mata terbelalak mendapati kakak sepupunya masuk tanpa alas kaki.

“Ti, tidak apa-apa. Aku tadi melihat bayangan seseorang saat masuk ke apartemenku. Aku takut kau kenapa-kenapa jadi bergegas kemari. Kau, baik-baik saja?” tanya Jun Su linglung.

“Tentu. Aku baik, sangat baik. Sampai kau datang seperti orang gila.”

“Hehehe, maaf. Naluri kakak itu bekerja baik. Tapi, apa kau sudah menghubungi Seol Hee?”

“Ha? Untuk apa aku menghubungi orang yang sudah aku ‘putus’kan. Setidaknya hanya sampai proyek itu berhasil. Hehehe. Dia tetap kekasihku apapun yang terjadi,” ujar Chang Yi semringah.

“Oh! Iya, aku lupa. Hahaha…”

“Baru kemarin sore kita bahas.”

“Hehe. Ya, sudah. Hati-hati di rumah. Aku kembali dulu.”

“Iya. Jaga dirimu juga.”

Segera, Jun Su menghela napas keras usai menutup rapat pintu apartemen Chang Yi. Dia melangkah lunglai ke apartemennya, terkadang memukul pelan puncak kepalanya, seakan ada kebodohan dan beban yang sangat berat tengah ia bawa.

1
Mystorios _ Writer
Menarik
goyangi13: Terima kasih banyak kak 🙏🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!