"Aku mau seperti Bibi tidak menikah saja," ucap ku yang pasti akan membuat bibi nya marah
"Kau ini jangan bicara sembarangan! bagaimana kalau di dengar oleh mama mu!"
"Aku tidak secantik Bibi dan tidak punya tubuh sebagus tubuh Bibi yang seorang model, mana ada cowok yang tertarik dengan orang sejelek aku ini, gadis pendek dan berkacamata tebal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tinggal Bersama
"Kok bisa? Padahal aku mau kasih kejutan buat Bibi," Agatha kecewa, padahal ia ingin melihat reaksi Bibinya setelah tahu bahwa ia menang lomba dan keluar sebagai juara pertama.
"Ibumu yang memberitahuku dan Bibi sudah yakin kau pasti bisa memenangkan perlombaan itu," ucap Bibi sambil tersenyum karena tebakannya benar.
"Ini semua berkat Bibi yang selalu mendukungku sampai saat ini," ucap Agatha kemudian memeluk Bibinya.
"Agatha kan keponakan kesayangan Bibi. Oh yah! Bibi bawa hadiah untukmu, selain sebagai kado ulang tahun juga sekaligus untuk kemenangan mu," ucap Bibi sambil melepaskan pelukan Agatha dan pergi untuk mengambil kado nya.
"Benarkah? Mana?" tanya Agatha tidak sabar, karena kali ini Bibi bisa dimaafkan karena tidak melupakan hari ulang tahunnya.
"Ini dia, ayo bukalah,"
Agatha pun segera membuka kado besar itu dan begitu terkejut karena Bibi memberikannya sebuah lukisan. Lukisan itu adalah lukisan yang ia lihat tiga tahun yang lalu di pameran lukisan. Lukisan itu berjudul 'Calla Lily' yang sangat ia kagumi.
Mata Agatha terbelalak. "I-ini, Ini kan?" Agatha hampir tak percaya dan sangat terharu, karena Bibi memberikannya hadiah sebagus itu untuknya.
"Apa kau suka?" tanya Bibi.
"Suka sekali, sangat suka... bagaimana Bibi bisa mendapatkan lukisan ini?" tanya Agatha heran dan sangat penasaran.
"Rahasia," jawab Bibi hingga membuat Agatha semakin penasaran.
"Terimakasih ya Bi," Agatha kembali memeluk Bibinya, Bibi memang sangat baik, walaupun sudah berusia 30 tahun, tetapi ia masih kelihatan sangat muda dan cantik. Perempuan itu juga belum menikah, karena sebagai model terkenal ia suka berpetualang dan gonta-ganti pasangan.
"Agatha, sebentar lagi kan kau mau masuk kuliah, bagaimana kalau kau tinggal bersama Bibi saja? Kampusmu kan dekat dengan rumah Bibi," ucap Bibi padanya.
"Bibi serius mau ngajak aku tinggal bersama?" Agatha tak percaya dengan ajakan Bibinya itu.
"Di rumah itu Bibi hanya tinggal sendiri jadi sangat membosankan dan tidak punya teman ngobrol. Agatha mau kan tinggal bersama Bibi?," bujuknya dengan wajah memelas.
Agatha ragu, mata hitamnya menyipit mencermati wajah Bibinya itu. "Kenapa Bibi tiba-tiba menyuruhku untuk tinggal bersama? Bukankah selama ini Bibi suka hidup seorang diri saja tanpa ada yang mengganggu," ucap Agatha tidak mengerti dengan perubahan jalan pikiran Bibinya yang begitu tiba-tiba.
"Ya.... bisa saja kan suatu saat nanti Bibi merasa bosan tinggal sendiri," ucap Bibi mencoba memberikan alasan.
"Kalau begitu, kenapa Bibi tidak menikah saja?" tanya Agatha.
"Bibi masih senang hidup seperti ini dan merasa nyaman, seharusnya kau yang cari pacar, kau kan sudah berumur 19 tahun" ucap Bibi nya.
"Aku mau seperti Bibi saja tidak menikah" ucap Agatha yang pasti akan membuat Bibinya marah.
"Kau ini jangan bicara sembarangan! Bagaimana kalau mama mu dengar!"
"Aku ini tidak secantik Bibi dan tidak punya tubuh sebagus Bibi yang seorang model, mana ada cowok yang tertarik denganku, gadis pendek dan berkacamata tebal." jelas Agatha.
"Apa kau masih tidak bisa melupakan kejadian tiga tahun yang lalu?" tanya Bibi yang mengungkit masa lalu yang ingin sekali Agatha lupakan.
"Aku sudah melupakannya, hanya saja aku tidak mau pacaran lagi," ucap Agatha dengan wajah serius.
"Tenang saja, Bibi yakin suatu saat nanti pasti akan ada pangeran tampan yang akan menyukaimu Agatha," ucap Bibi meyakinkan Aletta.