NovelToon NovelToon
From Dusk Till Dawn

From Dusk Till Dawn

Status: sedang berlangsung
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cherry_15

Seorang perempuan cantik dan manis bernama Airi Miru, memiliki ide gila demi menyelamatkan hidupnya sendiri, ditengah tajamnya pisau dunia yang terus menghunusnya. Ide gila itu, bisa membawanya pada jalur kehancuran, namun juga bisa membawakan cahaya penerang impian. Kisah hidupnya yang gelap, berubah ketika ia menemui pria bernama Kuyan Yakuma. Pria yang membawanya pada hidup yang jauh lebih diluar dugaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherry_15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Rumah Pembelenggu Rasa

Keesokan harinya, Airi memberanikan diri bertanya pada Picho ditengah jam kosong karena belum ada pelanggan.

“Anu, Picho… maaf, boleh aku bertanya dua hal?” izinya dengan sopan dan malu-malu.

Kebetulan Leo sedang ke pasar membeli stok bahan makanan.

Dengan manis dan ramah, Picho menjawab. “Tentu. Lebih dari itu pun, kau boleh bertanya dengan bebas.”

“Yang pertama, mengapa kalian begitu baik padaku? Ketika ku tanyakan pada Leo, dia menyuruhku bertanya padamu. Dia hanya mematuhi mu, katanya,” Airi mulai berani bertanya.

Picho sempat tersentak mendengar itu. “Leo hanya mematuhi ku?” pikirnya dalam hati, lalu ia tersenyum kecil.

“Dasar, pangeran es itu. Sepertinya akan sulit meluruskan perasaannya?” lanjutnya dalam hati.

Picho mulai mengangkat suara. “Kami, terutama aku menyuruh Leo untuk berbuat baik padamu karena sudah menjadi tugas manusia untuk menebar kebaikan tanpa pandang bulu,” jawabnya ramah namun tegas.

“Dan, aku laki-laki sejati yang berkewajiban melindungi perempuan sepertimu, dari bahaya juga kerasnya dunia luar,” lanjutnya.

Airi mengangguk mengerti.

“Apa pertanyaan kedua mu?”

“Ini agak sensitif sih, mungkin Leo akan marah jika tahu aku menanyakan ini padamu. Aku juga tak yakin kau sebagai sahabatnya tega menjawab atau tidak.” Airi ragu untuk melanjutkan pertanyaannya.

Picho terdiam sejenak, mempersiapkan diri untuk pertanyaan selanjutnya.

“Tanyakan saja, namun jika tak bisa ku jawab jangan kecewa.” ucapnya memberi izin.

“Semalam Leo marah besar hanya karena aku menyentuhnya, ia begitu ketakutan akan kuman dan virus juga sangat menekankan untuk higenis. Sebenarnya, ada apa dengan Leo?” tanya Airi dengan suara pelan, ragu.

Lagi, Picho tersentak mendengar itu. Lalu kembali tersenyum.

“Kurasa karena kau pendatang baru, aku harus memberitahukan padamu panduan menghadapi Leo. Apa aku perlu bikin bukunya juga agar pendatang lain tinggal membaca?”

“Tak perlu, jelaskan saja agar aku memahaminya. Lebih mudah diingat bagiku jika mendengar ketimbang membaca.” jawab Airi lembut.

“Baiklah, dengarkan baik-baik ya. Begini, ada beberapa hal penting yang tak boleh dilakukan pada Leo. Pertama, jangan katakan ‘maaf’ dan ‘terima kasih’ jika tanpa memberikan jawaban atau mematuhi perintahnya. Baginya, jawaban dan bukti tindakan lebih penting dari sekedar kata-kata.” Picho menerangkan.

“Pantas saja, semalam dia juga marah ketika aku berterimakasih padanya!” Airi mengingat hal janggal lain dari Leo.

Picho mengangguk sebelum melanjutkan jawaban.

“Yang kedua, jangan sembarangan menyentuhnya. Dia memiliki sejenis trauma, yang membuatnya begitu gila akan kebersihan. Terutama dalam lingkungan kedai ini, penting untuk menjaganya agar tetap higenis.”

“Ada lagi yang ingin ditanyakan?” lanjut Picho menawarkan.

“Trauma? Gila kebersihan? Anu, sepertinya aku pernah dengar tentang sebutan untuk kondisi seperti ini. Tapi apa ya? CD…? DVD?” tanya Airi mencoba mengingat.

“OCD, dasar bodoh!” bukan Picho yang menjawab, melainkan Leo yang baru saja pulang dari pasar.

Sontak Airi dan Picho terlonjak kaget. Sedikit tegang dan takut melihat tatapan tajam pangeran es yang begitu menusuk.

Leo menghela napas kasar sebelum melanjutkan.

“Iya, aku pengidap gangguan psikologis bernama OCD! Jika kau sudah paham, berhenti menyentuhku dan jagalah kebersihan di tempat ini!” ketusnya.

“Baik! Aku akan lebih memperhatikan kebersihan di tempat ini, juga kebersihan diriku sendiri!” ucap Airi dengan lantang dan tegas, mematuhi perintah Leo.

Sepertinya ia memang harus mandi dua kali sehari, seperti yang pernah Ryuka perintahkan padanya. Entah mengapa tiba-tiba ia teringat pria vokalis menyebalkan itu.

“Baguslah. Sekarang, cepat kau rapikan belanjaan ini di dapur! Ingat, selalu menjaganya agar higenis! Dilarang bersin atau batuk di dapur!” perintah Leo pada Airi, menyodorkan beberapa pelastik belanjaannya.

“Baik!” jawab Airi, menerima belanjaan tersebut lalu berlari kecil menuju dapur.

“Dan kau, Picho. Sepertinya urusanku denganmu belum selesai?” sinis Leo.

“Baiklah, baiklah.. aku mengerti kau paling tak suka dibicarakan di belakang, Leo. Terutama jika topiknya sensitif seperti ini. Tapi kurasa dia perlu tahu, agar tidak salah ambil sikap dan menyakitimu.” jawab Picho menjelaskan.

Leo menghela napas pasrah lalu tersenyum tipis.

“Dasar bocah! Selalu saja seenaknya mengumbar tentangku pada orang baru,” ucapnya dingin bercampur lembut, sambil memberantaki rambut Picho.

“Aku hanya melindungimu dari potensi salah paham mereka,” jawab Picho, tersenyum lebar.

“Sudahlah. Sana didik dia cara meletakkan bahan makanan dengan baik dan benar!” perintah Leo, tak bisa marah pada Picho. Sorot matanya begitu lembut.

“Mengapa tidak kau saja yang melakukan itu? Kau kan, jauh lebih paham tentang hal ini.” tolak Picho dengan santai.

“Apa kau sibuk?” tanya Leo.

“Ah, kucing tetangga belum dikasih makan! Aku pergi dulu ya,” jawab Picho mencari alasan, lalu lari begitu saja.

“Oy, Picho!” panggil Leo kesal. Namun Picho sudah menghilang entah kemana.

Leo menghela napas pasrah. “Dasar, bocah itu. Kapan ia bisa menjadi dewasa?” gumamnya.

“Aku sudah lelah belanja ke pasar, tahu! Satu batang dulu deh,” lanjutnya.

Leo duduk santai di bangku halaman rumahnya yang luas, membakar rokok sembari menyesapnya perlahan. Lalu ia hembuskan asap rokok itu sembari menatap langit.

Sedangkan di dapur, Airi kebingungngan sendiri meletakkan belanjaannya. Setiap rak dan isi kulkas di tempat ini, tersusun begitu rapi seolah memang sudah tersedia ruang khusus untuk masing-masing bahan.

Airi harus mempelajari dan mengingatnya dengan baik, dimana ia harus meletakkan bahan makanan. Disisi lain, pikirannya masih berkelana pada apa yang ia katakan tadi.

“Mengapa aku harus menyebut DVD ya? Itu kan jelas bukan jawabannya! Apa yang ku pikirkan tadi?” gumamnya sendiri.

Seketika ingatannya melayang pada DVD konser yang sempat ia tonton bersama Ryuka. Bukan hanya itu, berada di dapur juga membuatnya mengingat kenangan memasak bersama Ryuka.

“Sial! Mengapa aku selalu mengingatnya!?” teriaknya geram, tak sengaja menjatuhkan wadah biji kopi ketika sedang mengisinya kembali.

Wadah itu pecah, dan biji kopinya tumpah berserakan. Airi panik, ia merasa gagal karena melakukan kesalahan pada pekerjaannya di hari pertama.

Bukan hanya Airi, Leo yang mendengar suara pecahan kaca dari halaman rumahnya pun panik. Ia secara otomatis mematikan rokoknya yang belum habis, lalu segera berlari menuju dapur.

“Ada apa denganmu!?” tanya Leo sedikit menyentak karena terkejut melihat pecahan kaca dan biji kopi berhamburan di lantai.

Airi mengingat perkataan Picho, tentang Leo yang tak suka kata ‘maaf’. Ia inisiatif mengambil tindakan, berdiri tegap menatap Leo dengan sorot penuh rasa tanggung jawab.

“Aku salah, aku akan tanggung jawab. Mohon tunggu sebentar, akan ku bersihkan pecahan kaca dan biji kopinya. Jika biji kopi yang terbuang harganya mahal, aku siap dipotong gaji sebagai gantinya!” tegas Airi.

Leo menatap jengkel mendengarnya.

“Aku tidak memberimu perintah untuk melakukan itu! Aku hanya bertanya, ada apa denganmu? Jangan hindari jawaban dari pertanyaanku!” geramnya membentak lebih keras.

Airi terkejut mendapatkan bentakan itu. Rupanya ia salah mengambil tindakan, tapi dia juga tak bisa hanya minta maaf. Ia harus memberikan jawaban yang jujur.

1
Anyelir
saling support yuk kak /Determined/
Cherry: Sip, nanti aku baca-baca novelmu ya.. makasih.
total 1 replies
Nakakapagpabagabagッ
lanjut terus kak 🥰🥰🥰
Cherry: Makasih.. 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!