Luke karyawan biasa berusia 21 tahun yang telah bekerja selama 2 tahun mendapatkan hidup yang normal dan bahagia serta sangat jarang orang lain dapatkan namun, suatu hari saat Luke sedang beristirahat di atap kantor nya entah petir dari mana datang menyambarnya.
Luke kemudian bereinkarnasi di dunia Fidla di sebuah desa perbatasan Burthog Kingdom. Luke tumbuh di keluarga bahagia dan akhirnya memiliki seorang adik perempuan, Luke merasa sangat bahagia sebelum akhirnya perang merajalela dan menghancurkan desa nya.
Kedua orang tuanya terbunuh Luke juga terpisah dengan sang adik yang baru berusia 3 tahun.
Bagaimana Luke akan menemukan adik nya dan mengembalikan kehidupan normal dan bahagia nya? silahkan ikuti kisah petualangan Luke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfa-RZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 34, Ultimate
"Sudah selesai kah?" Lisa langsung mundur setelah melihat Luke selesai dengan persiapan nya.
"Ya ... sihir ini mengandalkan jumlah mana dan efek nya tergantung pada jumlah mana yang di korbankan maka nya aku harus memastikan mana ku terisi penuh. Jelas Luke.
"Jujur saja aku tidak perduli dengan penjelasan nya, bakar atau apa lah hempaskan lah semua monster itu." Hanya Lisa yang sejauh ini berani mengatakan itu saat Luke sedang menjelaskan.
"Hengh! Monster rasakan lah sihir maha dasyat ku! Skill - Hell Fire Ultimate Burst!"
Bom!
Meskipun itu adalah skill tipe membakar area dengan suhu yang tinggi tapi karena Luke menggunakan seluruh maa nya maka dalam sekejap suhu di sekitar meningkat dan memunculkan reaksi ledakan, dalam sekejap seluruh hutan di selimuti oleh bara api karena pepohonan dan segala nya hangus dalamm seketika.
Exp+4
Exp+1
Exp+2
...
...
Kelompok Jirfnik selamat dari panas api bersuhu tinggi berkat barrier tingkat tinggi pada kereta yang otomatis aktif namun mereka tetap harus bertarung melawan monster yang secara tidak sengaja juga masuk kedalam area barrier sedangkan rombongan saintes masih bisa merasakan panas karena hanya di lindungi oleh dinding tanah.
Sementara itu Luke meskipun memiliki resistensi panas yang tinggi tapi dia tetap harus tumbang karena kehabisan mana namun sebelum itu Luke tidak ingin terlihat lemah setelah menunjukkan skill yang sangat besar jadi dia duduk dengan cara yang sangat elegan untuk menunjukkan wibawa seorang mage.
"Kau baik baik saja?" Lisa langsung memastikan keadaan Luke.
"Aku memiliki regenerasi mana super cepat, kondisi seperti ini tidak akan lama." Luke menjawab.
"Ada beberapa Orge yang berada di luar jangkauan sihir, aku akan membersihkan nya." Lisa berniat memungut exp yang tersisa.
"Hutan masih sangat panas loh." Luke melihat bahwa orang tanpa resistensi api mustahil melewati hutan yang suhu nya masih tinggi.
"Bukan masalah." Seperti nya Lisa memiliki cara nya sendiri, ia dengan cepat melesat setelah menggunakan dua katana.
"Oh." Luke tidak lagi mempertanyakan saat Lisa langsung berlari menuju hutan.
"Area Heal!" Setelah melakukan doa, saintes kembali melakukan area heal karena tampak nya mereka terkena dampak suhu yang sangat tinggi bahkan membuat kulit mereka sedikit terbakar meskipun sudah berlindung di balik tembok tanah.
"Jadi bagaimana cara Lisa selamat tadi?" Luke telat menyadari bahwa Lisa tampak baik baik saja meskipun yang lain kesulitan menahan suhu tersebut sebelum Luke mengingat bahwa ia baru saja mengupgrade mobile suit Lisa. "Ah!"
Saintes mendekati Luke untuk berterima kasih. "Terima kasih karena telah melindungi kami tuan ...?" Tampak nya saintes melupakan nama Luke.
"Luke." Jidat Luke mengkerut karena dia baru saja memperkenalkan diri. 'Sepertinya saintes memiliki bakat untuk membuat orang kesal.'
"Tuan Luke."
Sementara itu di sisi lain Jirfnik sudah membereskan monster yang tersisa hanya bisa menatap tajam ke arah Luke karena baru saja melihat power magic nya yang sangat besar.
Putri Milis yang sedari tadi hanya memperhatikan dari balik tirai jendela kereta pun menghampiri Jirfnik. "Mungkin setara dengan Arcmage kekaisaran." Putri Milis tentu sangat kagum dengan power yang sebesar itu.
"Bahkan bisa lebih." Meskipun kesal tapi Jirfnik harus mengakui kemampuan Luke.
"Magic power yang sangat besar, beast master dan juga seorang blacksmith dengan segudang pengetahuan asing ... aku ragu di luar sana masih ada keberadaan lain yang dapat menyamai nya." Putri Milis tentu sangat memperhatikan Luke selama ini.
"Sebisa mungkin aku tidak ingin menjadi musuh nya ... tapi," Jirfnik tampak menahan kekesalan nya.
"Tapi?" Putri Milis memasang ekspresi bertanya.
"Sifat nya itu! Ke sombongan nya! Tidak bisa kah dia setidak nya menundukkan kepala nya sedikit." Jirfnik merasa kesal karena bakat yang luar biasa harus ada di tangan orang yang seperti Luke.
"Pft! Hahahaha! Setidak nya dia memiliki kekuatan yang setara dengan ke angkuhan nya." Putri Milis sempat tertawa lepas karena apa yang di katakan Jirfnik adalah kebenaran. "Ha.. bawa aku ke saintes, aku harus menyapa nya." Putri Milis bahkan belum di beritahu identitas saintes tapi dia mengetahuinya hanya dengan sekali lihat.
"Akan saya antar." Jirfnik pun menemani setelah menyarungkan kembali pedang nya
Saat Luke sedang mengobrol dengan saintes, putri Milis pun datang menghampiri bersama Jirfnik. "Apa saintes baik baik saja?" Bertanya putri Milis menyapa.
"Senang bertemu dengan anda tuan putri, berkat perlindungan dari kalian, saya dan rombongan baik baik saja." Saintes terlebih dahulu menyapa sebelum menjawab.
Luke tampak menatap kesal kearah putri Milis karena mengganggu obrolan nya. 'Jangan mengambil kredit ku!' Seperti itu lah pikiran Luke karena perasaan dia yang melindungi saintes kenapa sekarang terasa putri Milis lah yang melindungi nya karena seakan Luke adalah pengikut nya.
Sementara putri Milis sendiri menyadari tatapan kesal Luke dan seakan paham apa yang ia pikirkan. "Ah saintes ee..." Putri Milis mencoba mengabaikan Luke.
"Nama saya Jeanne Rel." Saintes memperkenalkan diri.
"Saintes Jeanne." Putri Milis mencoba mencocokkan panggilan.
"Panggil saja saya Jeanne."
"Ya Jeanne, apa kita pernah bertemu sebelum nya?" Putri Milis hanya basa basi karena sebenar nya dia mengingat semua wajah penting yang pernah ia temui.
"Saya pernah menengahi pertemuan dengan kerajaan Werqu saat perjanjian gencatan senjata di awal musim dingin." Jawab saintes dengan anggun.
"Oh jadi kau yang waktu itu menjadi saksi ... ngomong ngomong kemana tujuan kalian?" Putri Milis akhir nya mulai bertanya setelah basa basi sementara.
"Kami sedang dalam perjalanan menuju ibu kota Arclide untuk upacara pengabdian pada dewi Lavanya sayang nya ... seperti yang tuan putri lihat kami di serang oleh sekelompok monster yang sangat banyak, kereta kami juga mengalami kerusakan karena berusaha lari tadi nya." Saintes menjelaskan situasi nya meskipun tujuan nya terbaca dengan jelas, ia hanya ingin meminta bantuan.
"Oh kalau begitu sekalian saja, arah kita sama.. yah kan Luke." Putri Milis melirik ke arah Luke.
"Kereta sudah full tidak ada tempat lagi." Luke menolak.
"Siapa bilang kita akan satu kereta, bukan kah kita punya pengrajin yang sangat terampil di sini?" Putri Milis memancing.
"Cih, aku baru saja memperkenalkan diri sebagai seorang mage loh." Meskipun kesal Luke tetap pergi untuk memperbaiki kereta milik saintes.
"Oh maaf kalau begitu." Canda putri Milis.
Kereta tersebut memiliki struktur yang simpel seperti kereta pada umumnya namun kerusakan nya yaang sangat parah membuat Luke membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk menyelesaikan nya, sementara itu para perajurit tampak mulai mengumpulkan drop item monster yang berguna, mereka tidak mengambil banyak karena pada dasar nya semua nya sudah hangus terbakar meskipun ada juga itu bukan lah item yaang bagus.
"Apa kita perlu mengumpulkan drop item juga?" Bertanya Lisa yang sudah dari tadi menyelesaikan pekerjaan nya.
"Meskipun aku suka uang tapi aku juga memiliki standar harga diri sendiri." Luke memilih tidak sementra ia memasang roda kereta terakhir.
"Baiklah." Lisa juga tidak terlalu peduli.
"Selesai." Luke selesai memperbaiki kereta.
"Aku akan memanggil saintes." Baru saja Lisa ingin menuju ke tempat saintes dan putri Milis beristirahat tapi sudah di hentikan oleh Luke.
"Biar aku saja, yang kesana." Luke memperbaiki pakaian nya yang berantakan.