Gairah Dosen Arrogant

Devan menyeret Cindy dengan paksa dan membawa nya masuk ke dalam mobil.

"Aw." teriak cindy karena di hempaskan dengan kasar oleh Devan.

Radha sangat kaget melihat kemarahan Devan pada Cindy. alhasil Radha segera menyusul Devan yang hendak masuk ke dalam mobil.

"kamu mau membawa mba Cindy kemana mas?" tanya Radha sambil menahan tangan Devan.

"tunggu lah di rumah, aku akan mengurus wanita ini." ucap Devan sambil membelai kepala Radha.

"t-tapi mas-" belum sempat Radha melanjutkan kata kata nya Devan sudah masuk ke dalam mobil meninggal kan Radha yang masih diam mematung sampai mobil Devan tak terlihat.

Di dalam mobil.

"kamu mau membawa aku kemana Devan?" tanya Cindy. "oh, apakah ke rumah kita yang dulu?" sambung Cindy sambil tersenyum.

Devan tersenyum sinis. "lihat saja, setelah ini kau akan tau."

Sejujurnya Cindy merasa takut tapi wanita itu berusaha terlihat tenang.

"hmm rupanya kau masih mencintaiku dan ingin berduaan dengan ku, buktinya kau membawa ku tanpa mengajak istri baru mu." cibir Cindy penuh percaya diri.

Devan tersenyum menyeringai "kau salah, aku tidak mengajak istri ku karena aku tidak ingin dia melihat kekejaman ku."

Deg

"memang nya apa yang ingin kau lakukan pada ku?" pekik Cindy. "apa kau ingin menyiksa ku Devan?" sambung Cindy.

"hanya memberi sedikit pelajaran kepada wanita yang berani mempermainkan ku." ucap Devan dengan datar.

Mobil yang Devan tumpangi sudah sampai di sebuah bangunan tua yang ada di tengah hutan. Tentu saja Cindy merasa sangat ketakutan melihat tempat tersebut.

"Devan kau jangan bercanda! kenapa membawa ku kemari?" pekik Cindy.

"cepat turun! Atau aku akan menyeret mu." bentak Devan.

"aku tidak mau." teriak Cindy.

Dengan geram Devan segera menarik Cindy keluar dari mobil dan membawa nya masuk ke dalam bangunan tua tersebut dan ternyata di sana ada beberapa anak buah Devan.

Devan menghempaskan tubuh Cindy hingga wanita itu terjatuh di lantai.

"Aw... Kau jahat Devan!" teriak Cindy.

"kau bukan seperti Devan yang dulu yang sangat mencintai ku" ucap Cindy sambil menangis.

"Devan yang dulu? Yang sangat mencintai mu?" Devan mengulang perkataan Cindy dengan nada sinis kemudian mencengkram rahang Cindy dengan kuat membuat wanita itu meringis kesakitan.

"Devan yang dulu sudah mati bersama dengan kepergian mu meninggal kan kami!" tegas Devan "Dan sekarang berani nya kau datang lagi ke kehidupan kami tanpa merasa bersalah sama sekali!" sambung Devan sambil melepas cengkraman nya dengan kasar membuat Cindy semakin menangis.

"Kurung wanita ini, beri dia pelajaran sesuka hati kalian!" titah Devan kepada anak buah nya yang sejak tadi memperhatikan percakapan mereka.

"jangan Devan aku mohon!" teriak Cindy sambil memegang kaki Devan.

"lepaskan tangan mu pada kaki ku!" bentak Devan.

"tidak, aku tidak mau. Beri aku kesempatan untuk menjelaskan alasan yang sebenarnya kenapa aku meninggalkan mu!" ucap Cindy sambil menangis.

"aku tidak butuh penjelasan mu karena aku sudah tau alasan kau meninggalkan kami demi sebuah karir bodoh!" pekik Devan tertahan.

"itu bukan alasan yang sebenarnya Devan. bukan itu alasan yang sebenarnya." teriak Cindy.

Devan terdiam untuk beberapa saat berusaha mengendalikan emosi nya, setiap kali mengingat perlakuan Cindy yang meninggalkan putra nya yang masih membutuhkan seorang ibu membuat Devan tidak bisa mengontrol emosi nya pada wanita itu.

Hiks.

Saat ini yang terdengar hanya Isak tangis Cindy.

"Aku mohon Devan, beri aku kesempatan untuk memberi tahu alasan yang sebenarnya setelah itu terserah padamu jika kau ingin menghukum ku aku akan terima." lirih Cindy dengan nada yang terdengar pilu di telinga Devan.

"katakan!" desis Devan tertahan.

"A-aku terpaksa meninggal kan mu dan Rega karena--" Cindy menggantung ucapan nya.

"karena apa cepat katakan aku tidak punya banyak waktu!" desis Devan.

"karena.. Karena mommy mu yang menyuruh ku untuk meninggalkan mu dan Rega hiks." jelas Cindy sambil menangis.

Deg

"jangan bicara omong kosong!" bentak Devan.

"aku bersumpah Devan, apa kau lupa jika orang tua mu tidak menyukai ku terutama mommy mu?" jelas Cindy.

Devan terdiam untuk beberapa saat berusaha mengingat kejadian di mana diri nya baru menikahi Cindy memang saat itu mommy marwa tidak terlalu menyukai pilihan nya dan terkesan dingin pada Cindy. Tapi Devan tidak berfikir sejauh itu jika mommy nya yang membuat Cindy meninggalkan nya.

"jika hanya karena karir semata untuk apa aku meninggalkan putra ku yang masih membutuhkan ku Devan untuk apa? Selama ini aku tersiksa karena menahan rindu pada mu dan Rega, selama ini aku menunggu mu untuk menjemput ku tapi kau sama sekali tidak menjemput ku hiks." jelas Cindy panjang lebar.

"hingga saat ini selama tiga tahun aku sudah tidak bisa lagi menahan diri ku untuk bertemu dengan Rega dan memilih kembali kesini." sambung Cindy.

"bodoh! Kenapa kau tidak pernah memberitahu ku dan malah memilih pergi?" tanya Devan dengan suara melemah.

Mendengar nada Devan yang seperti nya mulai percaya dan terhasut membuat Cindy sedikit menyungging kan senyum nya.

"a-aku tidak ingin hubungan mu dengan mommy mu menjadi rusak karena diri ku. Maka dari itu biar aku yang berkorban." balas Cindy masih dengan Isak tangis nya.

"Arrrrrgh!!!" Devan membanting semua barang yang ada di ruangan tersebut untuk meluapkan emosi nya.

"hukum saja aku Devan, jangan marah kepada mommy mu hiks." lirih cindy.

"a-aku rela mengorbankan apapun untuk mu karena aku masih sangat mencintai mu." sambung Cindy.

Entah mengapa hati Devan merasa sedikit iba kepada Cindy. Biarlah Devan tidak akan menghukum nya sebelum ia cari tahu kebenarannya tentang wanita itu.

"baiklah, aku tidak akan menghukum mu untuk sekarang jadi berdiri lah. Aku akan mengantarmu pulang." ucap Devan dengan datar.

Cindy segera mengusap air mata nya dengan kasar kemudian berdiri. Namun karena kurang keseimbangan Cindy hampir terjatuh untung saja Cindy segera berpegangan pada Devan.

"berdiri yang benar!" tegas.

"maaf kaki sangat sakit." lirih Cindy.

"apa kau tidak bisa berjalan ke mobil?" tanya Devan.

Mendengar pertanyaan Devan Cindy segera menggeleng berharap Devan akan menggendong nya.

"Jo, papah Cindy ke mobil ku." titah Devan pada salah satu anak buah nya.

"baik bos." jawab Jo yang segera menghampiri Cindy.

Cindy terkejut ternyata dugaan nya salah, Devan justru sudah berjalan lebih dulu meninggal kan diri nya yang masih mematung.

"ayo nona saya bantu." tawar Jo.

"CK, jangan terlalu megang megang." protes Cindy.

Alhasil Cindy terpaksa menerima bantuan anak buah Devan.

"Tidak apa apa saat ini kau masih menolak ku, tapi aku pastikan kedepannya kau tidak akan bisa menolak." batin Cindy.