Yang Qing Xia di bunuh secara kejam oleh ibu tiri dan kakak tirinya. Belum puas melihat kematian adiknya, sang kakak melempar tubuh Qing Xia ke sebuah hutan yang terkenal sebagai sarang serigala.
Sebuah jiwa dari alam lain tiba-tiba terbawa dan masuk ke dalam tubuh Qing Xia. Jiwa itu menyadari keberadaannya di dalam hutan dan saat ini dia di kelilingi oleh kawanan serigala yang sedang kelaparan.
"Haruskah ku bunuh kalian semua?"
"Wanita yang benar-benar menarik!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Win, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
"Berteriaklah, lebih keras, lebih kencang. Aku sangat menyukai suara teriakan!" ucap Ong Hui Jin dengan air liur yang muncrat di wajah Cu Ling Ling.
Ong Hui Jin mulai melancarkan aksinya, dia menyentuh semua bagian tubuh wanita itu. Dengan kasar Ong Hui Jin menggigit kulit di tubuhnya, membuat Cu Ling Ling merintih kesakitan.
Cu Ling Ling merasa jijik di sentuh oleh pria tua itu, dia terus meronta, kakinya menendang tubuh Ong Hui Jin. Pria itu kesakitan karena tendangannya mengenai alat pusaka miliknya.
Wajahnya tampak murka, dia menarik lengan Cu Ling Ling lalu membenturkan wajahnya ke sisi tempat tidur. Darah mengalir dari kening wanita itu, tapi sepertinya Ong Hui Jin tidak merasa iba ataupun kasihan melihat darah yang mengalir di wajah Cu Ling Ling.
Pria itu menampar wajah Cu Ling Ling berkali-kali hingga kedua pipinya membengkak. Wanita itu hanya bisa menangis dan memohon untuk di ampuni.
"Lepaskan aku, aku mohon! Jangan pukul lagi, aku akan menurut. Tolong jangan pukuli aku lagi! Hiks... Hiks...!"
"Kau akan menurut?" tanya Ong Hui Jin sambil tersenyum menyeringai
"Iya, aku akan menurut. Tolong jangan pukuli aku!" jawab Cu Ling Ling dengan cepat.
"Bagus, kemari kau!"
Ong Hui Jin berjalan ke sisi ranjang, dia berdiri dengan kaki yang terbuka lebar.
"Buka pakaianku!" perintahnya kepada Cu Ling Ling.
Wanita itu segera melakukan perintah Ong Hui Jin. Dia melepaskan semua pakaian pria itu. Ong Hui Jin lalu duduk di atas ranjang.
"Berlutut!"
Cu Ling Ling menurunkan tubuhnya, dia berlutut di depan Ong Hui Jin.
"Layani aku!"
Mata Cu Ling Ling langsung membelalak, memikirkannya saja sudah membuat dia sangat jijik.
"Cepat!" bentak Ong Hui Jin.
Karena tidak ingin di pukuli lagi, Cu Ling Ling segera melakukan perintah dari laki-laki tersebut. Namun dia masih merasa jijik sehingga tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik.
"Plakkkk!"
Sebuah tamparan kembali mendarat di wajahnya.
"Aku menyuruhmu untuk melayaniku! Apa kau tidak mengerti?" bentak Ong Hui Jin.
Air matanya mengalir, merasakan rasa sakit di wajahnya, juga sakit hati atas penghinaan yang pertama kali dia rasakan seumur hidupnya. Cu Ling Ling terpaksa menahan semua itu, demi bertahan hidup.
Dia mengikuti perintah dari Ong Hui Jin untuk menyedot benda berbau itu. Meskipun beberapa kali dia hampir muntah karena rasa jijik dan baunya, Cu Ling Ling tetap bertahan agar tidak dipukuli lagi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kediaman Han
"Ibu, sampai kapan kakak akan menetap di kediaman Kakek?" tanya Han Ze Xia.
"Entahlah, biarkan saja dia bersenang-senang di luar. Kenapa kau sangat suka menempel dengan Xin? Kau itu sudah berumur, kapan kau akan menikah?" ucap Se Se yang mengomeli putrinya.
"Aku tidak akan menikah, aku akan menemani Ibu dan Ayah seumur hidup." jawab Han Ze Xia.
"Terserah lah, lagi pula ibu tidak pernah menang jika berbicara dengan mu!" keluh Se Se yang lalu beranjak pergi.
"Ckkk, Ibu selalu saja mencoba untuk mengusirku. Hahh... Betapa sulitnya hidupku!" gumam Han Ze Xia sambil menghela napas.
Han Ze Xia adalah kembaran dari Han Ze Xin. Dia sangat mahir dalam menggunakan racun, tapi dia tidak bisa menggunakan pedang ataupun busur karena tubuhnya yang lemah.
Han Ze Xia selalu menempel kepada Han Ze Xin, hal itu membuat orang tuanya khawatir. Apalagi usia nya telah memasuki 25 tahun, usia di mana wanita seharusnya sudah menikah dan memiliki anak. Namun sikap dingin Han Ze Xia terhadap laki-laki, membuat dia sulit untuk di dekati. Seumur hidupnya, Han Ze Xia belum pernah memiliki kekasih.
Han Ze Xin menyamarkan diri sebagai Tabib di keluarga Huang sebab dia memiliki cita-cita seperti ibunya yang suka menyelamatkan nyawa manusia. Dia sudah berada di sana sejak usianya 18 tahun.
Statusnya sebagai seorang Pangeran membuat dia sulit untuk mengobati pasien dari kalangan rakyat jelata, itu sebabnya dia menyamarkan diri dengan memakai topeng dan mengganti identitasnya sebagai Tabib di keluarga Huang.
Se Se dan Han Ze Xuan, mereka sangat mengkhawatirkan kedua anak kembarnya ini, di karenakan mereka sama sekali tidak memiliki keinginan untuk menikah. Sementara Han Ze Yin putra bungsunya sudah menikah dan memiliki 2 anak.
Han Ze Xin sering menjadi incaran para gadis bangsawan, namun laki-laki itu selalu menolak mereka semua dengan alasan wanita adalah mahkluk yang merepotkan.
Namun kali ini, sepertinya Han Ze Xin sudah terkena getahnya. Hatinya sudah di penuhi oleh Qing Xia sepenuhnya, satu-satunya wanita yang membenci dan menganggap dia pria cabul dan mesum.
SEBULAN KEMUDIAN
"Duh, lagi-lagi lalat ini!" keluh Qing Xia dalam hati.
Qing Xia berada di depan halaman, dia sedang menikmati kue bulan yang ditemani dengan secangkir teh bunga. Xiao Yen berdiri di sebelahnya, sambil mengunyah kue bulan yang diberikan oleh Qing Xia.
Menyadari kehadiran tamu yang tak diundang, Qing Xia menyuruh Xiao Yen untuk meninggalkan tempat itu.
"Aku sedikit heran, kenapa kau bisa merasakan kehadiranku yang bahkan tidak bisa di rasakan oleh Yu?" tanya Han Ze Xin yang baru saja menampakkan diri.
"Tentu saja karena aku sudah terlatih untuk itu!" jawab Qing Xia dalam hati.
"Kau sepertinya berpura-pura lemah di depan Ayahmu. Kenapa kau harus melakukan itu?" tanyanya lagi.
"Kalau tidak berpura-pura lemah, akan segera ketahuan kalau aku bukanlah putri nya yang asli." Qing Xia kembali menjawab dalam hati.
Melihat Qing Xia hanya terdiam, Han Ze Xin berjalan mendekat, dia lalu duduk di kursi yang berada di depan Qing Xia.
"Apa yang sedang kau pikirkan dengan otak kecilmu itu? Kau tidak mendengar pertanyaanku?" tanya Han Ze Xin sambil memegang kepala Qing Xia.
Qing Xia langsung melirik ke samping, dia memukul tangan Han Ze Xin yang berada di atas kepalanya. "Jangan pegang-pegang, dasar cabul!" umpatnya dengan wajah kesal.
Han Ze Xin tersenyum melihat kekesalan di wajah Qing Xia, dia semakin tertarik untuk menggodanya. "Kau, cantik saat marah." bisik Han Ze Xin, dia lalu menggigit pelan daun telinga Qing Xia.
Wanita itu langsung mendorong tubuh Han Ze Xin untuk menjauh darinya. Dia berdiri dan menatap marah di depan wajah Han Ze Xin.
"Tabib cabul ini tidak bosan-bosan yah menggangu hidupku!" keluh Qing Xia dalam hati.
Han Ze Xin semakin senang melihat amarah di wajah wanita itu. Dia mendekat dengan cepat, lalu memeluk pinggul Qing Xia. Wanita itu mendorong tubuh Han Ze Xin, mencoba untuk melepaskan diri dari pelukannya. Namun tenaga Qing Xia tidak berpengaruh terhadap Han Ze Xin yang sudah terlatih sejak kecil.
"Hari-hari ku menjadi menyenangkan berkat wanita ini." ucap Han Ze Xin dalam hati.
"Menikahlah denganku!" ucap Han Ze Xin secara tiba-tiba.
^^^BERSAMBUNG...^^^