"Aduh!!" Lia mengaduh karena ada seseorang yang menabraknya, saat ia menoleh ke belakang ternyata ada anak laki-laki yang terlihat menunduk kemudian Lia mensejajarkan tingginya dengan anak itu
"Hai, apa kamu yang tabrak aku tadi?" Anak kecil itu mengangguk,
"Siapa namamu?" Anak kecil itu mendongak
"Nama aku... " Ucapan anak kecil itu terpotong karena ada yang memanggilnya,
"Kevin!" Lia menoleh ke sumber suara
Deg!
"Kevan?"
"Lia?"
________________________________________
Liana Putri Leonard, gadis yang memiliki senyum manis dan pesona yang dapat mengikat kaum pria. Dia di tinggal menikah oleh kekasihnya, tapi suatu saat setelah sekian tahun dia kembali di pertemukan dengan mantan kekasihnya itu.
Akankah Lia kembali pada mantan kekasihnya?
Penasaran bukan? Yuk baca dan tunggu kelanjutan ceritanya.
Jangan lupa like, komen, vote dan rating 5-nya ya teman-teman. Mohon dukungannya🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marselia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33
Hai, aku kembali lagi. Maaf ya updatenya telat dan terimakasih yang sudah setia menunggu kelanjutan cerita ini. Semoga sehat terus ya,
Mohon maaf bila ada salah pengetikan karena masih dalam tahap belajar.
Selamat membaca
...****************...
Pagi hari telah tiba Lia yang sedang bersiap untuk pergi ke sekolah tempat dia mengajar tiba-tiba terhenti aktivitasnya karena pintu kamarnya diketuk.
Tok tok tok
"Masuk," sahut Lia kemudian Bunda muncul dari balik pintu menghampiri Lia
"Sudah siap sayang? Adrian sudah menunggu di bawah."
"Sebentar lagi, Bunda." Lalu kembali merapikan penampilannya
"Anak Bunda engga perlu dandan juga sudah cantik." Lia tersipu malu
Setelah selesai mereka berdua berjalan beriringan menuju ke lantai bawah, tepatnya ke ruang makan. Disana sudah ada Ayah, Alfa dan Adrian yang sedang mengobrol.
"Selamat pagi semua," sapa Lia pada semuanya diiringi senyum manisnya
"Pagi, nak."
"Pagi, bocil."
"Pagi, Ana."
Lia pun duduk di dekat Adrian berseberangan dengan Alfa. Bunda tengah sibuk menyiapkan sarapan mereka.
"Ini bocil wangi amat," Alfa mulai menggoda Lia
"Aku dari dulu juga wangi emangnya Abang uhh bau," balas Lia sambil menutup hidung, Alfa hanya memutar matanya malas.
"Bilang aja karena mau pergi sama Adrian makanya dandan yang cantik dan wangi gini. Giliran engga pergi aja masih tidur di kamar ileran pula." Ucap Alfa lagi menggoda Lia
"Enak saja, Abang kali yang ileran." Protes Lia yang membuat disana tertawa geli
"Sudah ayo makan, Adrian habiskan ya jangan sampai engga habis." Perintah Bunda dan Adrian mengangguk patuh
Selesai sarapan mereka mulai pergi untuk mengurus tugasnya masing-masing. Saat ini Lia dan Adrian sedang berada di perjalanan.
"Emm, Adrian ini engga apa-apa kamu nganter aku? Kamu emangnya engga kerja?" Adrian menoleh sekilas kemudian menggeleng lalu kembali menatap ke depan
"Tenang saja, kerjaan aku engga banyak ko."
Lia mengangguk paham. Setelahnya tidak ada lagi obrolan diantara mereka, Lia yang fokus memainkan ponselnya dan Adrian yang fokus menyetir.
Beberapa jam kemudian mereka sampai di tempat tujuan karena macet mereka jadi sedikit terlambat. Lia turun dari mobil diikuti Adrian di belakangnya, saat ini tujuan mereka adalah ruang kepala sekolah.
Sampai di depan pintu ruang kepala sekolah Lia mengetuk pintu itu perlahan, setelah terdengar sahutan yang memerintahkan untuk masuk Lia pun masuk ke dalam sedangkan Adrian menunggu di luar.
"Assalamu'alaikum, Ibu."
Ibu kepala sekolah menoleh, "Wa'alaikumsalam, eh Bunda Lia saya kira siapa silahkan duduk." Lia pun duduk
"Ada yang bisa saya bantu, Bun?" Lia menarik nafas pelan
"Begini, Bu. Mohon maaf sebelumnya, saya ingin mengundurkan diri menjadi guru di sekolah ini." Jelas Lia
"Lho ko mendadak, Bun? Memangnya ada masalah apa?" Lia menggeleng
"Ini masalah pribadi, Bu. Mohon maaf sekali karena saya memberitahukan hal ini secara mendadak." Ibu kepala sekolah mengangguk paham
"Baiklah, jika itu sudah keinginan Bunda Lia saya tidak bisa memaksa. Sayang sekali ya, padahal anak-anak sangat senang dengan anda." Lia hanya tersenyum
"Saya pun berat jika harus berpisah dengan anak-anak, Bu."
"Saya mengerti, kalau begitu Bunda apa bisa bertemu dengan anak-anak lebih dulu? Mereka selalu saja menanyakan Bundanya." Lia tersenyum kemudian mengangguk
"Mari saya antar ya, Bun." Lia mengangguk lalu mulai berjalan keluar, di depan pintu Adrian yang tadinya duduk langsung berdiri melihat kedatangan Lia.
"Sudah?" Lia mengangguk
"Sudah, tapi aku mau ketemu sebentar sama anak-anak. Engga apa-apa kan?" Adrian mengangguk lalu mengikuti Lia dari belakang
Sampai di dalam kelas, ibu kepala sekolah meminta guru yang sedang mengajar berhenti sebentar karena ingin menyampaikan sesuatu, setelah tersampaikan Bu kepala sekolah memanggil Lia. Lia pun masuk ke dalam kelas,
"Assalamu'alaikum," salam Lia
"Wa'alaikumsalam, Bunda!!!" Jawab mereka disertai dengan pekikan karena akhirnya bertemu dengan Bunda mereka. Mereka mulai berlari ke arah Lia memeluk kaki Lia
"Bunda kemana saja? Kita rindu sama Bunda." Lia tersenyum,
"Maaf ya sayangnya Bunda. Bunda cutinya terlalu lama. Mau kan maafin Bunda?" Mereka semua mengangguk
"Ayo anak-anak duduk dulu di tempat masing-masing ya ada yang mau Bunda Lia sampaikan," ucap ibu kepala sekolah mereka pun mulai duduk kembali.
"Silahkan, Bunda." Lia mengangguk kemudian menghela nafas pelan sebelum berbicara
"Halo anak-anak Bunda, sebelumnya maaf ya Bunda sudah lama sekali tidak mengajar kalian lagi. Bunda disini cuma ingin berpamitan kepada kalian karena hari ini Bunda akan berhenti mengajar kalian, maafkan Bunda ya."
"Bunda kenapa berhenti mengajar kita? Kita nakal ya, Bunda?" Lia menggeleng
"Engga, nak. Kalian engga nakal ko, malah kalian baik sekali tapi Bunda harus berhenti mengajar karena suatu alasan." Jelas Lia dengan lembut
"Bunda engga sayang kita lagi ya?" Tanya salah satu anak
"Bunda sayang kalian bahkan sangat, kalian sudah seperti anak Bunda sendiri. Tapi maafkan Bunda ya Bunda sudah tidak bisa mengajar kalian lagi,"
"Bunda jangan pergi, kita janji engga akan nakal kita bakal nurut Bunda asalkan Bunda jangan pergi." Ucap Adam yang kini sudah menangis hal itu membuat ibu kepala sekolah dan guru disana ikut berkaca-kaca melihat betapa sayangnya mereka terhadap Lia.
Lia yang melihat itu sungguh tidak tega, matanya pun sudah berkaca-kaca. "Bunda engga pergi jauh ko. Nanti sesekali Bunda akan datang kesini, ketemu kalian. Kalian mau kan ketemu Bunda lagi?" Mereka mengangguk
"Tapi Bunda kalau Bunda engga mengajar kita lagi, siapa yang akan mengajak kita?" Tanya seorang anak bertubuh sedikit gemuk
"Kan guru yang lain ada sayang, ada Bu Dini, Bu Laras, Bunda Syifa. Mereka juga sama seperti Bunda, jadi kalian harus patuh dan hormat sama mereka juga ya. Jangan nakal."
"Siap Bunda,"
"Ingat ya, anak-anak jangan nakal kalau nakal nanti Bunda engga mau datang ke sini lho." Hal itu membuat mereka mengangguk patuh
"Ayo sini peluk Bunda," mereka langsung berhambur ke pelukan Lia. Mereka semua menangis dalam pelukan Lia dan terus saja menggumamkan kata 'jangan pergi'
"Ingat jangan nakal ya, sekolah yang rajin biar nanti jadi anak pintar. Jangan melawan apa kata guru ya, kalian anak-anak tersayang Bunda."
Setelah adegan menangis dan berpelukan itu mereka pun mengingat masa-masa mereka bersama. Interaksi mereka terus diperhatikan oleh Adrian, hingga tanpa sadar ia ikut tersenyum memikirkan betapa sayangnya Lia pada anak-anak itu. Hingga lamunan itu buyar saat ada satu anak yang bertanya kepadanya.
"Om, om siapa dan kenapa disitu?" Anak itu bertanya dengan sedikit keras hal itu membuat semuanya menatap ke arah Adrian. Sedangkan Adrian hanya tersenyum kikuk sambil melirik ke arah Lia
"Oh itu, dia teman Bunda. Kalian mau kenalan?" Mereka mengangguk, Lia pun menatap Adrian kemudian menatap ke arah ibu kepala sekolah yang terlihat mengangguk.
Adrian masuk ke dalam kelas untuk menyapa anak-anak itu, "Hai, nama Om Adrian. Salam kenal ya," mereka pun membalas sapaan Adrian
"Om Adlian ganteng." Ucap anak perempuan hal itu membuat Lia dan guru disana terkekeh.
Setelah urusan disekolah selesai mereka pulang, saat sudah memasuki jam makan siang Adrian mengajak Lia untuk makan terlebih dahulu dan diangguki oleh Lia.
Setelah selesai makan mereka kembali melanjutkan perjalanan, di mobil kini terasa hening karena tidak ada yang berbicara sedikit pun.
Adrian pun memulai pembicaraan, "Em, Ana mau mampir dulu ke rumah?"
Lia dengan cepat mengangguk, "Ayo aku juga lagi kangen banget sama adik kamu." Adrian pun tersenyum lalu melajukan mobil ke rumahnya.
**
Sampai di rumah, terlihat Veronica sedang bermain di taman melihat kedatangan kakaknya Veronica langsung berlari menghampirinya.
"Aduh icaa jangan lari nak," Mama Veli memperingati anaknya itu
Setelah berada dalam dekapan Adrian, mereka langsung pergi ke dalam rumah.
"Lia, kenapa baru kesini lagi? Mama kangen lho sama kamu." Lia tersenyum
"Maaf Ma, Adrian baru ajak aku kesini lagi soalnya." Sambil melirik ke arah Adrian. Mendengar jawaban Lia Mama Veli pun terkekeh
"Ica ayo turun sayang, kasihan itu Abang kamu capek dia baru pulang." Rayu Mama Veli agar anaknya mau turun dari pangkuan Adrian.
"Sama kakak yu sayang, sini." Veronica langsung pindah ke pangkuan Lia, Mama Veli yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.
"Oh iya kalian sudah makan?" Tanya Mama
Adrian mengangguk, "Sudah Ma, tadi mampir sebentar ke restoran buat makan." Mama Veli mengangguk
"Huhh," Veronica menguap sambil menggesek matanya
"Kamu ngantuk?" Tanya Lia dan Veronica mengangguk
"Susu Mama," Veronica merengek minta susu
"Ya sudah ayo sama Mama kita buat susu lalu tidur." Mama Veli mengambil alih Veronica dari pangkuan Lia
"Mama tinggal sebentar ya, mau nidurin Veronica dulu." Lia mengangguk
"Mau minum apa?" Tanya Adrian
"Apa aja," Adrian mengangguk lalu berjalan ke dapur mengambil minuman dan cemilan.
Lia melihat sekeliling ruang keluarga Adrian, desain ruangan itu sangat nyaman mungkin untuk tempat berkumpul dengan keluarga jadi dibuat senyaman mungkin.
Mata Lia terpaku pada sebuah foto seorang wanita yang sangat cantik. Lia berjalan untuk dapat melihat lebih jelas siapa perempuan itu. Saat hendak memegang bingkai foto tersebut, suara Adrian mengejutkannya.
"Kenapa Lia?" Adrian menghampiri Lia
"Emmh engga, Dri. Ini foto siapa?" Adrian menatap foto itu sekilas
"Itu foto Mama kandung aku," Lia mengernyitkan dahinya, Adrian yang mengerti kebingungan Lia pun mulai menjelaskan.
"Papa sengaja pasang foto Mama karena bagaimana pun Mama itu pernah jadi bagian dari hidupnya. Apalagi aku, anak dari Mama sama Papa." Jelasnya
"Terus Mama Veli gimana?"
"Alhamdulillah Mama setuju karena Mama Veli bilang kalau Mama aku punya tempat tersendiri di rumah ini termasuk di dalam hati aku sama Papa."
Adrian tersenyum mengingat kenangannya bersama Ibu kandungnya dulu, Lia menghela nafas lalu mengusap punggung Adrian.
"Aku tahu kamu pasti rindu sama Mama kamu tapi jangan nangis yaa. Mama kamu nanti sedih kalau lihat kamu nangis, kamu berdoa saja supaya Mama kamu bahagia di sana." Lia tersenyum
Adrian mengangguk, "Terimakasih," Lia mengangguk.
Mereka pun duduk kembali dan mulai berbincang sambil memakan camilan yang di bawa Adrian.
"Rencana kamu setelah ini apa?" tanya Adrian
Lia menggeleng, "Belum tahu, mungkin aku mau istirahat dulu sebelum kerja lagi"
"Kamu engga mau kerja di Perusahaan keluarga kamu aja?"
Lia menggeleng, "Keahlian aku bukan di bidang itu, yang ada nanti aku malah pusing." Adrian terkekeh geli mendengar jawaban Lia
"Belajar dulu lah," Lia tetap menggeleng
"Aku rencananya pengen punya toko kue,"
Dahi Adrian berkerut, "Emangnya kamu bisa buat kue?"
"Engga, hehe" jawab Lia dengan cengiran polosnya Adrian tersenyum kecil
"Aku dukung apapun mau kamu asalkan itu yang baik," Lia mengangguk
"Itu baru rencana aja ko, lagi pula aku belum bilang juga ke Ayah Bunda"
"Ya sudah ayo bilang," Adrian beranjak dari duduknya
"Lho kamu mau kemana?" tanya Lia heran, Adrian pun menoleh sambil tersenyum manis
"Mau ke Ayah Bunda buat lamar putrinya yang cantik ini," tanpa permisi semburat merah mulai menghiasi pipi Lia, wajahnya sangat merona mendengar perkataan Adrian belum lagi jantungnya yang semakin berdebar.
Sedangkan Adrian hanya tersenyum kecil, sungguh menggemaskan gadisnya ini. Rasanya ingin cepat menikahinya saja agar bisa ia peluk dan cium sepuasnya.
Upss, ayo kita istirahat dulu.
...****************...
Please vote, like dan coment yaa. Aku maksa banget nih, hehe. Jangan lupa yaa readers baik hati dan tidak sombong,
See you next Episode
Apa karna masih diawal kisah????
Coba deh nanti smp setengah kisah, kalo masih ttep gl greget, gk tk lanjut mf ya