NovelToon NovelToon
Menikahi Cucu Diktator

Menikahi Cucu Diktator

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Percintaan Konglomerat / Trauma masa lalu
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: khayalancha

Di balik gaun pengantin dan senyuman formal, tersembunyi dua jiwa yang sejak lama kehilangan arti cinta.

Andre Suthajningrat—anak dari istri kedua seorang bangsawan modern, selalu dipinggirkan, dibentuk oleh hinaan dan pembuktian yang sunyi. Di balik kesuksesannya sebagai pengusaha real estate, tersimpan luka dalam yang tak pernah sembuh.

Lily Halimansyah—cucu mantan presiden diktator yang namanya masih membayangi sejarah negeri. Dingin, cerdas, dan terlalu terbiasa hidup tanpa kasih sayang. Ia adalah perempuan yang terus dijadikan alat politik, bahkan oleh ayahnya sendiri.

Saat adik tiri Andre menolak perjodohan, Lily dijatuhkan ke pelukan Andre—pernikahan tanpa cinta, tanpa pilihan.

Namun di balik kehampaan itu, keduanya menemukan cermin dari luka masing-masing. Intrik keluarga, kehancuran bisnis, dan bayang-bayang masa lalu menjerat mereka dari segala sisi. Tapi cinta… tumbuh di ruang-ruang yang retak.

Bisakah dua orang yang tak pernah dicintai, akhirnya belajar mencintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Gedung kaca menjulang di kawasan Sudirman malam itu diterangi lampu sorot yang tak henti memutar di langit, seakan langit Jakarta pun harus tahu bahwa ada pesta kelas satu sedang berlangsung. Karpet merah terbentang dari tangga marmer hingga pintu utama, dan di kedua sisinya, wartawan serta undangan dengan pakaian gemerlap menunggu-nunggu siapa lagi yang akan datang.

Nama acaranya: GALA LEGACY — Power in Legacy

Sebuah ajang prestise bagi mereka yang mewarisi nama besar.

Entah itu karena kekuasaan… atau dosa masa lalu.

Lily Halimansyah berdiri di depan cermin besar di kamar ganti. Gaun malam putih gading membalut tubuhnya dengan elegan. Bahunya terbuka, punggungnya halus terlihat, dan sepotong mutiara menghiasi lehernya. Wajahnya flawless, make-up tipis menonjolkan kecantikan naturalnya. Tapi matanya… tampak gelisah.

Ia menarik napas panjang. “Aku bisa,” bisiknya.

Namun bahkan dirinya sendiri tidak yakin dengan kalimat itu.

...****************...

Sore tadi, ia menerima undangan itu dari panitia gala. Sebagai cucu Sondarto—presiden penuh kontroversi—Lily selalu jadi sorotan. Namun tahun ini, penyelenggara tidak hanya mengundangnya sebagai tamu, tapi sebagai highlight couple, karena status barunya: istri Andre Suthajningrat, pengusaha muda dari keluarga bangsawan Jawa yang sama rumitnya.

Mereka harus tampil berdua. Tersenyum. Menjadi simbol “warisan yang bersatu”.

Betapa ironis.

...****************...

Andre berdiri di lobi bawah hotel, menunggu Lily turun dari suite-nya. Ia mengenakan tuxedo hitam, dasi kupu-kupu, dan jam tangan klasik. Rambutnya ditata rapi, aroma musk tipis dari parfumnya menciptakan aura dingin sekaligus maskulin.

Namun, saat melihat Lily menuruni tangga dengan pelan, semua garis keras di wajah Andre mencair.

Ia menahan napas. Gaun itu… membuatnya sulit berpaling.

“Lily,” gumamnya pelan.

Lily mengangguk kecil. “Kita berangkat sekarang?”

Andre mengangguk. Ia menawarkan lengannya, dan Lily menyelipkan tangan di sana. Formal, kaku, dan canggung. Tapi tetap ada ketegangan. Tegangan listrik tak terlihat yang sudah terlalu sering menyiksa keduanya.

...****************...

Di gala, nama mereka langsung diteriakkan.

“Lily Halimansyah! Andre Suthajningrat! Di sini, lihat sini!”

Sorotan lampu blitz menyambar dari segala arah.

Andre merapatkan tubuhnya ke Lily, mencoba melindunginya dari keramaian. Ia membisikkan, “Jangan lihat kamera. Fokus ke ujung karpet.”

Lily mengangguk.

Tapi bisik-bisik di belakang mereka tak bisa diabaikan.

“Itu istrinya Andre? Cantik sih, tapi katanya pernikahannya dipaksakan…”

“Cucu diktator menikah sama anak gundik. Cocok, ya. Sama-sama warisan masalah.”

“Aku dengar Lily punya trauma sama pernikahan. Makanya masih jaga jarak…”

“Katanya mereka belum tinggal serumah beneran…”

Lily menunduk sedikit, meskipun dagunya tetap tinggi.

Andre mendengarnya juga. Rahangnya mengeras. Tapi ia tahu tidak boleh membuat keributan.

Malam berlanjut dengan sesi makan malam. Mereka duduk di meja VIP bersama beberapa nama besar.

Lily mencoba bersikap normal. Ia tertawa kecil saat seorang desainer tua membicarakan koleksi barunya. Ia mengangguk saat seorang politisi menyebut ayahnya, Herianto Halimansyah, sebagai “pengusaha kawakan”.

Tapi ketika MC menyebut nama mereka di atas panggung, dan menyebut,

“Pasangan paling menarik tahun ini! Warisan kekuasaan dan warisan kekayaan bersatu!”

…semua sorot mata tertuju.

“Cium dong, sebagai simbol cinta baru Indonesia!” seru seorang sosialita sambil tertawa.

Andre tersenyum miring, namun tak menanggapi.

Lily sudah hendak berdiri, ingin kembali ke lounge, ketika seorang wartawan menyelutuk,

“Benar nggak sih, kalian tidur di kamar yang berbeda sejak nikah?”

Semua tamu mendengar itu.

Beberapa tertawa. Beberapa pura-pura batuk.

Wajah Lily memerah. Ia berdiri pelan.

Namun sebelum ia bisa berkata apa-apa, Andre berdiri dan menarik pergelangan tangannya dengan halus.

...****************...

Di balik pintu lounge, jauh dari sorotan kamera, Andre menarik Lily ke sudut ruang. Napasnya naik turun. Wajahnya merah karena menahan marah.

“Kenapa kamu diam tadi?” tanyanya tajam.

Lily terkejut. “Maksudmu?”

“Mereka merendahkan kamu. Merendahkan kita.”

“Aku sudah terbiasa,” kata Lily lirih. “Itu bukan hal baru.”

Andre semakin frustasi. “Kamu tidak boleh terbiasa direndahkan, Lily.”

“Aku cuma nggak mau drama di depan publik,” jawab Lily dengan dingin. “Aku tahu kamu paling nggak suka kalau harga dirimu diinjak. Tapi aku nggak bisa mengubah semua omongan orang.”

Andre menatap Lily. Dadanya sesak. Dalam kepalanya hanya satu hal yang bergema—ia tak ingin Lily terus menahan semuanya sendirian.

“Lily…”

“Apa?”

“Aku—”

Sebelum kalimat itu selesai, Andre menunduk dan mencium Lily. Bukan lembut. Tapi terburu-buru. Sarat emosi. Tak terencana.

Tubuh Lily menegang.

Dan sedetik berikutnya—

PLAK!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Andre.

Suara keras menggema di ruang lounge yang sunyi.

Mereka saling menatap. Terdiam.

Andre terperangah.

Lily gemetar.

“Aku bukan properti yang bisa kamu pamerkan sesukamu, Andre,” ucap Lily dengan suara nyaris bergetar.

“Aku bahkan nggak tahu kamu cium aku karena kamu sayang… atau cuma pengin menyelamatkan egomu.”

Ia berbalik, berjalan cepat meninggalkan Andre.

Andre berdiri membeku. Pipinya masih panas, tapi bukan itu yang terasa menyakitkan.

Yang membuatnya sesak adalah tatapan Lily sebelum pergi—tatapan terluka. Bukan karena ciumannya. Tapi karena… ia sendiri pun tak tahu apa maksud dari ciuman itu.

Dan untuk pertama kalinya sejak pernikahan mereka—

Andre mempertanyakan:

Apakah ia mencintai Lily?

Atau hanya ingin memilikinya?

...----------------...

1
Yulia Dhanty
menarik
Wirda Wati
👏👏👏
Wirda Wati
ceritamu sebenarnya kereeen thor.penuh bahasa majas...
Wirda Wati
👍👍👍💪
Wirda Wati
Rumit
Wirda Wati
😇😇😇😇😇
Wirda Wati
😇😇😇😇👏
Wirda Wati
Jangan bego Lo Andre...
Wirda Wati
tentu Andre bertanggung jawab.karena ia pria yg baik.
Ari Arie
kata2nya puitis banget./CoolGuy/
Wirda Wati
kapan dekatnya
Wirda Wati
makin lama makin asyik bacanya
Wirda Wati
kereeen
Wirda Wati
semoga mrk bahagia.
Wirda Wati
👍👍👍
Wirda Wati
mampir
Ana Rusliana
Luar biasa
Tictac stick
baru nemu thor bagus ceritanya g menye2
R Melda
menyimak,aku suka
Suci Dava
nyimak dulu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!