Tuan Daniel, Saya Sudah Move On

Kania berdiri diatas panggung dengan wajah cerah dan penuh senyuman.

Ia dengan lugas menjelaskan detail produk yang ia ciptakan itu tanpa tergagap, Ia menjelaskan keunggulan GIMC dibandingkan dengan produk CCTV lainnya yang berada di pasaran. Yang lebih mengejutkan, harganya sangat terjangkau, bahkan bisa dijangkau oleh kalangan masyarakat.

"Awalnya saya memiliki ide untuk membuat produk ini karena melihat bahwa zaman telah banyak berkembang. Dulu, kamera pengawas hanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan berbasis keuangan seperti perbankan, kantor perpajakan dan lain-lain. Namun seiring meningkatnya tingkat kriminalitas dan kecelakaan lalu lintas, Kamera pengawas kini digunakan bahkan hampir di seluruh lapisan masyarakat. Namun, banyak diantara produk itu yang memiliki kelemahan jika digunakan di luar ruangan. Selain tidak bisa tahan dengan cuaca ekstrem, juga mudah kualitas gambarnya yang tidak HD. Namun, GIMC memberikan semua jaminan mutu itu dengan garansi penuh. Harga bersaing dan juga sudah dirancang untuk auto pilot, yaitu auto-detector, auto-saver dan automatic report. Jadi GIMC memberikan kita jaminan dari segala aspek. Anda bisa lihat bentuknya yang begitu imut, tetapi memiliki kualitas gambar bisa mencapai 8K. biar saya tunjukkan kepada Anda semua"

Kania pun mulai mempresentasikan kualitas gambar GIMC, dan hasilnya membuat takjub semua orang. Selain gambarnya jernih, GIMC juga memiliki kemampuan auto-detector. Bisa mendeteksi guncangan, mendeteksi gerakan mencurigakan serta membuat auto report kepada pemilik GIMC. Selain mendeteksi gerakan, Kamera itu juga bisa mendeteksi secara otomatis wajah orang yang terekam di dalamnya hingga memunculkan identitas paling mirip dengan wajah itu. Tentu saja hal itu akan sangat membantu dalam sistem keamanan semua perusahaan/ masyarakat yang menggunakannya.

Selesai mempresentasikan, Kania mendapatkan banyak pujian, begitu turun dari panggung sambutan, Para tamu berbondong-bondong ingin mengobrol dengannya, terutama perusahaan yang berkecimpung dalam dunia tekhnologi. Seseorang membuat produk sebaik ini, pasti kemampuannya diatas rata-rata. Kania pun menyambutnya satu persatu.

Melihat betapa orang-orang sangat menghargai Kania, Serena pun mengepalkan tangannya. Ia yakin bahwa Kania hanya membual, tidak mungkin lulusan S1 seperti Dia mampu membuat produk teknologi semacam itu.

Alex pasti sudah melatihnya terlebih dahulu.

Melihat wajah Serena yang berubah murung, Daniel pun bertanya dengan lembut,

"Ada apa? Apa Kamu sakit? Mau pulang saja?"

"Tidak apa-apa, acaranya baru dimulai, Kalau Kamu pulang, nanti orang-orang akan membicarakanmu, Kita nikmati saja acara ini" Serena mencoba tersenyum, Daniel pun mengelus punggungnya, berterimakasih atas pengertiannya. Acara ini memang penting, apalagi Ia juga akan membuka perusahaan baru yang bergerak di bidang teknologi. Siapa tahu Ia bisa bekerja sama dengan Guardian Group.

Selesai mengobrol dengan beberapa tamu, Kania sedikit merasa lelah, Alex yang sudah berdiri disana memperhatikan Kania berinteraksi dengan para tamu undangan pun merasa senang untuknya..Pira itu menghampiri Kania dengan segelas minuman di tangannya.

"Maukah Nona cantik yang baru saja debut sebagai seorang programmer hebat berdansa dengan Alexander Noerdin yang rendahan ini?"

Alex membungkukan badannya ala-ala pangeran kerajaan.

"Hahahaha, Dengan senang hati Pak Alexander Noerdin"

Alex meraih jemari Kania dan membimbingnya menuju lantai dansa.

Melihat Sepasang manusia yang begitu tampan dan cantik, semua perhatian pun tertuju pada mereka, begitu musik mulai mengalun, satu persatu pasangan dansa lainnya pun menyusul ke lantai dansa. Termasuk Daniel dan Serena.

Sementara Blake dan Dominic, tentu saja hanya diam menyaksikan karena mereka adalah pria yang selalu ingin bebas dari ikatan apapun. Dominic menikmati minumannya seraya mengobrol dengan gadis bernama Cindy, putri dari salah satu pengusaha menengah di Konoha. Sementara Blake, diam-diam memperhatikan interaksi Kania dengan Alex yang tengah berdansa.

Meski terlihat sangat dekat, tapi Blake bisa merasakan tidak ada aura romantisme diantara Mereka, berbeda dengan interaksi pasangan lainnya terutama Daniel dan Serena.

Jadi, Blake sementara ini bisa menyimpulkan bahwa hubungan antara Kania dan Alex adalah murni persahabatan, atau bahkan lebih kearah persaudaraan?

"Saatnya bertukar pasangan!!" Suara dari Pembawa acara itu mengejutkan semua pasangan di lantai dansa. Namun suasana segera berubah menjadi lebih meriah. Seorang Pria tampan menghampiri Daniel, kemudian berkata,

"Bolehkah Aku bertukar pasangan dansa denganmu?"

"Tentu" jawab Daniel. Senyum Serena sontak memudar.

Beberapa saat kemudian, Hal yang sama terjadi pada Alex dan Kania.

"Pak Alex, apa Bapak Keberatan jika bertukar pasangan dansa dengan saya"

"Tentu saja keberatan!" Jawab Alex galak.

Orang itu pun tersenyum canggung. Namun Kania segera memukul dada Alex dengan pelan seraya tertawa. Maafkan Aku, Dia memang galak. Orang itu pun mengangguk kemudian dengan enggan pergi meninggalkan Alex dan Kania.

Sebenarnya Kania harus berterima kasih kepada Alex. Karena sejujurnya, Ia memang tidak akan nyaman bersentuhan dengan pria asing.

"Sudah lelah? Ayo Kita pergi makanan pesta ini saja, Aku melihat ada banyak kue yang enak disana"

Sebelum Kania menjawab, tiba-tiba...

"Pak Alex, bolehkah saya berdansa dengan partner Anda?"

Itu adalah Daniel. Senyum Alex dan Kania sontak membeku. Alex ingin menolaknya, begitu juga dengan Kania, tapi sekarang semua orang mungkin sedang memperhatikan Mereka.

Mengingat betapa tingginya, status Daniel, menolaknya untuk berdansa pasti dianggap sebagai sikap yang arogan dan menghina.

Jadi Kania pun mengangguk.

Alex pun terpaksa pergi dari lantai dansa tapi sambil mengawasi mereka.

D lantai dansa...

"Selamat..."

"Terima kasih"

"Kamu kelihatan lebih kurus..."

"Sepertinya kurus atau tidak, sekarang sudah bukan urusan Pak Daniel"

Kania menjawab dengan ketus. Daniel hanya tersenyum mendengarnya namun tidak mengatakan apa-apa lagi.

"Elisa ingin bertemu denganmu"

"Sabtu nanti Aku akan menemuinya"

"Baiklah"

Setelah selesai berbincang sebentar, Daniel pun melepaskan Kania. Mereka saling menunduk hormat kemudian sama-sama meninggalkan lantai dansa.

Alex langsung menggandeng tangannya menuju meja yang penuh dengan hidangan pesta sambil menggerutu.

"Benar-benar tidak tahu malu. Dia datang bersama selingkuhannya, tapi tetap menggatal dengan istrinya yang dia campakkan, bedebah sialan!"

"Dia hanya mengatakan kalau Elisa merindukanku"

"Ya, tentu saja. Dia memiliki banyak alasan. Tapi, sebentar lagi Dia harus menghadapi simpanannya yang merengek karena cemburu, lihat saja"

Tebakan Alex sebenarnya benar, tapi Serena pandai menyembunyikan kemarahannya..

Meski terkejut karena Daniel berinisiatif untuk mengajak Kania berdansa terlebih dahulu, tapi begitu tahu alasannya, Serena menjadi sedikit lega.

"Elisa bilang ingin bertemu dengannya, jadi Ali harus mengatakannya, agar Dia meluangkan waktu untuk Putri Kami"

'Putri Kami' Serena mengangguk, namun suasana hatinya benar-benar menjadi buruk. Pertama, Daniel mengizinkan orang lain berdansa dengannya, kemudian Dia mengajak Kania berdansa, lalu sekarang Dia dengan terang-terangan menyebut Elisa 'Putri Kami' didepannya?

"Kamu sakit?"

"Ya, Aku sedikit tidak enak badan, bisakah kita pulang sekarang?"

"Baiklah, Ayo kita pamit terlebih dahulu pada Tuan rumah"

Serena mengangguk patuh, walaupun hatinya tetap merasa enggan untuk berhadapan dengan Alex dan Kania lagi.

Meskipun, dalam hatinya, Ia tetap ingin menjalin hubungan baik dengan Alex. Alex menjadi dingin kepadanya pasti karena provokasi dari Kania. Jika tidak, Alex pasti juga akan tertarik untuk berteman dengannya. Serena membatin...

Bersambung....