NovelToon NovelToon
Terjerat Tuan Muda

Terjerat Tuan Muda

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:41.3k
Nilai: 5
Nama Author: khitara

Rysta Maura Lian,
dia seorang wanita cantik yang telah berusia 33 tahun.
ia tumbuh dan besar di panti asuhan.
hidupnya yang sebatang kara dan pernah di vonis sulit memiliki keturunan membuatnya menjadi seorang wanita yang memiliki sudut pandang berbeda tentang kehidupan.

ia pun memutuskan, jika ia hanya akan hidup sendiri selamanya...sebuah hubungan hanya akan membuat hidupnya rumit dan membuang buang waktunya.

hingga di usianya 17 tahun seorang wanita konglomerat membawanya dari sana.
merubah dirinya dari yang bukan siapa siapa menjadi dia yang keberadaannya sangat di segani dan di hormati.
karena ia adalah sang asistan pribadi wanita konglomerat itu.

hingga di malam naas itu, seseorang memaksakan dirinya kepadanya.
merenggut apa yang ia miliki dan ia agungkan.

apa yang akan Rysta lakukan jika seseorang itu memaksanya untuk menjalin sebuah hubungan yang tak pernah ia ingin jalani selama ini...??

dan mampukah seseorang itu merubah sudut pandang wanita itu tentang kehidupan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kemesraan yang terjeda

Edward merebahkan kepalanya di atas pangkuan Rysta, keduanya kini tengah duduk di sofa yang ada di ruang tengah.

Edward menonton televisi dengan sesekali mengambil snack yang Rysta letakkan di meja yang ada di depan mereka berdua.

Sementara Edward sibuk dengan snack dan tontonannya, Rysta justru sibuk dengan smart phone di tangannya.

Perlahan Edward sadar jika perhatian Rysta tak tertuju kepadanya.

Pria itu berdecak kesal.

" taruh gak Rys ?! " omel Edward, tapi tak mendapat tanggapan dari Rysta.

Wanita itu bahkan tak menjawabnya.

" Rys...." panggilnya lagi.

" hmm....."

" Rys.....!! "

" apa sih Ed..." akhirnya Rysta menanggapi juga panggilan pria itu,

Tapi hanya sejenak, karena kemudian perhatiannya kembali tertuju pada smart ohonenya.

" taruh nggak...." kini Edward merubah berbaringnya, dari yang tadinya miring, kini telentang dan wajahnya langsung menatap ke atas, ke arah wajah Rysta yang sedang fokus pada smart phonenya.

Rysta sedikit menunduk dan tatapan keduanya bertemu, cukup lama keduanya bertatapan.

Hingga Rysta memutus lebih dulu pandangan keduanya.

" resek kamu..." rutuknya sembari meletakkan smart phonenya di sisinya.

Kemudian ia membuang pandangannya ke tempat lain.

" aku tidak suka kamu membagi perhatianmu padaku dengan yang lain " oceh Edward.

" lebay.." jawab Rysta jutek.

" biarin..." jawab Edward sembari melingkarkan kedua lengannya di pinggang ramping wanita itu.

Kemudian menyusupkan wajahnya pada perut rata Rysta.

Menghirup dalam dalam aroma wangi tubuh wanita itu yang serasa mampu menenangkan jiwanya.

" kamu nggak nanya aku nggak kerja..." tanya Edward pada Rysta.

" males..."

" tanya dong.." pinta Edwars seperti merengek

" ogah..." jawab Rysta acuh

" auww, ish....Edward, apa sich..sakit. Resek banget sich kamu " rutuk Rysta sembari menepis kepala Edward yang meyusup di perutnya ketika merasa Edward menggigit perutnya yang masih berbalut pakaian kerjanya.

" makanya nurut dong, ayo tanyain aku kerja apa nggak.....yang lembut kalau nanya " perintah Edward pada Rysta,

Wanita itu mendengus, raut wajahnya seperti malas menanggapi Edward.

melihat hal itu, Edward bersiap melakukan lagi aksinya, ia sudah siap menyusupkan kembali kepalanya ke balik pakaian bagian atas Rysta.

" ish, ok ok....ngapain kamu nggak kerja ?! " kata Rysta kemudian

" nggak gitu, yang lembut Rysta......" protes Edward,

" buruan gih..." lanjutnya dengan mata melebar.

Rysta berdecak kesal.

 " kamu ngapain masih di sini, nggak kerja...?? " akhirnya dengan terpaksa berkata sedikit lembut.

Edward menyunggingkan senyum.

" gitu dong....yang lembut kek nanya sama suami, masak nanya sama suami kayak mau ngajak berantem aja " oceh Edward dan Rysta memutar bola matanya malas.

" nggak ah....aku nggak kerja hari ini,

Ada yang lebih penting dari kerja yang mau aku kerjakan sama kamu " lanjut Edward lagi membuat Rysta kembali beralih menatapnya.

" sama aku ?! penting apa ?! "

Edward tersenyum lebar.

" kerja bareng kamu, buat kamu hamil " jawab Edward yang seketika membuat Rysta terdiam terpaku.

" Rys..." panggil Edward.

Rysta menghela nafas.

" harus bagaimana lagi aku katakan sama kamu, itu tak mungkin terjadi kepadaku Ed....

Kamu hanya mencoba memupuk harapan semu " jawab Rysta dengan nada sendu.

" tidak...kita ke rumah sakit,

Kita periksa dengan benar...."

" tuba valupi pada rahimku terpotong satu sejak aku kecil.

Dan hanya tinggal satu.

Dan sayangnya...itu juga bermasalah.

Yang memvonis diriku tak bisa hamil juga bukan dokter biasa, mereka okter obxyn "

Rysta akhirnya memilih mengatakan yang sebenarnya kepada Edward.

Ia tak ingin pria itu terus memupuk harapan semu.

Ia tak akan pernah bisa hamil...

Itu adalah kenyataan tentang dirinya.

" mereka ?! " tanya Edward sedikit terkejut

 " ya mereka....karena tak hanya satu yang menanganiku saat itu " lanjut Rysta lagi masih dengan wajah sendu.

Edward bangkit dari berbaringnya dan duduk di sisi wanita itu.

Edward bersila sembari menghadap Rysta.

" tapi aku tetap tidak yakin kamu tidak bisa hamil, tanda tanda di tubuhmu tak ada tanda tanda wanita yang tak bisa hamil.

Kamu terlihat segar dan sehat " jawab Edward dengan raut wajah serius.

Rysta menatap pria itu.

Dan untuk yang sekian kalinya keduanya saling menatap.

Perlahan Edward memajukan wajahnya.

" terutama yang ini, masak sesegar ini bisa nggak bisa hamil " bisik Edward pelan sebelum melabuhkan ciumannya di bibir merah Rysta.

Sementara kedua jemarinya telah mendarat dengan sempurna di dada Rysta.

Wanita itu tak bisa menghindar.

akhirnya ia hanya pasrah menerima perlakuan Edward kepadanya.

Toh sekuat apapun ia menolak, ia tak akan sanggup menghentikan laki laki itu.

Rysta tersengal ketika Edward melepaskan ciumannya.

" maaf..." kata pria itu sembari mengusap bibir Rysta yang basah karena ulahnya.

Edward kembali berbaring di pangkuan Rysta.

Pria itu semakin terlihat manja.

Sambil tiduran dan nonton televisi, ia berkali kali merebut snack yang hendak di makan oleh Rysta.

Ia meraih tangan wanita itu yang tengah memegang snack kemudian mengarahkan ke mulutnya sendiri hingga terkesan Rysta sedang menyuapinya.

Ia hanya tertawa lebar menanggapi wajah ketus Rysta yang di barengi dengan pelototan matanya.

Think.....

Suara bel berbunyi, Edward bergegas bangkit.

" aku aja, itu pasti Maxim yang mengantar pakaianku " kata Edward menghentikan Rysta yang sudah akan bangkit dari duduknya.

Dengan langkah sedikit lebar pria itu segera melangkah ke arah pintu.

Cklek....

Pintu terbuka.

Dan saat itu juga, wajah Edward berubah pias.

Rahangnya mengeras.

Begitupun dengan seseorang yang kini tengah berdiri dengan tegap di depan pintu.

tak terdengar suara sedikitpun dari ruang tamu membuat Rysta menjadi ingin tahu,

Wanita itupun bangkit dari duduknya dan berniat melangkah ke arah pintu.

Namun....langkahnya seketika terhenti di tengah ruangan itu ketika matanya menatap siluet wajah dan sesosok tubuh yang sangat ia kenal.

" Hose...." desisnya pelan.

Ada getaran yang samar terdengar dalam suara Rysta.

mata wanita itu bertemu dengan mata tajam Hose.

Keduanya saling menatap cukup lama.

Edward menoleh ke pada Rysta ketika ia mendengar suara wanita itu menyebut nama seseorang yang kini tengah berdiri di hadapannya itu.

Hati pria itu terasa terbaka. Dadanya tiba tiba terasa sesak.

Di matanya....

Tatapan yang di berikan Rysta kepada Hose terlihat begitu dalam.

Edward membuang pandangannya ketempat lain sembari menghembuskannya dengan kasar.

" Rys ...kita harus bicara " terdengar suara Hose penuh permohonan.

Namun bagai jarum tajam yang menusuk gendang telinga Edward.

Sekali lagi, pria itu terdengar menghela nafas kasar.

" kalian bicaralah dan selesaikan masalah kalian.

Ingat, kalian bukan anak kecil.

Apapun yang sudah terjadi, itulah kenyataannya dan itu seharusnya bisa kalian terima " kata Edward terdengar tegas,

kemudian ia berbalik dan melangkah ke arah Rysta, sejenak ia berhenti di sisi Rysta.

Edward sedikit menundukkan kepalanya tepat di telinga wanita itu.

" perhatikan sikapmu, kau harus sadar posisimu kini " bisiknya pelan di telinga wanita itu sebelum akhirnya ia benar benar pergi meninggalkan Rysta dan Hose hanya berdua.

Edward melangkah menapaki anak tangga menuju kamar Rysta tanpa ia tahu, tatapan tajam seseorang yang terus mengikuti setiap langkah kakinya.

1
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
Tuti Tyastuti
happy end ya bwt ed sm rysta🤗🤗🤗
Sabaku No Gaara
ahh...bayik tau lok khitara pasti buat happy end
Nani Rahayu
happy buat tuan muda ed nona rysta......🤗🤗🤗
Al Fatih
sudah tamat kak....,, beneran ini🤔
Tuti Tyastuti
lanjut thor😢😢
Tuti Tyastuti
ya allah rysta km pasti bisa bertahan km kuat ayo semangat😭😭😭😭
sizuka
semoga selamat semuanya..kok aku sedih yaa😭😭
anah raditya
pokony 22ny hrs selmt ya Thor...
Wanah Sahwanah
thoor bikin mewek
Lanjut
Nanik Normaidah
semoga selamat ketiganya
Nur Adam
lnjjt
Al Fatih
yaa Allah,, pagi2 sdh harus berurusan dgn bawang😭😭😭,, semoga ibu dan debay kembar bisa selamat semuanya.... aamiin
Siti Nurhasanah: ya Author yg pengasih dan penulis...selamatkanlah Rysta dan si kembar, aamiin...
total 1 replies
Ninik
ikut deg deg kan jadinya
Wanah Sahwanah
selamat kan semuanya thoor...
aku Yg tegang
Tuti Tyastuti
usahakan dokter dua"nya selamat😭😭😭
Mugiyati
Rista dan bayinya selamat ya thor...
Sabaku No Gaara
no khitara...noooo
selamatkan ketigax
Al Fatih
kenapa harus ad kondisi seperti ini😭😭😭,, Edward pasti dilema bngt,, tolong selamatkan mereka bertiga yaa
Nur Adam
lnjjt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!