NovelToon NovelToon
Di Nafkahi Istri Karena Suamiku Pemalas

Di Nafkahi Istri Karena Suamiku Pemalas

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Cerai / Penyesalan Suami / istri ideal / bapak rumah tangga
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: HRN_18

Kisah ini mengisahkan kehidupan rumah tangga yang tidak lazim, di mana sang istri yang bernama Rani justru menjadi tulang punggung keluarga. Suaminya, Budi, adalah seorang pria pemalas yang enggan bekerja dan mencari nafkah.

Rani bekerja keras setiap hari sebagai pegawai kantoran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Sementara itu, Budi hanya berdiam diri di rumah, menghabiskan waktu dengan aktivitas yang tidak produktif seperti menonton TV atau bergaul dengan teman-teman yang kurang baik pengaruhnya.

Keadaan ini sering memicu pertengkaran hebat antara Rani dan Budi. Rani merasa lelah harus menanggung beban ganda sebagai pencari nafkah sekaligus mengurus rumah tangga seorang diri. Namun, Budi sepertinya tidak pernah peduli dan tetap bermalas-malasan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HRN_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

eps 33 Cinta yang Mulai Tumbuh

Setelah melewati perjuangan panjang dan melalui berbagai ujian rumah tangga, kini kehidupan Budi dan Rani berangsur membaik. Keduanya telah menapaki jalan kebahagiaan setelah sekian lama menghadapi badai kehidupan bersama-sama.

Dengan tercapainya impian memiliki rumah idaman, serta kelahiran putra pertama mereka, keluarga kecil itu merasa seperti mengawali lembaran baru yang lebih cerah dan gemilang. Kebahagiaan seakan terpancar dari wajah-wajah mereka yang dulu sempat diselimuti gurat kesedihan.

Di tengah kemapanan yang mulai diraih, cinta pun seakan mulai bersemi kembali dalam hati Budi dan Rani. Api kasih yang sempat hampir padam itu kini dihidupkan kembali oleh semangat dan perjuangan yang telah mengantar mereka pada kehidupan yang lebih baik.

Saat malam tiba dan sang putra telah terlelap, Budi kerap mengajak Rani untuk sekedar duduk bersama di teras rumah. Menikmati semilir angin sembari melepas rindu akan kebersamaan yang sempat tertunda selama ini.

"Kau tahu, Rani... Melihat wajah damaimu saat ini membuatku semakin jatuh cinta padamu," bisik Budi kepada istrinya di suatu malam yang syahdu.

Rani tersenyum lembut dan membelai pipi suaminya. "Cintaku juga semakin tumbuh melihat perjuanganmu hingga kita bisa hidup bahagia seperti sekarang."

Sejak saat itu, pancaran cinta kian terlihat dalam interaksi keduanya sehari-hari. Mulai dari tingkah kecil seperti menyiapkan kopi di pagi hari sebelum berangkat kerja, hingga momen-momen mesra seperti makan malam berdua dengan cahaya lilin saat putra mereka sudah terlelap.

Budi dan Rani seakan kembali mengingat bagaimana rasanya saling mencintai dan memiliki. Seluruh pengorbanan dan perjuangan telah mengikis segala duri yang pernah menghalangi rasa cinta mereka di masa lalu. Kini, benih-benih cinta itu benar-benar mulai tumbuh dan bersemi di taman hati keduanya.

Tak ada yang lebih membahagiakan selain melihat pasangan yang telah menapaki jalan berliku kehidupan bersama akhirnya bisa kembali saling mencintai dengan tulus. Cinta sejati seakan baru terasa sempurna setelah diperjuangkan melewati berbagai ujian dan tantangan yang menghadang.

Semangat dan kepercayaan Budi dan Rani untuk terus membina rumah tangga yang harmonis semakin menguat seiring mekarnya benih-benih cinta di hati mereka. Keduanya bertekad untuk tidak lagi terjebak dalam kemelut yang pernah menghancurkan kebahagiaan di masa lalu.

Bagi Budi, melihat senyum bahagia dari wajah Rani adalah sumber semangat terbesar untuk terus bekerja keras membahagiakan keluarga kecilnya. Ia merasa beruntung masih bisa dipertemukan kembali dengan cahaya cinta sejati setelah sempat tersesat di jalan kegelapan akibat kelalaiannya sendiri.

"Andai saja dulu aku tidak sebodoh itu, aku tidak akan menyia-nyiakan kebersamaan dengan perempuan secantik dan sehebat dirimu, Rani," gumam Budi suatu sore saat memandangi wajah teduh sang istri.

Rani menggeleng pelan dan mengelus wajah Budi dengan lembut. "Yang penting sekarang kita sudah sadar dan berusaha untuk terus saling mencintai. Masa lalu biarlah berlalu, kita harus menatap ke depan penuh semangat," balasnya bijak.

Sejak saat itu, tak pernah absen dari pikiran Budi maupun Rani untuk selalu menjaga dan merawat cinta yang kembali bersemi di antara mereka. Setiap momen berharga selalu mereka manfaatkan untuk berbagi kasih, tak lagi seperti dulu yang penuh duri dan kemelut.

Terkadang Budi pulang lebih awal dari kantor dan membawa Rani makan malam di luar agar bisa berduaan menikmati kebersamaan yang sempat tertunda. Di lain waktu, Rani memberikan kejutan kecil berupa sarapan istimewa untuk Budi sebelum berangkat kerja, lengkap dengan kata-kata cinta yang ia tulis di memo kecil.

Kebersamaan dan kemesraanlah yang menjadi pupuk bagi benih cinta keduanya agar tumbuh subur dan berbunga mewarnai kehidupan rumah tangga. Meski harus melalui jalan berliku nan melelahkan, namun selalu ada jalan untuk menyelamatkan bahtera cinta asalkan kedua insan itu mau berjuang bersama-sama.

Cinta Budi dan Rani bagaikan matahari yang kembali terbit setelah sekian lama tertutup mendung. Sinarnya bersemi hangat menerangi setiap sudut kehidupan keluarga kecil itu dengan kebahagiaan yang hakiki. Kisah mereka membuktikan, cinta sejati tidak akan pernah mati selama kita berniat mempertahankannya.

Mekarnya kembali benih-benih cinta di antara Budi dan Rani seakan memberi aroma kebahagiaan baru dalam rumah tangga mereka. Keduanya kembali mengecap indahnya kebersamaan layaknya sepasang kekasih yang tengah dimabuk asmara.

Di hari libur, Budi kerap mengajak Rani dan putra semata wayang mereka untuk menghabiskan waktu bersama di luar rumah. Terkadang untuk sekedar menikmati semilir angin di taman kota, atau makan siang bersama di kafe kesukaan mereka dulu sebelum menikah.

"Sudah lama sekali rasanya kita tidak menikmati waktu seperti ini bersama, Budi," ungkap Rani di suatu siang dengan mata berbinar bahagia.

Budi menggenggam tangan istrinya sambil tersenyum lembut. "Sekarang kita bisa mengejarnya kembali, merajut kenangan indah yang tertunda demi masa depan kita dan anak kita."

Sepulang dari acara makan siang itu, keluarga bahagia itu kembali meneruskan petualangan dengan berjalan-jalan menyusuri jalanan kota yang familiar. Sesekali Budi menggandeng tangan Rani seperti pasangan muda yang tengah dimabuk asmara.

Putra semata wayang mereka yang masih kecil tentu merasa gembira bisa menghabiskan waktu dengan kedua orang tuanya. Tawa riangnya memecah keheningan dan mengisi udara dengan sukacita. Ayah dan ibunya pun ikut tertawa bahagia menikmati saat-saat kecil nan berharga seperti ini.

Di penghujung hari saat mentari mulai tenggelam, Budi dan Rani mengajak putra mereka untuk menikmati indahnya matahari terbenam di sebuah taman bunga. Rani bersandar di dada bidang Budi sementara putra mereka berlari riang di hamparan rerumputan.

"Ini seperti kedamaian dan kebahagiaan yang selama ini kunanti, Budi," bisik Rani tulus sambil memeluk erat sang suami.

Budi mencium kening istrinya dengan penuh cinta. "Terima kasih sudah menarikku dari kegelapan, Rani. Aku berjanji akan senantiasa menjagamu dan menjaga kebahagiaan keluarga ini, apapun yang terjadi."

Kasih sayang mulai bersemi sempurna di hati keduanya. Dialah cinta sejati yang telah menaklukkan segala rintangan menghadang di masa lalu. Kini, tinggal menikmati setiap momen kebahagiaan yang ada sembari terus berbagi cinta untuk sang putra dan keluarga kecil tercinta.

Seiring waktu berlalu, benih-benih cinta yang mulai tumbuh di hati Budi dan Rani kian subur dan berbunga. Keduanya merasakan bagaimana indahnya memadu kasih setelah sekian lama terjebak dalam kemelut rumah tangga di masa lalu.

Di setiap sudut rumah, kemesraan seakan menguar bak aroma bunga yang menyegarkan. Budi tak pernah absen untuk memeluk dan mencium mesra Rani setiap kali berangkat atau pulang dari kantor. Begitu pula Rani yang selalu menyambut suaminya dengan senyum terbaik dan pelukan hangat.

"Sepertinya ayah dan ibu bertingkah seperti orang yang baru jatuh cinta saja," komentar putra kecil mereka suatu kali seraya tertawa riang melihat kemesraan kedua orangtuanya.

Budi dan Rani tertawa mendengar celotehan lucu sang buah hati. "Ya, kami akan selamanya menjadi pengantin baru dalam membina cinta kami, Nak," balas Budi seraya memeluk erat istri dan anaknya.

Kehangatan keluarga kecil itu kian terasa menyejukkan berkat cinta kasih yang terus mereka pupuk bersama. Di malam hari saat si kecil telah terlelap, Budi dan Rani kerap menghabiskan waktu dengan menikmati makan malam romantis hanya berdua, ditemani cahaya lilin dan alunan musik mengalun syahdu.

Bibir keduanya terkadang bergerak saling menggumamkan kata-kata mesra, seolah tak ingin kehilangan momen untuk saling mengekspresikan rasa cinta yang membuncah dalam dada.

"Kau adalah keajaiban terindah dalam hidupku, Rani. Terima kasih untuk tidak pernah menyerah padaku hingga kita bisa saling mencintai seperti sekarang," bisik Budi di suatu malam saat berdansa mesra memeluk sang istri.

Semburat kebahagiaan tak pernah hilang dari wajah mereka. Senyuman itu adalah pancaran dari hati yang sudah lama kering dan merindukan cahaya cinta sejati untuk meneranginya.

Dengan bersemi dan mekarnya kembali cinta di antara mereka, kini Budi dan Rani telah memiliki kekuatan untuk terus mengarungi samudra kehidupan yang masih panjang. Apapun rintangan yang menghadang, keduanya siap untuk saling mendampingi dalam menapaki jalan kebahagiaan hakiki yang sempat tertunda di masa lalu.

1
HRN_18
🔥🔥🔥🔥
Diamond
Jalan ceritanya keren abis.
Oralie
Author, kapan mau update lagi nih?
HRN_18: sabar ,😩
total 1 replies
SugaredLamp 007
Menghanyutkan banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!