Cinta Yang Tersembunyi

"Berbicara memang semudah itu kak! Tapi kali ini kondisinya berbeda! Dia sudah menjadi calon istri orang, tidak mungkin orang tuanya bisa mempertimbangkan orang lain lagi ketika dia sendiri bersedia menikah dengan orang yang dijodohkan oleh orang tuanya!" Balas Indra dengan tersenyum kecut

"Tapi apa susahnya mencoba?!"

"Saya tidak senekat itu kak! Yang ada nanti kami saling menjatuhkan tanpa perduli melukai satu sama lain!" Ucap Indra memberikan alasan yang masuk akal

Yang di katakan Indra memang benar, jika dia nekat melakukan yang Marga sarankan yang ada nanti dia malah terjebak dalam masalah, baik dirinya dan Nathan pasti akan saling menjatuhkan, yang tentunya nanti akan berimbas pada Dea, yang Indra yakini mereka akan saling melukai tanpa sadar

"Kalau gitu Lo harus move on! Mungkin akan sulit tapi itu satu-satunya caranya Ndra! Lo nggak bisa terus-terusan terbebani oleh masalalu, terlebih hidup kita ini bukan untuk masalalu tapi masa depan!" Nasehat Marga

"Ya kakak benar! Tapi kenapa melupakan dia sangat sulit untuk aku kak? Meskipun kami sudah berpisah bertahun-tahun tapi perasaan saya dengannya masih sama, saya tidak bisa melupakan dia meskipun kami berjarak," ucap Indra di akhiri kekehan, dia merasa lucu dengan kisah cintanya dan Dea

Jika saling mencintai itu indah, kenapa sangat sulit untuknya mendapatkan kebahagiaan bersama Dea? Padahal keduanya saling mencintai, hanya saja memang mereka saling menyembunyikan, namun bukankah akhirnya dia juga mengungkapkan perasaannya? Namun tetap saja ada hambatan yang membuat keduanya tidak dapat bersatu

Apakah mungkin itulah takdir kehidupan mereka? Yang harus mencintai namun tidak bisa memiliki, jujur Indra merasa lebih sulit untuk mengendalikan hatinya ketimbang pikirannya jika bersangkutan dengan Dea, entah bagaimana caranya dia bisa melupakan Dea nantinya

"Susah kalau menyangkut hati! Tapi percayalah kamu pasti bisa! Mungkin akan ada kesempatan untuk kamu bisa memilikinya kalau kalian berjodoh!" Ucap Marga mengerti dengan perasaan Indra yang sedang kalut

"Aku berharap begitu kak! Sungguh aku tidak tahu bagaimana caranya melupakan cintaku untuknya!" Jujur Indra mendesah lelah, bahkan karena bercerita tentang kisahnya dengan Dea dia sampai tidak sadar berjalan sangat jauh

"Sudahlah! Gue udah sampai dirumah, mau mampir dulu?" Tawar Marga tanpa sadar sudah sampai dirumahnya, padahal mereka rasanya baru bercerita sedikit tentang masalah yang Indra sampaikan, namun ternyata keasikan mengobrol sambil berjalan, perjalanan mereka menjadi sangat cepat

"Nggak usah kak! Saya mau lanjut jalan dulu! Terimakasih sudah menemani saya ngobrol kak!" Ucap Indra merasa lebih lega setelah mencurahkan isi hatinya

"Santai aja! Nanti kapan-kapan mampir kesini kalau mau curhat!" Goda Marga sambil mengedipkan matanya genit

"Dasar!" Kekeh Indra meninggalkan Marga yang sedang menggodanya

Indra menatap heran pada perempuan yang baru saja keluar dari sebuah mobil yang sepertinya dia kenal, namun ia lupa dimana ia menemukan mobil itu

"Kaya pernah liat! Tapi dimana?" Gumam Indra yang segera mengalihkan pandangannya takut membuat si pengendara merasa tidak nyaman

...****************...

"Wisnu gimana ini? Kayanya usaha kita akan terbuang sia-sia deh! Dea akan nerima lamaran Nathan! Gue nggak bisa bayangin perasaan Indra nanti!" ucap Ari kecewa akan keputusan Dea

Dea sempat menelpon Ari beberapa menit yang lalu dan mengabarkan pada Ari kalau dia akan segera di lamar oleh Nathan, Dea juga bilang mungkin pernikahannya akan dilangsungkan segera, Ari yang mendengar itu tersenyum kecut karena Dea benar-benar menjalankan rencananya

Padahal Deni sudah menemuinya dan Wisnu mengatakan diantara Indra dan Dea memang saling mencintai, bahkan. Deni menyuruh Wisnu lebih gencar lagi mengawasi Nathan untuk mencari bukti kebusukan Nathan, namun Dea nampak terburu-buru menerima Nathan tanpa memikirkan perasaan Indra dan perasaannya sendiri

Di saat dia menyinggung Indra, Dea langsung marah padanya, entah bagaimana dia bersikap entah Ari harus berhenti atau melanjutkan perannya sebagai pemersatu antara Indra dan Dea

"Aku sedang berusaha mengumpulkan bukti kalau Nathan tidak sebaik yang orang pikirkan Ri! Kamu tenang aja ok?! Kak Deni bilang kalau lamarannya mungkin akan di undur kan? Jadi kita masih punya kesempatan!" ucap Wisnu menenangkan Ari yang sudah panik

"Gue nggak nyangka dia bisa senekat sekarang! padahal dia nggak tahu bagaimana kelakuan Nathan yang sebenarnya!" kesal Ari pada Dea sahabatnya

"Dea nggak salah Ri, bahkan selama ini perbuatan Nathan belum bisa di kategorikan jahat ko!" ucap Wisnu yang masih berfikir positif terhadap Nathan, karena memang dalam masa penyelidikannya dia tidak menemukan kejanggalan yang dilakukan oleh pria itu

"Tapi Dea nggak cinta sama Nathan Wis! Aku gemas sekali sama Dea, tapi Indra juga salah disini! Kenapa juga jadi laki ko lembek banget sih!!" kesal Ari menekan garpu kuat-kuat pada daging yang ada di hadapannya, Ari sepertinya sangat marah saat mengetahui Wisnu belum menemukan kebusukan Nathan, sungguh Ari benar-benar dibuat gemas sendiri akan kisah cintanya sahabatnya itu

"Indra nggak mungkin memaksa Dea waktu itu! kamu pikir dengan maksa Dea akan menjadi lebih mudah? Justru mungkin itu akan menyulitkan keduanya untuk bisa hidup secara berpisah Ri!"

"Aahh mereka yang punya masalah kenapa gue ikut pusing!" geram Ari menjambak rambutnya kesal, Wisnu yang melihat Ari demikian dibuat tertawa, karena tingkah Ari yang menggemaskan menurutnya

"Jangan gitu! Di liatin banyak orang malu!" bisik Wisnu setelahnya memasukan kentang goreng kedalam mulutnya sendiri

Ari yang mendengar ucapan Wisnu sontak saja terkejut karena dilihat oleh banyak orang disana, saat ini restoran itu sedang penuh oleh pelanggan, dan tentunya Ari malu karena telah menarik perhatian tamu-tamu yang ada di sana dengan tingkahnya sendiri

"Kenapa Lo nggak negur gue dari tadi sih nyet!" ketus Ari berpura-pura bersikap biasa saja seakan tidak ada hal apapun yang terjadi

"Salah sendiri situ yang nggak bisa ngontrol emosi!!"