Aku memang wanita yang jahat, jika kalian tidak suka, apakah aku peduli? dan lagi, bukankah wajar jika aku jahat, suamiku seorang iblis. Hahah, jadi jangan macam-macam atau jika tidak, kematian akan menghampiri kalian!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nunpiee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
"Dia menangis?"
"Benar nona, saya menyaksikan nya sendiri. Jika anda tidak percaya, anda bisa bertanya pada nyonya Armelle." Ucap Syua.
Xera menyandarkan tubuhnya pada sofa, dia menatap pemandangan didepannya. Sorot matanya sangat datar, dia terlihat berbeda sekarang.
"Undang putra mahkota kemari, aku ingin membuat kontrak kerjasama dengannya." Ucap Xera dengan santai.
"Apa? tapi nona...." Kaget mereka, keduanya tidak senang jika Xera berhubungan lagi dengan putra mahkota.
"Kenapa? aku ingin kerajaan hancur, dan itu akan di hancurkan sendiri oleh putra mahkota." Senyum Xera, senyum yang penuh kelicikan.
"Kami mengerti nona." Angguk Syua dan Amy.
Xera menghela nafas panjang, dia meminum tehnya dengan santai. Dia akan memulainya secara perlahan-lahan, cuaca yang dingin dengan bersantai seperti ini membuat Xera tenang untuk membuat rencana.
•••
Cuaca yang benar-benar mendung dan gelap serta rintikan hujan terus mengguyur wilayah kerajaan, Xera melangkahkan kakinya dengan penuh ketegasan. Sosok laki-laki yang sejak tadi menunggunya langsung bangkit dari tempat duduknya, dia menatap Xera dengan tatapan yang berbeda-beda.
"Duduklah." Ucap Xera yang sudah duduk di tempatnya, putra mahkota mengangguk dan segera duduk.
"Langsung saja, kerajaan mu akan segera hancur. Bagaimana menurutmu?" Tanya Xera dengan santai.
"Aku tidak peduli." Balas putra mahkota.
Mendengar balasan dari putra mahkota, Xera tersenyum tipis. Dengan perlahan-lahan, Xera memberikan sebuah gulungan pada putra mahkota.
"Apa ini?" Herannya dengan membuka gulungan tersebut.
"Kerajaan mu memiliki hutang yang begitu banyak pada kekaisaran, selain itu kalian juga membutuhkan banyak biaya untuk membenarkan bendungan yang saat ini hancur. Sedangkan, tabungan kerajaan hanya tersisa sedikitpun... Aku hanya tinggal menghitung hari untuk melihat kehancuran kerajaan ini." Ucap Xera santai, bahkan Xera meluruskan kakinya di sofa panjang yang dia tempati, Xera merebahkan tubuhnya disana. Tidak bisa Xera pungkiri, pinggangnya masih terasa pegal.
"Apa mau mu?" Tanya putra mahkota yang menatap Xera dalam.
"Bagaimana ayahku bisa meninggal?"
Putra mahkota terkejut dengan pertanyaan Xera, untuk Xera sendiri dia hanya diam tanpa menatap kearah putra mahkota.
"Aku akan memberimu identitas baru di kekaisaran jika kau mengatakan yang sebenarnya."
Xera bangun dari tidurnya dan duduk dengan menyilang kan kedua kakinya, sorot mata Xera terlihat datar dan dingin.
"Itu karena ayahku, dia marah dan menganggap Duke Fedro sebagai pengkhianat karena tidak bisa membantu kerajaan dengan meminjamkan uang untuk membayar biaya persenjataan." Jelas putra mahkota, Xera menaikkan sebelah alisnya.
"Membutuhkan banyak uang? bukankah seharusnya kerajaan memiliki cukup banyak penghasilan? kemana perginya semua uang itu?" Heran Xera, pantas saja pihak kerajaan ingin membayar biaya awalnya dengan harga yang kecil.
"Itu... Ayahku sering pergi ketempat pelacuran, dia menghabiskan banyak uang disana." Tunduk putra mahkota, Xera benar-benar shock depan kenyataan ini. Bukankah sang raja sangat setia pada ratu? lalu apa ini?
"Menjijikan." Gumam Xera, pantas saja laki-laki didepannya begitu berani untuk melakukan hal itu dengan Tansy.
"A-aku tidak melakukannya dengan sembarang wanita, sungguh. Aku tidak berbohong... Mengenai Tansy, aku masih belum mengerti. Semuanya terjadi begitu saja..." Jujur putra mahkota.
Ahh, Xera ingat bahwa putra mahkota telah diberikan sihir oleh Tansy, sihir cinta yang penuh gairah.
"Hm, apakah ada orang lain dibalik kematian ayahku?" Tanya Xera, dia ingin tahu.
"Duke Salamon, dia ikut berkontribusi terhadap kematian ayahmu. Racun yang berikan pada ayahmu berasal dari tempat tinggal orang tuanya, karena itulah penyelidikan sangat sulit untuk di dapatkan." Jelas nya.
"Duke Salamon? apakah putri nya yang bernama Gritte?" Pekik Xera, jangan sampai hal itu benar. Karena dalam buku, mereka adalah orang yang harus keluarganya hindari.
"Benar, dia putri kandungnya." Angguk putra mahkota, Xera tidak bisa berkata-kata lagi. Seharusnya dia melindungi ayahnya dan mengatakan untuk tidak berdekatan dengan Duke Salamon.
Tapi semuanya sudah terlambat, dia benar-benar lengah.
"Sial!!" Geram Xera yang mengusap rambutnya penuh kekesalan, putra mahkota terkejut dan hanya bisa diam dengan terus melirik Xera. Entah kenapa, dia tidak berani pada Xera, bahkan untuk sekedar menatapnya pun dia tidak mampu.
"Itu, sebenarnya... Saya sudah mengingatkan Duke Fedro untuk tidak meminum teh yang disajikan saat rapat, tapi Duke Fedro hanya tersenyum dan berkata bahwa itu semua sudah takdirnya. Dia ingin bertemu dengan istri dan anaknya di surga." Jelasnya.
Awalnya, Xera benar-benar emosi namun mendengar ucapan putra mahkota tadi dia menjadi heran.
"Apa maksudmu?" Tanya Xera, istri dan anaknya? itu berarti ibunya dan.....
"Entah, saya juga tidak mengerti. Untuk istri, mungkin itu ibu anda. Tapi anak, Duke hanya memiliki satu anak dan itu kau sendiri." Jelas putra mahkota yang terlihat kebingungan juga.
Xera juga sama, Xera berfikir apakah ayahnya mengetahui hal ini? mengetahui bahwa dirinya bukan Xera yang asli?
"Aku mengerti, lalu kenapa kau mengatakan hal itu pada ayahku?" Tanya Xera penasaran.
"Ahh mengenai itu, sebenarnya ibu yang menyuruh saya untuk menyampaikan hal ini. Kata ibuku, beliau selalu menolongnya saat ibu terluka dan mendapatkan masalah di kerajaan. Lebih jelasnya, ibu menyukai Duke Fedro sejak dulu. Ahh, mantan kekasihnya juga." Senyum putra mahkota.
Lagi dan lagi Xera dibuat shock dengan kenyataan ini, siapa yang mantan ayahnya? sang ratu? jadi...
Ini sebuah plot twist sekali!!
"Apa kau mau bekerjasama denganku?" Tanya Xera serius.
".... Tentu, aku sudah tidak punya apa-apa lagi sekarang." Angguk nya.
"Amy dan Syua akan menjelaskannya padamu, kau pulang lah. Ini sudah larut..." Ucap Xera yang bangkit dari tempat duduknya.
"Apa aku tidak boleh menginap? cuaca juga sangat buruk diluar, hanya sat...."
"Tidak, kekasihku sangat cemburuan. Jika kau mau, kau bisa tidur di bangunan yang ada di persimpangan, itu khusus untuk para tamu yang tidak kebagian kamar." Jelas Xera yang berlalu pergi meninggalkan putra mahkota.
"Yang mulia, mari saya antar." Ajak Amy, putra mahkota hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki Amy yang pergi
Xera melangkahkan kakinya menuju kamarnya, dia melihat Ethel dan kedua laki-laki disampingnya, itu Ramon dan Theodor. Mereka menundukkan kepalanya pada Xera, aura raja iblis dapat mereka rasakan pada sosok Xera.
"Yang mulia, nampaknya yang mulia kaisar sedang tidak baik-baik saja." Ucap Ethel.
"Benarkah? apa dia sakit kembali?" Tanya Xera yang langsung bergegas masuk, Xera menghampiri kaisar yang terbaring diatas ranjang.
"Apa kau sakit lagi?" Tanya Xera dengan menyentuh kening kaisar, namun tangannya langsung ditepis oleh kaisar.
"Ada apa?" Heran Xera yang menyentuh pundak kaisar, lagi dan lagi tangannya di singkirkan. Xera terlihat bingung, dia menatap tiga orang laki-laki yang tengah menatapnya.
Mereka menyuruhnya mendekat dan Xera segera mendekat kearah mereka bertiga, mereka berempat langsung berunding dan berbisik-bisik.
"Yang mulia sedang cemburu pada anda." Ucap Ethel dengan suara yang sangat pelan.
"Cemburu?" Heran Xera.
"Anda bersama dengan mantan tunangan anda hingga larut malam." Sambung Ramon.
"Benar, sudah sejak tadi yang mulia menunggu anda." Lanjut Theodor.
Xera berkedip-kedip lucu, laki-laki iblis di atas ranjangnya sedang merajuk? lucu sekali!!
smngat kk