*Karena kecelakaan mobil yang pria itu alami, dia diagnosa mengalami kelumpuhan permanen pada kakinya. Karena itu dia di copot dari ahli waris keluarga barbara. Dan dia juga paksa menikah.
*Gadis itu adalah anak angkat dari keluarga braham, yang di paksa menikah dengan tuan muda barbara yang lumpuh. Semua orang mengetahui bahwa dia adalah gadis yang bodoh yang mengidap demensia dan autisme.
Bagaimana mereka berdua akan mengungkap apa penyebab kecelakaan brayan dan bagaimana mereka menjalani rumah tangga yang selalu di timpa masalah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Balala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acting yang bagus
Melihat lara meminta maaf, brayan dengan dingin mendengus, "Kalau begitu, saya tidak akan mengantar kalian pergi"
"Kamu..!" Lara marah tapi tidak ada yang bisa dia lakukan.
Saat dia berbalik, wajah nya penuh kebencian.
Sheila!
Darel melihat ketiganya telah pergi dan memandangi dua orang yang sangat intim itu.
Dia mengusap hidungnya dengan agak canggung, "Kak, karena masalah ini telah terselesaikan, aku juga akan pergi."
"Ya." Brayan tidak meminta darel untuk tinggal.
Hanya ada mereka berdua yang tersisa di ruang tamu, brayan melepaskan sheila dan berkata. "Mereka sudah pergi, untuk apa kamu masih berpura-pura?"
Brayan merasa jika sheila bukan desainer mungkin dia bisa menjadi ratu film. Karena baru saja, dia hampir di tipu olehnya.
Sheila mendongak dan mencibir. Dia mengangkat tangannya dan menunjuk ke bekas telapak tangan di wajahnya, "Lihat ini. Cetakan telapak tangannya tidak hilang."
"Bodoh, kamu bisa di pukuli seperti ini dan tidak mau meminta bantuan." Brayan pergi ke lemari es untuk mengambil es.
Sheila terdiam.
Dia berdiri dengan ekspresi dingin,"Oh."
Dia mengambil balok es tersebut dari tangan brayan dan menekannya ke wajahnya, sheila dengan nyaman menyipitkan matanya.
"Apakah kamu bersenang-senang hari ini?" Brayan melihat wajah bahagianya dan berbicara dengan suara yang rendah.
"Aku sangat senang, aku akan membayar untuk itu."
Ini adalah pertama kalinya dia membuat keluarga braham menderita di hadapannya. dia ingin menyalakan petasan untuk merayakannya.
"Akan lebih baik jika kamu bisa terus membantu ku seperti tadi di masa depan." Sheila berkata sambil tersenyum.
"Heh, pikirkan saja. Itu tidak akan terjadi lagi." Brayan mengendalikan kursi rodanya dan berjalan ke lift.
Sheila tercengang, "Mengapa kamu pergi?"
"Pakaian ku kotor." Brayan berkata dengan tenang.
Sheila menoleh, setelan jerman buatan tangan ini awalnya mahal kini kusut Karena cairan transparan.
Wajahnya merah, Dia baru saja membenamkan kepalanya di sana. Entah itu ingusnya atau air matanya...
"Bagaimana kalau aku membantumu mencucinya?" Dia ragu-ragu sejenak sebelum berbicara.
"Tentu." Brayan menatapnya dengan tersenyum tipis.
Sheila terdiam.
Mengapa dia merasa telah di tipu?
Pada akhirnya, sheila mengikuti brayan ke kamarnya.
Bukan hanya mantelnya yang kotor, tetapi celananya pun juga kotor.
Dia bingung harus berbuat apa, karena pakaian bryan sangat mahal.
"Bagaimana dengan celananya?"
"Apa? Bukankah kamu baru saja setuju? Apa kamu akan menarik kembali kata-kata mu sekarang?" Melihat dia ragu-ragu, mata brayan bersinar dengan keceriaan yang jahat.
"Bagaimana mungkin, "Sheila tersenyum.
"Ngomong-ngomong, aku sudah melihatnya."
"Apa maksud melihatnya?" Saat dia berbicara sheila mengangkat tangannya dan menyentuh dadanya dengan kuat.
Brayan menyusut dan nafas nya menjadi lebih berat. Suaranya serak saat dia membuka mulut, "Kamu sedang bermain api."
Sheila tampak acuh tak acuh."Sepertinya kau lah yang tidak bisa mengendalikannya."
Sheila membantu melepaskan celana dan pakaiannya dengan dengan tenang dan melemparnya ke kamar mandi.
Dia mengeluarkan baju tidur yang lembut dan mengenakannya untuknya. sepanjang seluruh proses, sheila sama sekali tidak kelihatan canggung, seolah dia sudah terbiasa.
Brayan menatapnya tanpa ekspresi, "Sebenarnya kamu seorang wanita atau bukan?"
Ekspresi gadis mana yang tidak berubah saat melihat tubuh pria?
Hal itu membuatnya curiga bahwa di matanya, dia sama sekali tidak memiliki pesona.
"Aku sudah melihat terlalu banyak angka mu hanya rata-rata." Sheila berdiri dan menyilangkan tangan di depan dada saat dia menatapnya.
"Beraninya kamu..." Brayan menggerakkan gigi.
"Aku sangat sibuk, jangan ganggu aku." Setelah mengatakan itu dia masuk ke dalam kamar mandi dan mencuci pakaian brayan.
Namun saat dia mencuci, dia merasa ada yang tidak beres.
Dia mengambil baju di tangannya dan melihat sebuah lubang besar.
Sheila terkejut dalam hatinya.
Dia hanya menggosoknya beberapa kali. Pakaian jelek macam apa itu! itu rusak bergitu cepat!
Dia mengambil pakaian itu dan berjalan keluar, "Brayan, kualitas pakaian mu tidak bagus. Ini rusak setelah di cuci."
Brayan yang sedang membaca buku menoleh. Ketika dia melihatnya.
Dia bisa dengan jelas merasakan pembuluh darah di dahinya berdenyut-denyut. Benar saja, baju itu tidak boleh dicuci.
"Kamu tidak perlu mencucinya." Brayan menghela nafas.
Sheila mengangguk, ini sudah rusak jadi tidak ada gunanya lagi untuk mencucinya.
Dia berbalik dan berjalan ke kamar mandi, setelah dia selesai dengan semuanya dia keluar.
Brayan menutup bukunya. Dia menatap nya dan berkata, "Di mana pakainya?"
"Aku menggantungnya." Dia mengangkat tangannya dan menunjuk ke suatu arah.
Brayan melihat dua pakaian kusut melayang di udara yang tertiup angin.
Brayan terdiam.
Dia mungkin sebaiknya membuangnya saja.
Dia mengerutkan kening karena sakit kepala, " Kembali dan beristirahat lah."
Sheila tahu bahwa dia lah yang merusak pakaian brayan, dia merasa bersalah. Dia mengangguk dan segera kembali ke kamarnya.
Saat pintu di tutup, sheila menghela nafas berat.
Siapa yang tahu betapa gugupnya dia saat membatu brayan mengganti pakaiannya.
Ketika dia membayangkan kan tubuh kekar brayan. wajahnya langsung memerah.
Dia menepuk wajahnya dan duduk kembali di depan komputer.
......................
Di sisi lain...
Lara kembali ke kediaman braham dengan ekspresi marah. Dia membanting tasnya ke sofa. "Pelacur sialan! Beraninya kamu bermain-main dengan ku!!"
"Di masa depan sebaiknya kamu tidak mencari masalah dengannya. Sekarang brayan bersamanya, sekarang segalanya telah berbeda dari sebelumnya." Damar menatapnya dengan sakit kepala.
"Ngomong-ngomong bagaimana persiapan mu untuk desain bajunya?" Damar lebih mengkhawatirkan ini dari pada sheila.
Mata lara berbinar dia menunduk, "Aku sedang bersiap-siap."
Damar mengangguk puas, "Desain ini sangat penting, jadi kamu perlu memperhatikannya dengan baik."
Hal itu membuat segalanya menjadi sulit bagi lara. Jika dia tidak mencari sheila, dia tidak akan memiliki desain apapun.
Bakatnya hanya rata-rata dan tidak bisa menggambar desain sebaik sheila.
Awalnya, dia ingin mengambil kertas itu dari sheila dan menyimpannya untuk jangka waktu tertentu.
Siapa sangka desain yang di ambil dari sheila sudah di gunakan oleh orang lain.
Ketika dia memikirkan hal-hal itu, dia merasa sangat kesal dan marah terhadap sheila.
Melihat ekspresi lara yang tidak bagus, Mira sedikit khawatir. "Putri ku, ada apa dengan mu?"
Lara mengangkat kepalanya, "Tidak ada, aku hanya tidak menyangka bahwa sheila akan menjadi semakin membangkang."
Dia hanya gadis bodoh, tapi dia mampu memikat brayan sampai terpesona.
“jangan khawatirkan dia untuk saat ini. Ibu akan mengurusnya untukmu.” Kata mira.
Mata Lara berkedip. "Ayah, ibu. Aku akan kembali ke kamarku dulu." Dia segera kembali kemarnya.
Dia menutup pintu, dan mengeluarkan ponselnya untuk menelpon seseorang."Bantu aku menemukan seseorang."
