Hidup kembali setelah mengalami kematian yang tragis, Xue Shan Shan memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang yang membuat hidupnya menderita.
Terutama, pada Pangeran Mahkota yang menjadi suaminya dan Xue Yuwen yang merupakan adik tiri sekaligus madunya.
Dia bersumpah akan menghancurkan mereka semua sampai ke tulang-tulang!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Memang Pemalu
Nyonya Cheng tersenyum menatap Xue Shan Shan, lalu beralih memandang Xue Yuwen dengan tatapan tanpa minat. "Ini tarian bulu pelangi yang sangat disukai oleh Selir Agung, tida disangka dia bisa menguasainya."
Tarian itu tidak terlalu sulit, tetapi tidak bisa dibilang mudah juga.
"Tarian ini sangat menguji kelenturan tubuh dan pesona seseorang, serta apakah sang penari bisa membuat penontonnya merasakan perasaannya."
Xue Shan Shan hanya mengangguk, diam-diam dia mulai mengerti kenapa Xue Yuwen memilih menampilkan seni tarinya.
Dia jelas ingin mendapatkan pujian dari Selir Agung Mei!
Karena itu, Xue Shan Shan yang semula sudah bosan menjadi lebih tertarik untuk menatap Xue Yuwen.
Beriringan dengan suara musik, Xue Yuwen mulai menggerakkan tubuhnya dengan menawan.
Namun, semakin dilihat, Xue Shan Shan merasa Xue Yuwen tidak memiliki pesona dan hanya sekedar mencontohi geeakan.
Tentu saja, Selir Agung Mei adalah orang yang dia contohi!
Permaisuri Xuan yang sudah mengenali sosok Xue Yuwen dari salah satu pelayannya, tersenyum tipis saat melihat gadis itu menari, dia menatap Selir Agung Mei dan berkata dengan makna tersirat. "Adik, dia menarikan tarian kesukaanmu."
Selir Agung Mei dapat menangkap maksud Permaisuri Xuan dan merasa sang permaisuri seolah-olah sedang mengejek dirinya dengan mengatakan, 'Adik, dia ingin menjadi menantumu.'
Selir Agung Mei mendengus saat menanggapi kata-kata Permaisuri Xuan. "Dia ini sangat payah! Walaupun gerakannya benar, dia hanya sekedar meniru, tidak ada jiwa penari dan ciri khas."
Detik berikutnya, Selir Agung Mei menatap Permaisuri Xuan dengan tatapan bersalah. "Kakak, maaf. Aku tidak bermaksud menjelekkan calon menantumu."
Dia tersenyum lebar, lalu melanjutkan, "Sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau aku menghadiahkan pakaian tariku untuk calon menantumu?"
Permaisuri kesal melihat senyuman Selir Agung Mei, dia lebih kesal lagi saat mendengar madunya itu menyebut Xue Yuwen sebagai calon menantunya.
Selir Agung Mei sedang mengejek dirinya!
Permaisuri Xuan pun tersenyum. "Adik, kamu tidak perlu sungkan."
Orang-orang di luar istana yang tidak tahu bagaimana hubungan Permaisuri Xuan dan Selir Agung Mei merasa keduanya hanya bersandiwara saat saling berbicara dengan mengumbar senyuman.
Mereka merasa kedua wanita agung yang duduk di sisi Kaisar itu sebenarnya sedang berperang dalam diam.
Setelah tarian selesai, Xue Yuwen tampak terengah-engah.
"Tarianmu bagus." Kata-kata pujian yang tidak tulus dari Selir Agung Mei membuat mata Xue Yuwen berbinar.
Gadis itu pun bergegas berlutut dan mengucap syukur. "Terima kasih banyak atas pujian Selir Agung."
Xue Jingguo juga bersemangat, dia terus mengangguk sambil melihat Xue Yuwen dengan bangga.
"Tarian bulu pelangi tampak sederhana, tetapi tidak mudah jika ingin menguasainya. Kamu benar-benar sudah berusaha keras."
Kata-kata itu semakin membuat Xue Yuwen besar kepala, dia semakin yakin bahwa Selir Agung Mei akan memilihnya.
"Su Zhi, berikan pakaian tariku pada gadis ini." Selir Agung Mei tersenyum menatap Xue Yuwen, dia jelas sedang bersandiwara.
Wajah Xue Yuwen jadi merah padam, otaknya pun langsung linglung, tetapi di dalam hatinya sangat senang.
Sejak awal, Xue Yuwen sudah yakin dirinya akan mampu memikat semua orang tanpa terkecuali. Dia juga berpikir hanya akan mendapatkan pujian, tetapi tidak disangka Selir Agung Mei bahkan memberikan penghargaan untuknya.
Betapa besar kehormatan ini?
Senyuman di wajah Xue Yuwen tampak lebih lebar dan berseri, dia pun menerima penghargaan itu dengan suka cita sembari menatap Pangeran Li Xian seolah-olah dirinya sudah bisa melihat akan duduk di sebelah pria itu sebagai seorang Putri.
Kemudian, Xue Yuwen kembali ke tempat duduknya sembari melemparkan tatapan congkak pada Xue Shan Shan.
Di sisi lain, Pangeran Li Xian duduk dengan santai dan malas, tetapi aura arogan yang dipancarkan tubuhnya tetap saja tidak berkurang sedikitpun.
Selama pertunjukan para nona berlangsung, Pangeran Li Xian sama sekalk tidak menunjukkan ketertarikan. Sebaliknya, ekspresi licik di wajah Xue Shan Shan yang duduk di seberang sangat menarik baginya.
Xue Yuwen adalah peserta terakhir, padahal Selir Agung Mei sejak awal sangat menantikan penampilan Xue Shan Shan.
Bahkan, Pangeran Li Xian juga diam-diam menanti bakat apa yang akan ditunjukkan oleh Xue Shan Shan yang dirumorkan tidak tahu apa-apa selain bersenang-senang.
Saat Kasim akan menutup acara, Selir Agung Mei dengan cepat membuka mulutnya. "Aku dengar Keluarga Xue memiliki dua putri, tapi kenapa Nona Besar Xue tidak menampilkan keterampilannya?"
Xue Yuwen yang batu saja duduk, bergegas berdiri. "Selir Agung, kaku sedikit pemalu sehingga tidak menyiapkan keterampilan seni."
Pemalu?
'Baiklah, aku memang pemalu.' Xue Shan Shan menyembunyikan senyum liciknya di balik wajahnya yang selalu terlihat polos, tetapi jelas itu tidak bisa disembunyikan dari Pangeran Li Xian.
Selir Agung Mei menatap Xue Shan Shan yang hanya duduk diam dengan kepala menunduk, lalu beralih memandang Xue Yuwen yang tampak bersemangat berbicara untuk sang kakak.
"Oh, kalau begitu, keterampilan Nona Besar Xue tidak kalah darimu?"
"Keterampilan seni kakak tentu saja berada jauh di atasku."
Di permukaan, pujian Xue Yuwen tampak tulus. Namun, Xue Shan Shan jelas tahu pujian sang adik yang berbakat bertujuan untuk menjeratnya yang tidak berbakat.
Tidak hanya Xue Shan Shan, bahkan Permaisuri Xuan dan Selir Agung Mei menangkap maksud tersembunyi Xue Yuwen.
Gadis licik itu jelas ingin mempermalukan kakaknya!
Karena tahu bagaimana jeleknya rumor yang beredar tentang Xue Shan Shan, Permaisuri Xuan dan Selir Agung Mei berniat melindunginya untuk tidak membiarkan gadis menggemaskan itu tampil di depan.
Namun, sebelum mereka berdua bisa mengatakan apa pun, suara Kaisar sudah terdengar. "Kalau begitu, suruhlah Nona Besar Xue maju ke depan."
Dalam hitungan detik, Kaisar bisa merasakan hawa dingin yang datang dari Permaisuri Xuan dan Selir Agung Mei.
Seketika, dia memikirkan kesalahan apa yang sudah diperbuatnya sehingga membuat kedua wanita itu menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.
Di sisi lain, Nyonya Diana mengerutkan alisnya karena tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Walaupun tidak meragukan kemampuan putrinya, dia merasa sedikit gugup karena tidak pernah melihat Xue Shan Shan menampilkan keterampilan seni.
Di sebelahnya, wajah Xue Jingguo tampak muram dia pun menegur Nyonya Diana dengan suara pelan. "Sudah kubilang jangan terlalu memanjakan anak. Lihatlah, sekarang harus bagaimana? Setelah pulang nanti, minta dia belajar pada Selir Faye."
"Aku tidak pernah mendengar ada selir yang mengajari nona besar." Nyonya Diana menoleh pada Xue Jingguo. "Tuhan merasa aku gampang ditindas atau sedang meremehkan Shan Shan?"
Xue Jingguo tertegun, tidak menduga Nyonya Diana yang biasanya bersikap lembut akan membantahnya.
Seketika, Xue Jingguo melupakan semua kata yang sebelumnya sudah terangkai di dalam otaknya.
"Nona Besar Xue, apa perlu menyiapkan sesuatu untukmu tampil?" Suara Kaisar yang kembali terdengar membawa tatapan semua orang tertuju pada Xue Shan Shan.
Gadis itu berdiri dan mengukur senyum di wajah tembamnya. "Kaisar, saya tidak bisa apa-apa."
"Tidak bisa apa-apa?" Kaisar tertegun karena tidak menyangka akan jadi seperti ini.
Seperti teringat sesuatu, Xue Shan Shan langsung berbicara, "Oh, hanya satu keahlian saya."
"Apa itu?" Kaisar mengangkat sebelah alisnya.
"Saya hanya bisa makan, selebihnya saya tidak tahu," sahut Xue Shan Shan tanpa beban.
Tujuannya datang ke perjamuan istana hanya untuk makan, bukan unjuk bakat!
"Keluarga Xue benar-benar menarik. Putri murba membawakan kehormatan dan nama baik untuk Keluarga Xue, tetapi putri sah malah memalukannya." Tiba-tiba, suara seorang nyonya terdengar hingga nyonya-nyonya lainnya ikut berkomentar buruk tentang Xue Shan Shan.
balas dendam pada putra mahkota dan adik tiri
kenyataan : dia yg di bales dendam adik tiri.
sinopsis sih kaya yg bener aja.. kejam, tanpa tedeng aling2.. eh isinya kek cewe2 ikan terbang
mana kebanyakan yg disakitin dia2 juga blm lagi dibuat kasian2
laen kali thor gausah pake narasi kaya gt kalo isinya sebaliknya