Pengantin Pengganti Bu Dosen

Inayah melepaskan diri dari pelukan Galang Saputra. Ia merasa tidak nyaman menjadi pusat perhatian semua orang. Apalagi di sana ada Gilang Prasetya, sosok laki-laki yang masih menempati posisi teristimewa dihatinya.

Mulanya Inayah dan Galang ingin bekerja sama untuk merebut kembali apa yang mereka inginkan menjadi miliknya.

Akan tetapi, keduanya justru terlibat cinta lokasi. Galang merasa nyaman dengan Inayah begitu juga sebaliknya.

Antara Inayah, Galang, Nada dan Gilang di ibaratkan seperti pasangan yang tertukar.

"Bu Nada, terima kasih telah menyelamatkan ku!'' ujar Inayah sambil menatap ke arah dosen kampusnya yang kini sedang bergandengan tangan dengan Gilang yang memang pasangan yang halal untuk Nada.

"Sama-sama, sebaiknya semuanya bubar! dan untuk mu dokter Keisha saya mohon dengan sangat, jangan membuat keributan di kampus ini. Selesaikan perkara mu dengan baik bersama calon suami mu!" tegas Nada tanpa sedikitpun menatap ke arah Galang yang pernah menjadi seseorang dimasa lalunya. Seseorang yang pernah meninggalkannya di pelaminan hanya karena ingin menuruti kebohongan Keisha sang mantan kekasih yang sebenarnya tidak hamil sama sekali.

"Mas Galang, kita kerumah sakit sekarang! kau jangan mempermalukan nama baik keluarga. Kita akan segera menikah! aku tidak ingin kau terus berhubungan dengan Inayah. Katakan jika apa yang kau ucapkan tadi tidak benar? kau tidak boleh membagi hati dengan wanita lain! kau hanya milikku!'' ucap Keisha hendak menarik pergelangan tangan Galang.

''Kau pergilah sendiri! aku ingin mengantarkan wanita yang kucintai. Maaf, untuk masalah pernikahan bisa saja kita membatalkan semua itu. Aku sama sekali tidak pernah mengharapkan kau menjadi pendamping hidupku. Tolong jangan mengatakan sesuatu yang tidak benar adanya. Waktu masih satu Minggu, dan aku tidak pernah menginginkan kita benar-benar menikah! jangan paksa aku untuk menikahi mu dokter Keisha yang terhormat.'' Galang tidak ingin untuk kedua kalinya gagal dalam menjalani hubungan dengan gadis yang ia cintai.

Galang tidak ingin kehilangan wanita yang dicintainya setelah ia gagal melanjutkan hubungannya dengan Nada Rindu Kinandita.

"Mas, kau tak boleh seperti ini! aku calon istri mu! sedangkan gadis itu hadir jauh sebelum aku mengenal mu! mengapa kau selalu memilih dan mencintai wanita yang baru saja kau kenal." Keisha mendesah kasar, ia benar-benar tidak ingin kehilangan Galang dari hidupnya.

"Mas Galang, benar kata dokter Keisha jika Mas perlu menyelesaikan masalah kalian berdua. Jangan perdulikan aku, Mas! aku baik-baik saja,'' ucap Inayah mencoba untuk tegar.

''Aku yang menjemput mu di rumah, aku pula yang merawat mu selama beberapa hari ini. Jadi, tolong izinkan aku mengantarkan mu sampai ke dalam kelas!" ujar Galang sambil menatap wajah ayu milik Inayah.

Galang sama sekali tidak memperdulikan Keisha yang mengemis cintanya setengah mati. Ia benar-benar kesal dan kecewa terhadap Keisha yang telah menghalalkan segala cara untuk mendapatkan perhatiannya. Galang sudah muak untuk itu semua.

''Kau tidak bisa menduakan ku dengan wanita lain, Mas! aku mengandung anakmu," tegas Keisha yang terpaksa mengatakan pada seluruh dunia jika dirinya hamil anak Galang.

"Keisha Arandita, kau sangat memalukan!'' tegas Galang dengan rahang yang mengeras.

''Kau yang membuat ku seperti ini, Mas! aku sudah lelah dengan semuanya. Lebih baik aku gugurkan saja anak yang ada dalam kandungan ku ini!'' ucap Keisha sambil memukul-mukul perutnya yang masih rata, yang sebenarnya tidak hamil sama sekali.

''Dokter Keisha, Anda tak seharusnya berkata begitu! jika kau memang hamil anak Galang, sebaiknya kalian segera menikah dan selesaikan urusan kalian baik-baik. Jangan mempermalukan diri sendiri dihadapan semua orang.'' Nada yang terlihat jengah dengan perdebatan antara Galang dan Keisha, laki-laki yang sampai detik ini masih menorehkan luka dihatinya pun bersikap tegas agar kedua orang itu tidak membuat keributan di seisi kampus.

"Ina, maafkan aku! aku tidak bisa mengantarkan mu ke kelas, aku akan menyelesaikan masalahku dengan Keisha. Jaga dirimu baik-baik!" Galang menatap tak tega kala melihat gadis yang telah bersemayam di hatinya begitu sangat butuh perhatian dan kasih sayang.

Keisha terisak dalam tangis buaya. Ia tidak peduli dengan tatapan semua orang, yang penting seisi kampus sudah mengetahui jika ia hamil anak Galang, tapi bohong!

"Kak Galang, selesaikan masalah mu baik-baik, jangan lari dari tanggung jawab jika memang Kak Keisha hamil anakmu. Jangan mempermalukan keluarga kita. Dan jangan mengungkapkan kata cinta dan memberikan harapan palsu pada Inayah jika nantinya kau menyakitinya tanpa adanya pembuktian nyata dari apa yang kakak ucapkan! biarlah Inayah aku dan istriku yang akan menjaganya." Gilang yang dari sejak tadi terdiam pun membuka suaranya.

"Aku mencintai Inayah, dia wanita yang mampu menyentuh jiwa ku setelah sekian banyak wanita yang hadir di hidupku!" sindir Galang yang masih memiliki rasa kecewa sebab wanita yang ia cintai kini berpimpin tangan dengan adiknya sendiri.

Rasa sakit hati itu masih ada, akan tetapi Galang menutup luka yang menganga lebar itu, ia mencoba mengikhlaskan apa yang belum menjadi takdirnya.

"Aku bukan dirimu yang begitu sangat mudah mencampakkan Inayah dan berbahagia diatas penderitaan orang lain. Kalau bukan karena diriku kau tidak mungkin beristrikan Nada!" sengit Galang yang menatap permusuhan terhadap adik bungsunya.

"Cukup, aku lelah! aku tak butuh siapa-siapa di samping ku! aku bisa merawat diriku sendiri. Kalian semua seperti duri terlindung yang hendak menjaga dan memberikan embun kesejukan untuk ku! sayang sekali aku tidak membutuhkan itu semua. Aku bahagia dengan hidupku sendiri. Kalian lanjutkan masa depan kalian sendiri! dan akupun akan melanjutkan hidup ku sendiri."

Inayah yang menjadi bahan trending topik seolah tak ingin bergantung pada siapapun, bahkan bayangannya sendiri pun meninggalkannya saat ia terpuruk. Inayah benar-benar ingin sendiri dan tak butuh orang lain disisinya.

"Aku sudah terbiasa dengan hinaan dan cacian. Aku sudah kebal untuk itu semua. Anak sebatang kara seperti ku memang kerap kali dipandang dengan sebelah mata. Silahkan kalian bergandengan tangan dengan pasangan kalian masing-masing! dan jangan pernah memperdulikan aku!" tegas Inayah yang merasakan perih di dalam hatinya.

"Ina!" Galang dan Gilang memekik bersamaan, namun Inayah sama sekali tidak menoleh lagi. Ia benar-benar kecewa dengan semuanya.

"Mas, biarkan Inayah sendiri dulu! dan jangan pernah mengusik ketenangannya." Nada menggenggam tangan sang suami untuk menghentikan langkahnya agar tidak mengejar Inayah.

"Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud apa-apa. Akan tetapi, aku tak tega melihat keperihan yang di hadapi oleh Inayah saat ini." Gilang menunduk sedih.

"Aku mengerti perasaan mu, Mas! sekarang kita masuk kelas bersama-sama, sebentar lagi jam pelajaran dimulai. Jam pertama adalah diriku yang mengisi mata kuliahnya." Nada tersenyum dengan ekspresi tak nyaman sebab kini mereka menjadi pusat perhatian seisi kampus.

Gilang pun menggenggam erat jemari tangan Nada, kini keduanya hampir sampai didepan kelas.

"Hunny, kamu masuk duluan, ya? nanti aku menyusul dibelakang mu," ujar Gilang sambil mempersilahkan sang istri masuk ke dalam kelas duluan sebagai bukti hormatnya terhadap sosok istri yang kini menjabat sebagai dosennya.