Ardi adalah asisten CEO. Ketika SMA Ardi pernah membayar seorang gadis untuk menjadi pacar bayaran.
Gadis itu ialah Ayasha dan Ayasha sangat menikmati perannya saat itu.
Namun setelah tujuh tahun berlalu Ardi kembali dipertemukan dengan Ayasha. Ternyata mantan pacar bayarannya ialah putri CEO di perusahaan tempat Ia bekerja.
Dunia seperti terbalik. Untuk membatalkan pertunangan dengan sang kekasih Ayasha memberi Ardi sejumlah uang.
"Apa kamu sedang membayarku?" Ardi.
"Ya, jadilah suamiku, Ardi!" Ayasha.
Simak ceritanya hanya di novel Menikahi Mantan Pacar Bayaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 27 Resepsi Selesai
"Ternyata memang kamu Barra," ucap Riana senang Barra masih mengenalinya.
Barra melepas tangannya dari pintu ballroom.
"Memangnya kamu kira siapa?" tanya Barra.
"Bukan begitu, kamu 'kan diluar negeri lalu tiba-tiba aku melihat kamu disini," terang Riana.
"Hemm. Aku sudah empat hari di Jakarta," ucap Barra.
Lalu Barra melihat Devan yang digandeng Riana.
"Apa dia anakmu?" tanya Barra yang dijawab anggukan kepala oleh Riana.
"Iya, ini anak pertamaku. Aku masih punya anak satu lagi," terang Riana.
"Ooh," ucap Barra sambil mengangguk.
"Bagaimana kabar pak Fandi, apa beliau butuh sekretaris?" tanya Riana yang memang sedang mencari pekerjaan.
Riana tidak ingin terus menerus merepotkan Ardi terlebih Ardi sekarang sudah menikah.
Barra adalah sahabatnya sekaligus putra pak Fandi mantan atasannya.
Mendengar apa yang Riana katakan tiba-tiba Barra memiliki rencana.
Riana sangat profesional dalam bekerja. Dulu Riana bekerja sebagai sekretaris pak Fandi dan sekarang bisa Barra manfaatkan untuk menghancurkan Darwin Properties.
Kebetulan yang sangat menguntungkan bagi Barra.
"Posisi sekretaris dikantor Papa penuh, tapi bisa aku carikan posisi lain kalau kamu mau," ucap Barra membuat Riana tersenyum senang.
"Iya, aku mau," ucap Riana cepat.
"Oke, aku akan bicara dulu sama papa," ucap Barra.
...***...
"Devan lihat om Ardi. Oom kamu ganteng, ya," ucap Riana sambil menunjuk kearah Ardi.
Riana baru saja masuk kedalam ballroom bersama Devan sementara Barra sendiri memilih pergi dibanding mengacaukan acara resepsi pernikahan Ayasha karena Barra memiliki rencana lain.
Devan mengikuti arah jari telunjuk Riana lalu tersenyum senang melihat Ardi.
"Ayo, Ma, kita ke papa," ajak Devan menarik-narik tangan Riana.
"Om, Devan. Dia itu om kamu," ucap Riana mengingatkan, tapi Devan tidak peduli.
Devan terus menarik-narik tangan Riana mengajaknya mendekat pada Ardi.
"Ayo, Ma. Ayo, Ma, kita ke papa," ucap Devan.
Lalu Riana dan Devan menghampiri Ardi kepelaminan.
...***...
Ardi melihat Riana menghampirinya membuatnya bernafas lega sebab sang kakak tidak apa-apa.
Tadi Ardi khawatir terjadi sesuatu pada Riana yang tidak kunjung kembali sehingga meminta Heru mencarinya. Namun belum sempat Heru mencari, Riana sudah kembali.
"Maaf, Ar, tadi Devan bangun dan cari kakak jadi Kakak kekamar dulu dan bawa Deban kesini," ucap Riana menyesal sebab terlalu lama meninggalkan Ardi.
"Iya, Kak, nggak apa-apa. Ponsel Kakak bagaimana, apa sudah ditemukan?" tanya Ardi.
"Sudah, Ar," jawab Riana.
Devan mendekat pada Ardi.
"Papa, tadi diluar Mama bicara sama orang," ucap Devan membuat Riana terkejut mendengarnya dan Ardi memicingkan mata pada Riana.
Riana tidak menyangka Devan akan memberitahu Ardi.
"Siapa?" tanya Ardi.
"Sahabat kakak, Ar. Dia baru datang dari luar negeri," ucap Riana yang diangguki oleh Ardi.
Kedua pengantin diminta berdiri untuk diambil foto sehingga Ardi dan Ayasha berdiri dan mengikuti intruksi fotographer.
Setelahnya baru lah Ardi dan Ayasha foto bersama keluarga besarnya. Tak lupa Inara yang baru datang turut foto bersama.
...***...
Resepsi pernikahan selesai tengah malam dengan total Ayasha dan Ardi berganti pakaian pengantin sebanyak lima kali.
Tamu undangan sudah bubar dan keluarga besar Ayasha sebagian pulang dan sebagian menginap dihotel.
Riana kembali kerumah sakit sementara Inara dan dua keponakannya menginap dihotel.
Ayasha sangat kelelahan juga kakinya terasa sakit sebab terlalu lama berdiri dengan mengenakan heels.
Saat ini Ayasha berada didalam lift bersama Ardi untuk menuju kamar pengantin mereka.
Pintu lift terbuka dan Ayasha keluar namun saat sedang berjalan tiba-tiba heels yang Ayasha kenakan patah.
"Aww!"
Ayasha berpegangan pada Ardi sebab kehilangan keseimbangan.
"Hati-hati!" ucap Ardi menahan tubuh Ayasha.
"Heels-nya patah, Ar," ucap Ayasha.
Ardi melihat heels yang Ayasha kenakan memang patah sehingga Ia berjongkok dihadapan Ayasha.
"Lepas saja heels-nya," titah Ardi sambil membuka tali heels yang Ayasha kenakan dan menurunkan kaki Ayasha kelantai.
Ardi melihat kaki Ayasha memerah karena bekas mengenakan heels yang terlalu lama.
Lalu Ardi bangkit dari berjongkok sambil menenteng heels milik Ayasha.
"Ayo ku gendong," ucap Ardi.
"Nggak usah, Ar, aku masih bisa jalan," tolak Ayasha halus. Ia tidak ingin merepotkan Ardi.
"Kakimu sakit, bukan?" tanya Ardi.
"Iya, sakit tapi aku masih bisa jalan," ucap Ayasha.
Namun....
"Aaakh!" pekik Ayasha terkejut Ardi menggendongnya tiba-tiba.
Ardi tidak peduli meski Ayasha menolak digendong Ia tetap menggendongnya.
"Ardi, aku bilangkan aku masih bisa jalan," ucap Ayasha namun Ardi tidak mengherani perkataan Ayasha dan terus melangkahkan kakinya menuju kamar mereka.
Ayasha hanya bisa pasrah sebab Ardi tidak mau mendengarkannya.
Tiba didepan pintu kamar Ardi menghentikan langkahnya.
"Turunkan aku disini, Ar," pinta Ayasha namun Ardi masih tidak mengherani.
Setelah berhasil membuka pintu, Ardi membawa Ayasha masuk kedalam kamar dan membaringkan perlahan diatas ranjang.
Ardi tidak langsung bangkit. Ia menatap Ayasha yang sudah berbaring.
Wajah mereka sangat dekat hingga hembusan nafas saling mengenai satu sama lain.
"Ardi aku mau-"
Ayasha tidak melanjutkan perkataannya sebab Ardi menciumnya.
Ayasha terdiam dengan jantung berdegup kencang. Ini pertama kalinya seseorang mencium bibirnya.
"Apa yang ingin kamu katakan barusan?" tanya Ardi.
Ayasha yang masih menyesuaikan degup jantungnya menatap Ardi.
"Aku mau mandi, Ar. Badanku lengket sama keringat," jawab Ayasha.
"Mau aku mandikan?" Ardi menggoda Ayasha membuat pipi Ayasha bersemu merah.
"Aku bisa mandi sendiri," tolak Ayasha.
"Aku juga bisa memandikanmu," ucap Ardi masih menggoda Ayasha.
"Nggak usah. Aku mau mandi sendiri," tolak Ayasha.
Tiba-tiba terdengar suara Inara dari pintu.
"Aakkhh! Kalian kenapa nggak tutup pintu dulu?" pekik Inara yang melihat Ardi diatas Ayasha.
Ayasha spontan mendorong Ardi dan duduk ditepi ranjang.
"Ada apa, In?" tanya Ayasha dan Ardi menatap tajam pada Inara.
"Ini."
Inara memberikan paperbag pada Ayasha lalu berlari keluar khawatir Ardi akan marah padanya.
Ardi bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju pintu dan menguncinya.
"Kamu mandi saja. Aku keluar," ucap Ardi menunjuk balkon.
burung tekuku makan kedelai
ucap selamat kepada mempelai
siap tempur sampai lemas terkulai
kabooooorrr 🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Tantangan buat ardi hrs mencari investor agar perusahaan tidak goyah....
..