NovelToon NovelToon
Perjalanan Seraphina

Perjalanan Seraphina

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Murid Genius / Identitas Tersembunyi / Angst / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:671
Nilai: 5
Nama Author: miao moi

Seraphina di culik dari keluarganya karena suatu alasan. Lucunya ... Penculik Seraphina malah kehilangan Seraphina.

Seraphina di temukan oleh seorang perempuan yang sedang histeris sedih karena suaminya selingkuh, sampai mempunyai anak dari hasil selingkuhan. Perempuan yang menemukan Seraphina tidak mempunyai anak. Karena itulah dia memungut Seraphina. Jika suaminya punya anak tanpa sepengetahuannya jadi ... Mengapa tidak untuknya?

Kehidupan Seraphina nyaman meski dia tahu dia bukan anak kandung dari keluarganya saat ini. Kenyamanan kehidupannya berubah saat orang tuanya mati karena ledakkan.

Saat dirinya sedang terkapar tak berdaya dalam kobaran api. adiknya Ken, berbisik kepada dirinya untuk lari sejauh mungkin. Dengan sekuat tenaga ia melarikan diri dari seorang yang memburunya, karena ia penyintas yang sangat tak diharapkan.

Inilah perjalanannya. Perjalan yang penuh suka dan duka. Perjalanan kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miao moi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 7 Seraphina dibawa lari.

"Arkan," teriak kelompok Arkan.

Arkan berlari mengejar orang berpakaian gelap itu dengan gencar. Arkan mengeluarkan kekuatan dari tangannya, ia menembak kekuatan angin pada tembok di sekitarnya untuk memantulkan kepada bagian belakang orang gelap itu.

Berhasil, orang berpakaian gelap terjatuh meluncur, Arkan cepat-cepat meluncur, ia mengulurkan tangannya Agar bisa menggapai Seraphina. Orang gelap malah itu membalikkan tubuhnya agar Arkan tidak bisa menggapai Seraphina. Arkan mengeram kesal.

Karena tidak bisa menggapai Seraphina, Arkan ingin menendang bagian belakang orang berpakaian gelap itu, tetapi ia takut Seraphina terluka karena ulahnya. Ia menoleh kepada sebagian tim nya dan memberi sinyal agar mendekat kepada dirinya.

Dengan mudah Arkan mendarat dengan kakinya. Ia berjalan maju menuju para temannya sambil menggulung lengan bajunya, menampilkan lengannya yang berurat.

Arkan memberi isyarat rumit dengan tangannya, dengan mudah kelompoknya langsung paham.

"Kalau begitu, mulailah." Ucap Arkan. Ia kembali berlari berburu orang berpakaian gelap.

Jun berlari disampingnya, tangannya mengkode agar dirinya bersiap-siap. Arkan memberi isyarat jempol. Jun menggerakkan tangannya dengan pola rumit, mengeluarkan lingkaran elemen.

Saat kemudian dia muncul dari arah depan orang berpakaian gelap itu membuatnya mundur terkejut. lalu kemudian tim Arkan berturut-turut muncul, melingkar menghadang orang berpakaian gelap. Terkepung.

Arkan menatap tajam orang berpakaian gelap, "kau tidak lagi bisa kemana-mana." Desisnya tajam.

satu orang lain mengeluarkan senjata panjang seakan tali panjang, membelit orang berpakaian gelap itu.

Dengan hati-hati mereka sebisa mungkin terhindar dari menyakiti Seraphina. Tak disangka mereka, bulatan asap itu tiba-tiba muncul di sekitar orang berpakaian gelap, Lalu lenyap lah orang berpakaian gelap itu.

Nafas Arkan memburu karena amarah, cucur keringat di punggung mengalir. Tubuhnya terasa panas, hati berkobar sakit, ia juga rasa takut.

"Brengsek." Teriak Arkan. "Kau bisa melacaknya Jun? Ap..." Belum menyelesaikan perkataannya, Jun lenyap dari posisinya. Arkan mengatup mulutnya. "Cari, di segala tempat." Titah Arkan.

Kelompoknya segera menyebar kesegala arah, mencari.

°°°°°°°°°°°

Orang berpakaian gelap itu muncul dari bulatan asap, berjalan keluar tertatih-tatih. Seorang anak remaja yang tadinya duduk berleha-leha dengan kaget menghampiri orang berpakaian gelap itu

"Apa yang terjadi? Apakah tidak berhasil? Kukira akan," remaja itu berhenti bicara saat orang berpakaian gelap itu mengangkat tangannya agar remaja itu diam.

"Mereka menipu. Kami tertipu. Anak ini," orang berpakaian gelap mengisyaratkan Seraphina yang merengek. "Adalah jaminan agar mereka benar-benar harus memberikan ramuan itu."

Orang berpakaian gelap itu menyodorkan Seraphina kepada remaja lelaki itu, remaja itu melongo, "apa maksudmu memberikannya padaku? Aku takut pada anak-anak." Ucap nya dengan raut ngeri.

Sejenak orang berpakaian gelap itu ingin tergelak melihatnya. "Kau harus menyembunyikan dirimu sendiri bersama anak ini." Orang berpakaian gelap itu menepuk bahu remaja lelaki itu. "Aku percayakan padamu, usahakan dia aman. Dia adalah tahanan yang amat berharga." Ucapnya.

"Eits," remaja itu menahan orang berpakaian gelap itu saat orang berpakaian gelap itu akan pergi, "kau akan kemana?" Tanya remaja itu panik.

"Membantu ketua." Ucap orang berpakaian gelap lalu menghilang berbarengan dengan hilangnya lingkaran asapnya.

remaja lelaki itu bengong menatap Seraphina yang menangis dengan lantang, ia menepuk-nepuk bokong Seraphina dengan kikuk berharap bisa menenangkan balita itu dan menjadi diam. ia berjalan sambil mendesah.

Ia menoleh ke sekitar, angin malam membuatnya kedinginan, saat sibuk menenangkan Seraphina, ia melirik bayangannya, kemudian terpaku karena ia melihat bayangannya kini tidak lagi sendiri.

Sontak ia lari pontang panting tanpa melihat kearah belakang.

secara terlatih ia menghindari sergapan dari belakang, masih dengan tangisan Seraphina yang memekakkan telinga. sesaat remaja itu menoleh melihat siapa yang sedang menyerangnya. tatapannya naik turun menelisik pakaian orang itu.

"bangsawan." desisnya memahami. ia sudah diincar. ia tersenyum meremehkan, lalu senyumannya berubah histeris berlari terbirit-birit takut.

"Kampret." Makinya ia sudah tahu akhirnya akan begini.

ia sudah sangat ahli berlari dari orang yang memburunya, sekali-kali ia ingin melawan bukannya meminta bantuan, atau menunggu bantuan.

suatu kali ia memberanikan diri melawan, tapi ia tak cocok berakhir menjadi bonyok. ia paham, dirinya memang lemah. toh kelompok yang menerima dirinya memang terpaksa. Karena ia memohon dengan paksa. Kelompoknya sudah lama menyerah padannya. Tapi kenapa kini malah dirinya tiba-tiba mempunyai misi penting?

ia ngeri saat bangsawan itu sudah nyaris mendekati dirinya. Dengan panik ia membelokkan dirinya secara tajam melompat dengan lihai ke tembok yang lumayan tinggi. ia menyembunyikan dirinya di kayu-kayu bekas, tapi percuma karena tangisan Seraphina keras-keras.

ia gemas kepada Seraphina yang tak mau berhenti menangis, "oh ayolah bayi, bisakah kau diam sebentar?" ia kemudian teringat dengan obat bius yang dia ambil dari kumpulan bius yang terkumpul di wadah tersimpan rapi. ia mengambil diam-diam sebagai simpanan juga untuk rasa penasarannya.

ia menjadi tidak tega saat mengendus kan obat itu kepada Seraphina, "bolehkah berbuat begini?" ia mendesah bingung, "karma apa lagi nanti yang akan aku tanggung?"

Ia kembali menoleh mengawasi bangsawan itu dari kejauhan, bangsawan itu kembali mendekat. karena kaget ia dengan tega mengendus kan Seraphina ke obat bius itu dengan samar relatif aman, itu menurutnya. "karma atau apapun itu, sekarang utamakan nyawa dulu." Ucapnya dengan gemetar.

remaja itu kembali berlari membawa Seraphina menjauhi bangsawan yang memburunya. peluh mandi keringat membuatnya sebal, sudah lama mereka kejar-kejaran.

DOAM... bunyi ledakan keras membuatnya berhenti berlari, ia melihat bangunan yang dijadikan tempat persembunyian kelompok mereka longsor sebagian, sebagian lagi masih utuh.

hatinya seperti ikut longsor melihatnya, pikirannya menjadi terbelah dua. utamakan menyembunyikan bayi yang ada di gendongannya atau ingin melihat dari dekat, bagaimana disana.

saat itu ia kemudian melihat kereta kuda yang selalu digunakan para kakak angkatnya untuk berkendara. ia mendekati kereta itu, "kosong." gumamnya setelah memeriksanya. ia menatap Seraphina yang terlelap dan kereta kuda secara bergantian, lalu kemudian mengangguk.

"maafkan aku," ucapnya kepada Seraphina yang sedang terlelap, menaruh Seraphina di sebuah kotak yang ada didalam kereta disana, merapikan sebentar, "kau tunggu disini sebentar saja, aku hanya ingin meriksa sebentar," ia melihat kejauhan kearah gedung yang meledak itu dari sela-sela pintu kereta.

"apakah rumahku satu-satunya sudah rusak, dan apakah saudaraku ada yang selamat atau sedang sekarat. pokoknya semoga tidak ada yang mati." ia menggelengkan kepalanya dengan keras.

ia turun dari kereta itu tapi kembali lagi kedalam kereta itu, mengambil kain dan menggendongnya. "untuk mengecoh orang-orang itu."

ia pun berlari menuju gedung itu, begitu sampai disana sudah banyak orang yang penasaran berkumpul disana. "permisi, permisi, permisi." ia berusaha melewati kerumunan yang ada di depan gedung itu. Mereka tak tahu mengapa gedung itu meledak.

1
boing fortificado
Saya begitu bersemangat mengenalkan ini kepada teman-teman.
Yaky De la rosa
Gila ini karya hebat, dari jalan ceritanya sampe karakternya!
Graziela Lima
Gak sabar nih thor, gimana kelanjutan cerita nya? Update yuk sekarang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!