Vio, seorang penulis novel amatiran yang terlena dalam dunianya, melupakan kehidupan nyata dan asmara setelah beberapa kali merasakan sakitnya patah hati. Saat menyadari usianya akan memasuki kepala tiga, ia, atas desakan kedua orangtuanya di paksa untuk segera menemukan pasangan hidup. Keanehan muncul ketika ia bertemu Ayusa, pria yang tampak sempurna, tanpa menyadari bahwa Ayusa bukan manusia. Ajaibnya lagi, setelah mengenal sosok Ayusa, Vio menjadi peka dan bisa merasakan kehadiran mahkluk dari alam lain, membuatnya percaya bahwa di dunia dan alam semesta beserta isinya ini tidak hanya di diami oleh manusia ataupun mahkluk hidup yang ada di bumi secara kasat mata. Ia percaya kehidupan itu menyebar secara luas dengan tingkat dan dimensi yang mereka huni masing-masing.
...
Kisah ini menggabungkan unsur Fantasi, Horor, dan slice of life.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marthin Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alien
Vio dan Ayusa berjalan bersama di taman istana yang baru saja pulih dari kehancuran, diselamatkan oleh kekuatan maha dahsyat para iblis dan teknologi canggih mereka.
Vio dengan manja meletakkan kepalanya di bahu Ayusa sambil tersenyum. "Sayang, apakah kamu ingat pada janjimu? Bukankah kamu akan membawaku menjelajahi planet lain. Aku sangat penasaran!"
Ayusa mengangguk dengan tegas, "Tentu, aku akan memenuhi janjiku." Dengan gerakan jari, ia memanggil sebuah kendaraan ruang angkasa.
Sebuah objek pipih dengan permukaan kaca tembus pandang muncul di hadapan mereka. Vio tersenyum kagum dan menyentuh permukaannya yang terasa asing.
"Wah, ini sangat menakjubkan," ucap gadis tersebut, dengan tatapan penuh kekaguman luar biasa.
Ayusa membuka pintu kendaraan dengan gerakan jari tanpa menyentuhnya. "Ganti pakaianmu dulu," titahnya.
Vio bingung, lalu bertanya, "Pakaian apa yang harus kukenakan?"
"Pejamkan matamu!" perintah Ayusa. Setelah Vio memejamkan mata, Ayusa dengan cepat mengubah pakaian Vio menjadi seragam luar angkasa berwarna silver yang menyesuaikan bentuk tubuhnya.
Vio terkejut ketika Ayusa menyuruh untuk kembali membuka mata.
"Wow." Vio bergumam kagum dengan penampilannya saat ini.
"Ayo!" ajak Ayusa, dan keduanya dengan ringan masuk ke dalam kendaraan tersebut.
Mereka duduk berdampingan, memasang seatbelt di tubuh masing-masing sambil memandangi tombol-tombol rumit yang terpampang di depan.
Vio dengan gemetar menggerakkan jemarinya dari jarak jauh, tanpa menyentuh apa pun, memanipulasi fitur-fitur canggih di dalam kendaraan.
"Bersiap, ya!" Ayusa menunjuk salah satu tombol, dan dengan ajaib, kendaraan canggih itu melesat ke atas udara tanpa menimbulkan suara bising.
"Sayang, apakah kita perlu tabung oksigen?" tanya Vio, mencermati tombol-tombol di sekitarnya. Ayusa terkekeh gemas.
"Tidak perlu! Karena kamu bukan lagi manusia seutuhnya. Bukankah aku sudah mengubah material di dalam tubuhmu, kamu sudah lupa, ya?" Ayusa menatapnya, dan Vio tersenyum kikuk.
"Hehe, oh ya, aku lupa," jawab Vio, merasakan perubahan yang telah dilakukan Ayusa dalam dirinya.
"Kita akan kemana?" tanya Vio, Ayusa menatapnya serius.
"Kita akan keluar dari galaksi, dan memasuki galaksi Andromeda," jawabnya, Vio sudah tak sabar menantikan tujuan perjalanan luar angkasa ini.
Di ruang hampa yang gelap, cahaya bintang-bintang bersinar. "Bintang mana yang ingin kamu tuju?" tanya Ayusa, memberikan pilihan kepada istrinya.
Vio menunjuk titik cahaya terang di langit yang merupakan golongan katai biru. Ruang angkasa membuka pintu petualangan, dan Vio tak sabar melangkah ke dunia baru di antara gemerlap cahaya bintang-bintang.
Bagi Vio, perjalanan menembus dimensi ruang-waktu terasa mustahil bagi manusia.
Jarak antara Bumi dan planet dalam tata surya terasa sangat jauh, apalagi untuk mencapai exoplanet dan keluar dari galaksi tempat kita berada saat ini. Namun, hadirnya Ayusa mengubah semua pandangan itu, mewujudkan mimpi-mimpi yang sejak kecil selalu menjadi bayangan indahnya.
Vio selalu terpikat oleh keajaiban sains, khususnya fisika mengenai dilasi waktu dan perjalanan antarbintang.
Film-film dengan tema ruang angkasa memberikan semangat dan harapannya untuk menjelajahi dunia luar yang selama ini hanya menjadi khayalan semata.
Ketika pesawat yang mereka tumpangi meluncur menuju salah satu bintang, kilauan cahaya menyilaukan indra penglihatannya.
Ini bukan lagi hanya impian, tetapi suatu yang lebih menakjubkan dari yang pernah ia bayangkan sebelumnya. Vio merasakan getaran eksitasi dalam dirinya, membiarkan raganya terbawa oleh keindahan dan misteri ruang angkasa yang kini terbuka dengan nyata.
Kendaraan mereka mendekati Cosmosis Radiant, sebuah bintang spektakuler dengan lima planet yang berputar di sekitarnya. Planet berwarna biru kehijauan yang mempesona menarik perhatian Vio.
"Aku ingin kesana!" tunjuk Vio pada planet yang bernama Stellaris Serenity011 atau SS011. Ayusa mengangguk, serius menanggapi permintaan istrinya. Dengan wajah yang penuh perhatian, Ayusa mengarahkan kendaraan menuju planet SS011.
Dengan kecepatan kilat, kendaraan mereka mengarungi rintangan, melewati atmosfer tanpa hambatan, hingga akhirnya terombang-ambing seperti pesawat yang hendak mendarat di permukaan bumi.
Pemandangan hijau terhampar sejauh mata memandang. Semakin mendekat ke permukaan, pepohonan menjulang tinggi, seakan tak berujung. Mereka seperti raksasa yang menakjubkan, menciptakan panorama alam yang luar biasa di planet ini.
"Sungguh sangat mengerikan," bisik Vio, sementara Ayusa menatapnya dengan heran.
"Apanya yang mengerikan? Aku rasa tumbuhan di sini masih asri, belum terjamah seperti di Bumi. Udara di sini bersih, oksigen melimpah. Kalau ada manusia di sini, maka mereka di pastikan bisa hidup sampai ratusan bahkan jutaan tahun," jelas Ayusa seraya kendaraan mereka mendarat dengan sempurna.
Suara alam yang asing dan ketenangan planet ini menyambut kedatangan mereka, dengan pengalaman yang tak terlupakan di Stellaris Serenity011.
Ketika Ayusa mengarahkan jari telunjuknya ke tombol pintu, Vio cepat-cepat melarang, "Sebaiknya jangan!"
"Kenapa?" tanya Ayusa heran. Wajah Vio menunjukkan tegangan yang jelas saat ia menelan ludah.
"Kalau tumbuhan di sini raksasa, kemungkinan makhluk yang mendiaminya juga pasti raksasa. Itu sangat mengerikan, aku tak ingin sampai bertemu mereka. Sebaiknya kita pulang saja!" rengek Vio dengan gemetar, tubuhnya terasa tegang. Ayusa tertawa melihat reaksi cemas istrinya.
"Sayang, kamu tenang saja. Meski makhluk di planet ini raksasa, kamu tak usah takut dan khawatir. Kamu memiliki suami super sepertiku, semuanya bisa diatasi, oke!" Ayusa memeluk tubuh Vio untuk memberikan ketenangan. Gadis itu mengangguk, mencoba mempercayai bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Tapi, aku berharap tak sampai bertemu dengan sosok makhluk yang mengerikan di sini. Aku bisa sport jantung, karena aku phobia terhadap monster atau pun raksasa," ujar Vio. Ayusa, dengan sikap yang santai, terus memberikan dukungan untuk menenangkan kegelisahan istrinya.
Pintu kendaraan mereka mulai terbuka, dan suara angin menciptakan melodi di tengah kesunyian sekitarnya. Tubuh Vio seakan melayang, terombang-ambing, seolah terasa ringan, sampai akhirnya ia mendaratkan tubuhnya menginjak tanah asing di planet tersebut.
"Sepi, tidak ada kehidupan?" gadis itu terus menelisik sekitar, yang hanya didiami oleh pohon-pohon seukuran gunung Everest jika diibaratkan dengan sesuatu yang terdapat di Bumi.
Di ujung sana, Vio melihat sebuah pantai dengan gelombang laut yang begitu besar. "Planet ini memang asri, udaranya sejuk, banyak kabut yang mengitarinya. Namun, bagiku terasa sangat menyeramkan dengan ukuran-ukuran tanaman dan warna-warna yang berbeda dengan yang aku temui di Bumi," kata Vio. Ayusa melingkarkan lengannya di pinggang Vio, dan mereka berjalan ke arah lain.
"Sebaiknya jangan jauh-jauh, aku takut bertemu sesuatu yang mengerikan." Vio memeluk erat tubuh Ayusa. "Tenanglah sayang, kamu tak akan menemukan hal yang membuatmu takut," ujar Ayusa, dan Vio hanya manggut patuh, mengikuti langkah selanjutnya.
Tiba-tiba, mereka bertemu dengan salah satu makhluk penghuni planet tersebut. Ia mengenakan gaun berwarna hijau, rambut pirang panjang sedikit bergelombang.
Mahkluk yang diduga sebagai alien bagi manusia Bumi itu menoleh, wajahnya terlihat menawan dengan kornea mata berwarna coklat terang dan kulit putih yang hampir menyilaukan. Dia tampak seperti seorang Dewi.
Ayusa, dengan kemampuannya, mampu menyatukan dua bahasa antara Vio dan alien tersebut.
"Si-siapa kalian?" tanya sang alien dengan ekspresi siaga dan waspada akan ancaman asing di sekitarnya.
"Kamu jangan takut, kami tidak jahat," kata Ayusa, sementara Vio mengangguk.
"Ya, maafkan kelancangan kami karena sudah berani menginjakkan kaki di planet indah ini," ujarnya. Alien itu mengangguk, dengan raut wajah yang mencerminkan keheranan terhadap kehadiran makhluk asing.
"Ka-kalian siapa, dan berasal dari mana?" tanya sang alien ragu saat mendekati Ayusa dan Vio. Ayusa menjelaskan dengan penuh kehati-hatian, tak ingin membuatnya takut.
"Aku Ayusa, aku dari dunia Elyrian, dan yang di sebelahku ini adalah istriku, namanya Vio. Dia adalah makhluk yang sama sepertimu, hanya saja kalian berbeda dimensi dan planet," terang Ayusa. sang alien menatap tanpa mengerti pemaparannya.
"Jadi, kamu ini makhluk apa?" tanyanya pada sosok Ayusa, meskipun sebenarnya ia tak ingin mengungkap jati dirinya sebagai seorang Raja Iblis penguasa kegelapan.
"Kamu tak usah tahu aku makhluk apa!" ujar Ayusa dengan lagak angkuh di hadapan alien wanita itu.
"Siapa namamu?" Vio mengulurkan tangan, dan sang alien menyambutnya meski sedikit ragu dan takut.
"Aku Xyra," jawabnya. Vio tersenyum, merasa memiliki sahabat baru meski berbeda alam.
"Apakah kamu sendirian?" tanya Vio. Xyra menggeleng, ia menunjuk sebuah istana berbentuk bundar yang terletak sangat jauh dari tempat mereka berdiri saat ini.
Vio melihatnya seperti sebuah titik tanpa sesuatu lain yang menghalangi. Rasa penasaran pun muncul di benaknya, ingin mengetahui kehidupan makhluk di planet ini.
...
Sebagai Raja Iblis yang mampu berpindah tempat dalam sekejap mata, tentu bukanlah sesuatu yang mustahil bagi Ayusa untuk menjelajahi alam semesta kemanapun yang ia inginkan.
Namun, berhubung ia membawa Vio pada perjalananya, sehingga ia harus menggunakan kendaraan khusus, karena pada dasarnya Vio masih memiliki unsur manusiawi yang memiliki perbandingan 70:30 karena sebagian materi di tubuh gadis tersebut sudah tergantikan oleh komponen lain.
Vio juga sebenarnya merupakan titisan Iblis tanpa ia ketahui, itu sebabnya, ia kesulitan menemukan jodoh dari bangsa manusia hingga takdir mengharuskan Vio untuk menjadi istri sang Raja Iblis.
Hal ini menunjukan bahwa eksistensi tak hanya berlaku bagi manusia saja, tetapi juga dengan hal gaib, dan sesuatu yang tak bisa di jangkau oleh indra penglihatan manusia yang terbatas.
Kehidupan bukan hanya berada di bumi yang kita pijak, kemungkinan tersebar di beberapa planet luar tata surya, atau mungkin di luar galaksi. Kita tak pernah tahu, ini hanya real imajinasi Author.
☺️😁
...
Bersambung...
gak terasa makasih thor suka ceritanya 😘
kamu hancur hans Reina otw bahagia banget bakal dapet suami soleh mapan ganteng apalagi coba ...