Elena Rosalina adalah gadis desa lulusan sarjana yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan,harus menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang cleaning service.tapi dia di pertemukan dengan seorang bos CEO Evan Mahendra ya notabennya adalah pemilik Skyline Corporation sebuah perusahaan besar yang di mana di situla Elena bekerja.Elena akhirnya di jadikan sekertaris oleh Evan,disanalah seorang Evan Mahendra baru pertama merasakan jatuh cinta dengan seorang gadis cantik dari desa.apakah hubungan mereka akan tetap berlanjut ...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indaria_ria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 #Musuh Baru
Tanpa mereka sadari sejak tadi ada sebuah mobil yang sedari tadi mengikuti mereka dari belakang mobil yang mereka naiki.
"Pak sepertinya kita ada yang mengikuti Pak!" ucap sopir pribadi Evan.
Baik Evan dan Elena sama-sama terperanjat mereka pun akhirnya menoleh kebelakang melihat dari balik kaca yang berada di belakang mobil mereka, akhirnya Evan pun segera menelepon Mario.
"Halo Mario, saya butuh bantuan, saya sedang di ikuti sebuah mobil yang mencurigakan. Sedari tadi mobil itu mengikuti saya!"
Mario benar-benar sangat kaget setelah mendapat telepon dari bosnya, "Siapa yang sudah berani mengikuti Pak Evan!"
"Baik Pak, saya akan segera kesana dengan orang-orang kepercayaan kita, Bapak segera kirim lokasi Bapak sekarang!" ucap Mario yang mulai panik. Disana Elena juga sangat ketakutan, baru kali ini dia mengalami peristiwa seperti itu.
"Bagaimana ini Pak, saya takut!" Evan yang mendengar ketakutan Elena langsung berusaha menenangkan Elena.
"Tenanglah, sesuatu tidak akan terjadi, Mario akan segera datang beserta orang-orang kepercayaan saya!" Evan akhirnya memberi perintah pada sopir pribadinya.
"Pak segera kecoh mereka, kita putar arah dulu sampai Mario dan orang-orangnya saya datang!" perintah Evan pada sopirnya.
"Baik Pak!" sopir Evan pun mencoba memutar arah untuk mengelabuhi orang-orang yang sedang membuntuti mobil bosnya.
Sementara di mobil yang mengikuti Evan ada tujuh orang di dalamnya, mereka adalah suruhan seseorang, salah satu diantara mereka pun menelepon bosnya.
"Halo target sudah ada di depan kita, kita bisa langsung bertindak sesuai perintah!"
"Atur semuanya, saya ingin semuanya beres!" ucap seseorang di ujung telepon.
Sementara itu mobil Mario sudah sampai dititik lokasi yang Evan berikan, mereka pun dengan cepat menyusul mobil bosnya.
"Pak saya sudah ada di belakang mobil yang mengikuti Pak Evan, saya akan segera menyalip mobil itu dan langsung akan menghentikannya. Bapak segera melaju sedikit lebih cepat agar mobil saya bisa langsung menghentikan target!" ucap Mario.
Akhirnya Evan pun memerintahkan sopirnya untuk segera melaju sedikit lebih kencang sesuai ucapan Mario, benar saja mobil Mario langsung menyalip mobil musuh yang baru saja akan mau tancap gas agar bisa tetap mengikuti mobil Evan, tapi naas belum sempat mobil itu tancap gas mobil Mario sudah lebih dulu berada di depannya.
Orang-orang disana pun kaget, dan mengerem mendadak mobil mereka setelah melihat mobil Mario ada di depan mereka.
"Sial!, Kita kehilangan target! bagaimana ini?" ucap seseorang didalam mobil itu dengan masih tersambung dengan telepon disana.
"Itu pasti orang-orang Evan, segera kalian puter arah dan kembali ke markas!" ucap seseorang diujung telepon, orang itu tidak mau melanjutkan misi itu, untuk saat ini dia hanya bisa menakuti Evan saja.
Sementara itu Mario beserta orang-orang nya pun segera turun, dia sangat kesal karena mobil yang mereka hentikan malah kabur begitu saja.
"Sial!!"ucap Mario.
"Dasar tak punya nyali!" ucap Mario yang sangat kesal seharusnya dia bisa menangkap salah satu dari mereka untuk bisa di introgasi, tapi mereka malah sudah kabur duluan.
"Bagaimana ini Pak, apa kita kejar mobil mereka?" ucap salah satu orang kepercayaan Mario.
"Sudah biarkan saja, setidaknya Pak Evan baik-baik saja, selanjutnya kita akan selidiki lagi nanti. Saya akan segera menghubungi Pak Evan!"
Mario pun dengan segera menghubungi Evan dan memberitahukan bahwa musuh sudah kabur, Evan yang mendengarnya pun sangat kesal.
"Apa kita sudah aman Pak?" ucap Elena yang masih panik.
"Tenang saja kita sudah aman, orang-orang itu sudah kabur setelah mobil Mario datang!" Evan mencoba menenangkan Elena.
Di dalam mobil Evan masih berfikir keras, selama ini kehidupannya baik-baik saja, tapi kenapa akhir-akhir ini banyak sekali musuh yang bermunculan, apa ini ada hubungannya dengan kematian Ayahnya yang misterius. Evan pun masih berfikir keras.
Akhirnya Evan dan Elena kembali menuju ketempat di mana dia akan bertemu dengan klien, disana klien sudah menunggu lebih dari dua puluh menit dari waktu yang di janjikan Evan.
"Maaf sudah menunggu lama ada sedikit masalah tadi di jalan." ucap Evan pada kliennya.
"Tidak apa-apa Pak Evan, kita bisa langsung memulainya!" ucap Pak Aditya.
Elena pun dengan cepat menjelaskan materi yang sudah ia pelajari tadi, walaupun belum sepenuhnya Elena membacanya karena ada insiden tadi, tapi tidak membuat Elena bingung.
Akhirnya klien itu pun setuju untuk bekerja sama dengan perusahaan milik Evan, mereka sangat memuji kecerdasan Elena yang begitu detail menjelaskan semuanya.
"Wah...Sekretaris Pak Evan benar-benar cerdas, sudah cantik, hebat lagi!" puji Pak Aditya.
Evan yang mendengarnya pun sedikit tidak suka kalau Elena dipuji sedemikian rupa, apalagi mereka tidak berhenti memuji kecantikan Elena, entah mengapa hati Evan tak rela mendengarnya.
Disana Elena hanya bisa tersenyum, Elena tau Pak Evan tidak menyukai kalau dirinya di puji. Evan sedari tadi hanya bisa melirik ke arah Elena, tapi Elena hanya tersenyum menanggapi kliennya.
"Kalau begitu kita sudahi pertemuan ini Pak, nanti asisten saya yang akan mengurus perjanjian kita!" ucap Evan pada Pak Aditya.
"Pak Evan kenapa buru-buru, kita bisa makan bersama sebentar. Saya ingin mengenal lebih jauh dengan sekretaris Pak Evan."
Evan yang mendengarnya pun darahnya langsung mulai mendidih, kalau bukan kliennya mungkin tangannya akan meninju orang di hadapannya.
"Maaf Pak lain waktu saja, kita masih ada klien yang harus kita temui!" ucap Evan berbohong, sebenarnya Elena mengetahui kenapa Pak Evan ingin segera pergi dari tempat itu.
"Ya sudah kalau begitu, apa boleh saya meminta nomor telepon Bu Elena Pak Evan?"
"Untuk apa!, Kalau Bapak ingin mengubungi Elena, Bapak bisa menghubungi saya, atau telepon kantor, kalau begitu kami permisi dulu!" ucap Evan yang sangat kesal dengan Pak Aditya.
Akhirnya Evan dan Elena pun pergi dari tempat itu, hati Evan sungguh kesal mengingat Pak Aditya yang memuji Elena, bahkan dia sampai meminta nomor telepon Elena. Semua itu membuat Evan menahan amarah.
Di dalam mobil Evan masih terdiam, Elena yang melihatnya pun sungguh tidak enak, apa Pak Evan marah terhadapnya.
"Pak apa Bapak marah pada saya?" ucap Elena pada Evan, Evan pun mulai melirik pada Elena.
"Saya tidak marah padamu, tapi saya kesal dengan Pak Aditya yang terus memujimu!"
"Apa Bapak cemburu?" ucap Elena.
Deeeeg.....Evan baru menyadari apakah ini yang dinamakan cemburu?, dia tidak rela sedikit pun kalau Elena di puji orang baginya Elena adalah miliknya, tidak ada seorang pun yang boleh memiliki Elena, kecuali hanya dirinya.
Sementara itu di sebuah markas, orang yang tadi mengikuti mobil Evan sedang berkumpul menunggu bos besar mereka datang.
BERSAMBUNG......