Bagaimana jika sahabatmu meminta mu untuk menikah dengan suaminya dalam bentuk wasiat?
Dara dan Yanti adalah sahabat karib sejak SMA sampai kuliah hingga keduanya bekerja sebagai pendidik di sekolah yang berbeda di kota Solo.
Keduanya berpisah ketika Yanti menikah dengan Abimanyu Giandra seorang Presdir perusahaan otomotif dan tinggal di Jakarta, Dara tetap tinggal di Solo.
Hingga Yanti menitipkan suaminya ke Dara dalam bentuk wasiat yang membuat Dara dilema karena dia tidak mencintai Abi pria kaku dan dingin yang membuat Yanti sendiri meragukan cinta suaminya.
Abi pun bersikukuh untuk tetap melaksanakan wasiat Yanti untuk menikahi Dara.
Bagaimana kehidupan rumah tangga Dara dan Abi kedepannya?
Follow Ig ku @hana_reeves_nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengantin Baru
Abi dan Dara memutuskan untuk kembali di kamar setelah sesorean menjelang Maghrib mereka berada di restauran hotel. Andra lebih memilih untuk pulang ke rumah, membiarkan kedua orangtuanya berada di hotel.
"Bulan madu yang kesekian" godanya pada sang ibu yang langsung kena pukulan di bahunya.
Sesampainya di kamar, Abi bersiap mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat Maghrib namun dia melihat Dara seperti kebingungan.
"Ada apa Adara?"
"Aku mencari sarung, baju kok dan sajadah milik mu" jawab Dara.
"Ada di koperku sebelah kiri" sahut Abi.
"Maaf aku membuka kopermu ya mas" ijin Dara.
"Tidak perlu minta ijin, kan milik suamimu juga."
Bulu kuduk Dara merinding. Milik suamimu juga.
"Eh tapi bagaimana pun ini privacy kamu jadi aku tetap harus minta ijin."
Abi menatap Dara dengan raut wajah datar.
"Terserah kamu saja" ucapnya dingin.
Dara terkesiap. Kenapa jadi dingin begini hawanya.
Tangan mungilnya lalu membuka koper branded milik Abi dan menemukan apa yang dia cari lalu segera ia siapkan di atas tempat tidur yang sudah ia bersihkan dari hiasan kelopak mawar pink.
Abi keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang dililitkan di pinggang dan Dara terkejut melihat pemandangan di hadapannya lalu menunduk dengan muka memerah. Gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya dengan menyibukkan diri membereskan koper nya sendiri. Abi kemudian memakai baju yang disiapkan Dara yang masih membelakanginya.
"Adara, ayo sholat berjamaah" ajak Abi.
Dara menolehkan kepalanya dengan wajah masih memerah.
"Maaf mas, aku libur sholat dulu" jawabnya dengan wajah memelas. Harusnya malam pertama, tapi kemarin aku malah dapat tamu bulanan.
Abi ternganga. "Apa?"
"Aku lagi halangan mas."
Seketika bayangan Abi bisa sholat berjamaah perdana pun buyar.
***
Kedua pengantin baru baru saja menyelesaikan makan malam yang diantarkan ke kamar karena Abi malas keluar kamar.
"Kita kembali ke Jakarta lusa Adara. Aku tidak mungkin meninggalkan pekerjaanku terlalu lama."
Dara mengangguk. Benar kata Yanti, mas Abi memang kaku.
"Adara" panggil Abi yang sudah berbaring di tempat tidur sedangkan Dara masih membersihkan sisa make up.
"Ya mas?"
"Kalau sudah selesai, kemari."
"Baik mas. Sedikit lagi." Tak lama Dara menyelesaikan ritual sebelum tidurnya dan menyusul Abi ke tempat tidur.
Kini keduanya saling berbaring tanpa ada pembicaraan apapun. Dara sendiri lama kelamaan menjadi ngantuk karena memang acara hari ini padat dan dirinya sangat lelah.
"Kenapa kamu memilih gaun pengantin seperti itu?"
Pertanyaan Abi membuatnya kembali membuka matanya.
"Kenapa mas?" tanya Dara heran.
"Membuatku kesal!" umpat Abi.
"Apa...kurang bagus?" bisik Dara.
"Terlalu bagus! Hingga membuatku ingin menutup bahu dan punggung mulusmu!"
Dara ternganga.
Abi berbalik memunggungi Dara. "Selamat malam."
"Se... selamat malam" balas Dara sambil melirik punggung Abi.
Pernikahan macam apa yang akan aku jalani? Yanti, suamimu memang susah ditebak maunya.
***
Antasena langsung kembali ke Jakarta usai acara respesi Abi. Akhirnya dengan susah payah akhirnya dia berhasil mendapatkan nomor ponsel Naina. Setelah berdamai dengan hatinya, Antasena mencoba untuk move on.
Pertama kali dia melihat Naina di rumah Dara, Anta sudah suka melihat wajahnya yang manis. Apalagi dia mengetahui pekerjaannya menjadi seorang dosen walaupun aslinya Naina seorang yang pemalu, membuat Anta semakin kagum.
Kini di rumah besar milik Abi, Antasena menikmati kesendiriannya dengan memainkan grand piano disana. Moodnya kembali enak jadi dia memiliki semangat besok ke perusahaan karena selama Abi masih di Solo, menjadi tanggungjawab nya bersama Jun.
Lelah bermain piano, Antasena mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Naina.
📩 Antasena : Malam, Nai. Sudah tidur?
Lama tidak ada jawaban lalu Anta melihat jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 1.00. Anta meringis. Tentu saja dia sudah tidur, bodoh! Kalau mau kirim pesan lihat jam dulu.
Anta pun beranjak dari kursi sofa lalu berjalan menuju kamar tidurnya.
***
Pagi ini Dara bangun lebih dulu dan sudah membersihkan diri kemudian dia menuju meja pantry yang tersedia disana untuk memanaskan air di termos elektrik. Setelah air matang, Dara membuat secangkir kopi untuk Abi dan secangkir teh untuknya.
Dilihatnya jam lima pagi. Dara lupa kalau hari ini sudah tidak berangkat bekerja lagi. Ada rasa kehilangan juga atas semua hiruk pikuk di ruangannya bersama Firza dan guru-guru lainnya yang berada di ruang bimbingan konseling. Beruntung salah satu adik kelasnya diterima bekerja disana menggantikan dirinya.
Bau kopi membuat hidung Abi lebih dulu terbangun daripada matanya. Pelan-pelan dia membuka matanya dan tampak secangkir kopi dan segelas air putih sudah tersedia di meja kecil samping tempat tidur.
"Selamat pagi" sapa Dara yang duduk di sofa.
Abi memincingkan matanya, nyawanya masih membutuhkan waktu untuk menyatu.
"Pagi" sapanya dengan suara serak. Pelan-pelan Abi bangkit dan terduduk di tempat tidurnya.
"Minum air putih dulu mas" ucap Dara pelan. Abi hanya mengangguk lalu menghabiskan air putihnya.
"Jam berapa sekarang?" tanyanya bingung.
"Jam 5.15 mas. Sudah aku siapkan baju, sarung dan sajadah nya mas" ucap Dara. "Sholat subuh dulu mumpung masih ada waktu."
"Hhmmm" Dengan wajah masih muka bantal, Abi berdiri menuju kamar mandi. Setelahnya dia melakukan ibadah subuh.
"Nanti kita sarapan di hotel saja ya Adara" ucap Abi setelah menyimpan sajadahnya.
"Baik mas." Dara pun menyimpan baju kotor ke dalam plastik yang sudah dia siapkan meskipun ada rasa risih memegang baju pribadi milik Abi, tapi ini sudah kewajibannya sebagai istri. Kemudian dia membereskan bekas minum kopi dan teh agar meja bersih.
Abi hanya memandang kesibukan istrinya yang membereskan semuanya. Bahkan baju di koper Abi sudah dibereskan. Kamar hotel mereka sekarang tampak rapi. Dara menyusul Abi yang masih duduk bersandar di tempat tidur sambil nonton televisi.
Hampir setengah jam mereka menikmati film di layar televisi, ketika Abi mendengar suara di perut Dara.
"Eh maaf. Cacing di perut sudah keroncongan" kekeh Dara malu. Ini cacing kok ya nakal sih!
"Lapar ya. Ya sudah siap-siap kita sarapan, lagian juga sudah jam setengah tujuh." senyum Abi.
"Aku ganti baju dulu mas." Dara pun mengambil bajunya yang sudah disiapkan mengganti daster tidurnya.
Dara sudah tampak cantik pagi ini mengenakan kaos putih, dipadukan dengan cardigan warna krem, celana jeans, tas pink milik Yanti dan wedges hitam tiga senti. Rambutnya dia biarkan tergerai bebas.
Melihat style istrinya, Abi pun ikut mengikutinya dengan memilih baju di dalam kopernya dan menggantinya di kamar mandi.
Mengenakan cardigan abu-abu, kaos putih, celana jeans biru tua, tas hitam dan kacamata. Dara mengerenyit melihat dandanan suaminya.
"Aku baru tahu mas Abi pakai kacamata" komentarnya.
"Biar mataku nggak kelihatan ngantuk. Jujur aku masih ingin tidur lagi" jawabnya.
"Kita sarapan dulu di hotel, mas baru nanti lanjut tidur lagi" ucap Dara sambil mematikan televisi dan mengambil card key dari tempatnya.
"Iya, rasanya pengen tidur seharian" jawab Abi.
"Boleh kok mas. Nanti mas Abi tidur saja, aku tidak akan menggangu."
Keduanya kemudian keluar dari kamar dan menuju lift untuk sarapan di restoran bawah.
***
Yuhuuu
Up pagi yaaaa.
Jangan lupa dua novel author yang lain
- Just The Way You Are
- You're The Only One
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️