Mertuaku Selingkuhanku

IBU Melinda pun membiarkan wajah nya diciumi oleh David seperti layak nya seorang bayi yang sedang diciumi oleh Ayah nya. Tubuh kedua nya menempel lekat dan Ibu Melinda segera menuntun kejantanan David itu ke dalam lubang kenikmatan. Adegan panas Itu semakin membara dan suasana dikamar itu sangat berisik oleh suara ranjang springbed yang berderak-derik. Pengisi rumah itu tak ada yang mendengar nya karena mereka sudah terlelap dalam tidur nya. Agak lama mereka melakukan itu tanpa ada gerakan atau posisi tambahan lain nya, Ibu Melinda pun akhir nya mencapai puncak yang di inginkan nya dan begitu juga dengan David.

Ibu Melinda pun tak panik akan hamil oleh David, sebab ia sedang mengonsumsi obat KB dan itu atas anjuran David agar suasana bercinta mereka tak terhalang karet pengaman. Kedua nya lemas dan terbaring berdampingan karena kedua nya sudah kelelahan.

Percumbuan itu terus berlanjut memakai pose dan gerakan apapun yang mereka sukai. Hingga pada jam dua malam, kedua nya sudah merasakan puncak klimak yang kedua kali nya. Napas memburu dari kedua nya menandakan bahwa mereka sudah mengerahkan seluruh tenaga nya dan tubuh mereka berdua basah oleh keringat. Seprai diranjang itu basah kuyup karena kedua orang itu berkeringat cukup banyak.

Kemudian Ibu Melinda segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya. David segera mengganti seprai ranjang nya dengan yang baru dan ia lalu menyusul ke dalam kamar mandi nya. Disana kejantanan David mulai menegang lagi dan mau tak mau Ibu Melinda harus melayani gairah nya lagi.

Kamar mandi itu berisik oleh suara erangan kenikmatan dari kedua nya dan tak lama suara mereka pun mereda karena kedua nya sudah mencapai klimak yang ketiga kali nya.

"Tumben kamu kuat sampai tiga ronde sayang." Ujar Ibu Melinda yang kini sudah rapih lagi memakai baju kimono nya.

"Aku habis minum obat kuat sayang, sebelum kita kemari aku membeli nya ditoko obat."

"Oh pantas kau sampai kuat begitu, lain kali jika kita melakukan hubungan badan lagi. Kau harus meminum obat kuat itu lagi agar bercinta kita semakin lama dan puas."

"Iya sayang." Ujar David dan kini mereka berciuman untuk berpisah kembali. Kini Ibu Melinda sudah keluar dari kamar David dengan cara mengendap-endap.

Lampu rumah itu sengaja dimatikan dan hanya menyalakan lampu malam saja, jadi jika ada orang yang melihat Ibu Melinda pasti orang itu akan menganggap bahwa Ibu Melinda itu hantu. Sebab pakaian kimono ibu Melinda berwarna putih dan rambut nya acak-acakan karena belum ia rapihkan karena buru-buru. Ibu Melinda lalu membuka pintu kamar tempat nya tidur bersama Almira dan melihat Almira masih tertidur dalam posisi sebelumnya.

Ibu Melinda lalu segera tidur diranjang yang bersebelahan dengan anak nya itu dengan perasaan yang amat puas. David pun langsung tidur juga karena badan nya sudah lemas karena sudah tiga kali ia mengeluarkan cairan kenikmatan nya itu. Kini malam hari telah dibiarkan begitu saja hingga tiba pada waktu pagi hari.

Ibu dan Ayah nya David sudah bangun, mereka sudah mandi dan sedang sarapan pagi. Ibu Melinda pun sudah bangun juga bersama Almira dan mereka kini sudah berdandan berpakaian rapi lagi karena hari itu mereka akan PULANG KEMBALI KE JAKARTA. David pun sudah rapi juga dan kini mereka sudah berada di ruangan meja makan untuk sarapan pagi.

"Hari ini David akan kembali lagi ke Jakarta bersama Ibu Melinda dan juga Almira, Mah, Pah."

"Mengapa secepat itu?" Tanya Ibu Ayunda.

"Iya padahal kami masih ingin mengobrol banyak dengan kalian." Ujar Ayah nya David.

Tapi Ibu Melinda segera berkata,

"Nanti kapan-kapan kita lanjutkan obrolan ini lagi, soal nya saya ada pekerjaan mendadak hari ini."

"Oh begitu rupa nya." Ujar kedua orang tua David. Almira hanya diam saja ketika mereka sedang mengobrol sambil makan itu hingga pada waktu nya mereka pamit kepada pemilik rumah.

Setelah mereka berpamitan, kini mobil David sudah melaju menuju kota Jakarta. Diperjalanan Almira ingin duduk di belakang dan awal nya ibu nya tak enak hati, Namun Almira berkata bahwa dirinya ingin merebahkan tubuh nya dikursi belakang. David pun tak keberatan akan soal itu dan kini Ibu Melinda duduk disamping David.

Mereka berdua mengobrol soal pekerjaan yang akan dijalani oleh David nanti. Almira hanya menjadi pendengar saja karena ia sedang fokus menonton drama Korea yang semalam belum ia tonton sampai tuntas. Tiba waktu siang hari, mereka pun mampir dulu ke restoran untuk makan siang.

Setelah makan siang selesai, mereka lanjut meneruskan perjalanan mereka lagi. Hari itu adalah hari Senin dan David sudah ijin untuk libur dulu hari itu karena ia ada alasan untuk pulang kampung dahulu. Almira masih di nyatakan sakit oleh Ibu Puspita dan mungkin besok mereka akan masuk kembali ke kampus. Kini mobil David sudah tiba di rumah nya Ibu Melinda pada sore hari nya dan David pulang kembali ke hotel apartemen nya setelah ia mengantarkan Ibu Melinda dan juga Almira pulang.

Kini Malam hari telah tiba, Almira seperti biasa sedang menonton film drama Korea diponsel nya. Ibu Melinda saat itu akan pergi makan malam dan merasa sepi jika makan malam tak ditemani oleh anak nya. Ibu Melinda pun mengetuk pintu kamar Almira dan Almira berseru menyuruh masuk. Pintu dibuka dan Ibu Melinda masuk ke dalam kamar anak nya itu.

"Kau sedang apa Nak? Ayo kita makan malam bersama."

"Almira belum lapar Mah." Jawab Almira dan mata nya masih tetap terfokus pada layar ponsel nya.

"Jangan menunda lapar mu Nak, nanti kamu sakit perut tahu."Ibu Melinda lalu duduk di dekat nya Almira dan melihat anak nya sedang fokus menonton drama Korea.

Saat itu ada yang menghubungi Almira dan Almira melihat nama itu.

"Papah!?" Sentak Almira kaget sekaligus senang. Ibu nya menatap heran sambil bertanya,

"Siapa yang menghubungi mu itu Mira?"

"Papah Mah." Ujar Almira dan Almira segera mengangkat panggilan ponsel via video call itu.

"Halo Pah?" Tanya Almira yang menatap layar ponsel nya, dilayar ponsel Almira ada wajah ayah nya.

"Kamu sedang apa Nak?"

"Almira sedang ada di kamar bersama Mam..." Seketika Ibu Melinda mencubit lengan Almira dan Almira mengaduh kesakitan.

"Aduh! Mengapa Mamah mencubit lengan Almira?" Ibu Melinda segera berkata pelan agar tak didengar oleh Ayah nya Almira.

"Jangan bilang-bilang bahwa Mamah ada di sini!" Ucap nya ketus dan Almira cemberut sambil berkata mengiyakan saja.

...*...

...* *...