Pesona Kang Kurir

Resepsi pernikahan Irfin Setyo Nugraha dan Najla diadakan di sebuah hotel mewah di kota itu. Acara ini dilaksanakan untuk mengundang para kerabat, kolega bisnis, serta karyawan di Perusahaan yang dipimpin oleh cucu pertama Radiman Said Nugraha itu.

Begitu banyak tamu undangan yang kaget dan tidak percaya akan pernikahan yang cukup spektakuler ini. Mereka yang mengenali Najla hanya sebagai karyawan biasa di sebuah Perusahaan kecil benar-benar tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dan saksikan.

Cindy merasakan tubuhnya membeku dengan tangan gemetar saat memasuki ruangan tempat acara itu dilaksanakan. Bola matanya seakan ingin melompat keluar dari kelopak matanya saat melihat beberapa foto-foto prewedding kedua mempelai.

Spot-spot kemesraan Irfin kang kurir dan juga teman kerjanya Najla Irham seakan menjemputnya dengan wajah angkuh. Foto-foto cantik nan elegan yang terpasang di setiap tempat dalam ruangan resepsi itu bagaikan sebuah ucapan selamat datang untuknya.

Ia merasa tubuhnya menciut dan tidak kuat berada di sana. Ingin ia pulang saja tetapi tangannya tiba-tiba ditarik oleh Ralian, sahabat Najla.

"Mau kemana Cin? Gak mau masuk dan kasih selamat sama pengantinnya?" tegur gadis itu padanya.

"Eh, mau cari Toilet dulu Yan. Dimana ya tempatnya?" jawabnya dengan wajah gugup dan tegang.

"Tuh, ada tulisannya. Buruan gih, nanti kamu malah buang air di sini lagi, hihihi," ujar Ralian seraya menutup mulutnya terkikik. Ia tahu betul kalau ekspresi yang ditampilkan oleh gadis itu adalah ekspresi kaget luar biasa atas apa yang ia lihat saat ini.

"Yan..." Ralian menolehkan wajahnya saat mendengar namanya dipanggil. Gadis itu tersenyum lebar melihat Amar Furqan Nugraha berdiri dihadapannya dengan tampilan yang sangat tampan. Mantan pacarnya itu tersenyum begitu manis padanya dan cukup membuat dadanya berdebar tak karuan.

"Kak Amar," jawabnya dengan wajah menghangat. Ia sendiri merutuki dirinya yang tiba-tiba merasa aneh melihat mantan pacarnya itu menatapnya seperti itu.

"Kamu kok cantik sekali Yan," ujar Amar Furqan dengan perasaan yang sangat senang. Ia merasa bahwa rencananya untuk meminta gadis itu kembali ke pelukannya akan berhasil.

Ralian tersipu. Ia merasa semakin senang dengan pujian pria itu padanya. Gadis itu pun lantas berucap, "Makasih kak Amar. Tapi kok kakak baru sadar ya kalau Aku cantik?" Amar Furqan tersentak dengan sindiran dari gadis itu.

"Udah lama kok Aku sadar, cuma saat ini Aku semakin sadar kalau telah salah padamu. Maafkan Aku ya?" Amar mendekati gadis manis itu kemudian berniat menyentuh tangannya akan tetapi Yusril Surya tiba-tiba sudah berdiri di tengah-tengah mereka berdua.

Yusril Surya menatap dua orang itu bergantian dengan rahang mengeras. Ia segera menarik tubuh Ralian ke arahnya agar gadis manis itu menjaga jarak dengan Amar Furqon cucu dari Radiman Said Nugraha sang pimpinan.

"Ralian sudah memaafkan anda Pak Amar. Dan sekarang saya sedang butuh sesuatu darinya. Jadi kami permisi sebentar ya, maaf," ujar pria itu seraya menarik tangan kekasih sekaligus calon istrinya itu untuk menjauh dari Amar Furqan.

"Kak Amar, kami pamit dulu ya," ujar Ralian dengan tawa yang ia tahan di dalam hatinya. Untuk pertama kalinya ia begitu senang melihat rasa kesal dan kecewa mantan pacarnya itu.

Yusril Surya pun segera membawa gadis itu untuk menjauh dari tempat itu. Mereka berdua menuju sebuah meja kosong di sudut ballroom hotel tempat resepsi itu.

"Ngapain kamu dekat-dekat sama Pak Amar?" tanya pria itu dengan wajah kesal pada gadis manis yang nampak santai memperhatikan para tamu yang hadir.

"Lho, Aku kan cuma beramah-tamah aja dengan Kak Amar. Wajar kan kak?" Ralian balas bertanya dengan senyum diwajahnya. Ia tahu betul kalau pria tampan dihadapannya ini pasti sangat kesal dan juga cemburu pada Amar Furqan. Dan sungguh ia sangat suka itu.

"Wajar sih, tapi tatapannya padamu itu yang Aku tidak suka," jawab Yusril Surya dengan wajah yang masih ditekuk.

"Dan kamu juga, kayaknya suka banget digombalin sama Pak Amar," lanjutnya seraya menyeruput minuman yang ada di hadapannya. Pria itu sampai menandaskan minuman itu sampai tetes terakhir karena kesal.

"Haus banget kak," ujar Ralian dengan tatapan serius pada gelas tinggi yang baru saja dikosongkan oleh pria yang duduk tak nyaman di hadapannya.

"Gak."

"Eh, kok gitu?"

"Gak usah tanya-tanya, sekarang saya yang tanya sama kamu. Ada hubungan apa kamu dengan Pak Amar?" Ralian diam dan pura-pura berpikir keras.

"Apa ya?" tanyanya balik hingga membuat Yusril Surya semakin gemas dan tidak sabar dibuatnya.

"Ralian adalah mantan pacar Aku kak Yus. Dan Aku ingin sekali ia menerimaku kembali," jawab Amar Furqon yang tiba-tiba sudah berada di sana. Rupanya ia mengikuti kemana mereka berdua duduk.

Pria itu pun bergabung di meja itu seraya memanggil pelayan untuk membawakan mereka minuman dan makanan. Yusril Surya merasakan dadanya mendidih tidak suka. Ia pun menatap putra Yusran Aspar itu dengan tatapan tajam.

"Saya sudah melamar Ralian untuk menjadi istri saya, jadi sebaiknya lupakan niat Pak Amar untuk mengajak Ralian untuk bersatu kembali," ujar Yusril Surya dengan wajah serius.

Amar Furqan mengangkat bahunya tidak perduli. Kali ini ia tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya. Dan ia bertekad untuk mendapatkan gadis itu kembali.

Yusril Surya mengepalkan tangannya dibawah meja. Ia rasanya ingin membuat perhitungan dengan pria muda yang tidak punya rasa malu sedikitpun itu.

🌺🌺🌺

*Tobe Continued.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading ya 😍