Diva seorang siswa yang dikenal Bodoh sehingga sering tidak naik kelas. Dia terpaksa harus pindah sekolah agar bisa naik kelas. Berharap menjadi lebih baik di sekolah yang baru, Diva justru malah berubah menjadi seorang siswa yang tomboi dan garang.
Bersama dua orang berandals di sekolahnya Diva berhasil merubah hidupnya menjadi lebih menyenangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIVA Twenty Two
"Oi Buka!" seru Diva menggedor-gedor pintu ruangan itu.
Meskipun ia sudah menggedor-gedor pintu itu tetap saja tak ada yang mendengarnya ataupun membukakan pintu itu karena semua siswa dan guru sudah pulang.
"Hadeeh, gimana ini!" seru Diva berkacak pinggang
"Gak ada cara lain selain kita dobrak saja pintu ini!" sahut Ricky
"Kalau begitu silakan," tukas Diva kemudian mempersilakan Ricky untuk mempersilakannya
Ricky pun segera memasang wajah macho dan tampak mengeratkan tangannya sebelum mengeksekusi pintu tersebut.
Ia kemudian merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya.
"Ah sial, bagaimana bisa ponselku mati. Mana gak bawa charger lagi!" keluhannya
"Terpaksa deh aku harus mengeluarkan kekuatan ku untuk menghancurkan pintu ini!" imbuhnya
Ricky segera mundur dan mulai mengumpulkan kekuatannya. Ia kemudian berlari dan membenturkan tubuhnya ke pintu beberapa kali, namun sayangnya pintu itu terlalu kuat hingga sedikitpun tak terbuka.
"Haish!" keluh Ricky kemudian duduk di lantai
Diva tampak menertawakannya. Namun ia segera menutup bibirnya saat Ricky menoleh kearahnya dengan tatapan kesal.
Diva kemudian mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Hara. Mengetahui Diva akan menghubungi Hara, Ricky langsung merebut ponselnya dan mematikannya.
"Balikin ponsel gue!" seru Diva
"Jangan pernah hubungi Hara ataupun Dru sialan itu, karena aku tak sudi di tolong mereka,"
"Kalau begitu biar aku saja yang keluar kau di sini saja," jawab Diva dengan entengnya
"Tetap saja tidak boleh, kau harus tetap di sini bersamaku!" seru Ricky
Seketika Diva langsung meliriknya sinis, "Memangnya siapa lo!" cibirnya
"Gue Ricky, emangnya lo gak kenal gue?" jawabnya
"No!" jawab Diva kemudian merebut ponselnya dari tangan Ricky.
Ricky tak membiarkan Diva mengambil ponsel tersebut darinya hingga ia harus beradu otot dengannya.
Diva yang kesal karena Ricky tak mau mengalah terpaksa melepaskan tinjunya kearah pria itu hingga Ricky terhuyung-huyung dan membentur dinding.
*Dug!!
Seketika pemuda itu pingsan dan jatuh ke lantai. Diva tampak panik dan berusaha menyadarkannya.
Ia mengguncang tubuh Ricky namun pemuda itu tak kunjung siuman.
"Sepertinya tidak ada cara lain membangunkannya kecuali dengan senjata rahasia," Diva segera membuka sepatunya dan melepaskan kaos kakinya yang sudah sebulan tak di cuci.
Ia kemudian menempelkan kaos kaki itu ke hidung mancung Ricky.
"Kalau lo gak bangun juga berarti fiks lo ******!" tutur Diva
Benar saja tidak lama Ricky bereaksi. Hidungnya mulai bergerak mengembang.
"Bau apa ini!" celetuk Ricky lirih
"****** kali!" sahut Diva
Ricky perlahan bangun dan memegangi kepalanya. Ia merasakan pusing hingga beberapa kali memijat kepalanya.
Hujan turun dengan derasnya membuat Diva seketika murung.
Gadis itu semakin murung saat mengetahui pesannya masih belum di baca oleh Hara.
"Apa ini!" celetuk Ricky saat menemukan kaos kaki Diva menempel di bajunya.
Ia yang merasa jijik segera membuangnya saat mengetahui itu adalah kaos kaki kotor. Raut wajah lucu Ricky membuat Diva menertawakannya.
Ricky mulai mengendus bau-bau tak sedap dari kaos kaki tersebut hingga membuatnya merasa mual. Wajahnya memerah dan keringat dingin mulai membanjiri keningnya.
Ia yang tak tahan dengan bau busuk itu kemudian muntah,
"Huek, huek!!"
Melihat kondisi Ricky Diva pun tak tinggal diam, ia membawakan air putih untuknya.
"Minumlah," ucapnya lirih
Ricky kemudian meminumnya perlahan.
*Jegerr!!
Ricky terkejut saat mendengar suara petir, pria itu seketika memeluk erat Diva.
Diva berusaha melepaskan pelukannya, namun Ricky yang ketakutan tak mau melepaskannya apalagi saat petir kembali menggelegar. Ia semakin mengeratkan pelukannya membuat Diva langsung menendangnya hingga ia tersungkur ke lantai.
"Arghh!!" Ricky tampak memekik kesakitan, namun ia tak menghiraukannya dan kembali menghampiri Diva dan memeluknya.
Diva berusaha melepaskan diri darinya namun semakin ia berusaha melepaskan diri darinya Ricky malah semakin erat memeluknya.
"Jangan pergi, jangan tinggalkan aku!" serunya memohon
Diva tak punya pilihan lain selain pasrah. Setelah hujan agak reda perlahan Diva melepaskan pelukannya.
Ia melihat Ricky terlelap dalam pelukannya. Wajahnya tampak pucat dan keringat dingin membasahi keningnya.
Diva kemudian memindahkannya ke matras. Ia kemudian mengambil tisu dan mengelap keringatnya.
Ia terkejut saat mengetahui suhu tubuh Ricky begitu panas.
"Sepertinya ia demam," Diva kemudian mencari plester penurun panas namun tak menemukannya.
Ia kemudian mengunakan sapu tangan miliknya untuk mengompres Ricky.
*Dreet, dreet, dreet!
Diva segera merogoh saku bajunya dan mengambil ponselnya. Diva begitu senang saat Hara menghubunginya dan akan menjemputnya ke sekolah.
Namun saat melihat Ricky ia tak tega jika harus meninggalkannya sendirian di sekolah.
"Sepertinya kau tidak perlu menjemput ku karena ada penjaga sekolah yang membantu kami keluar dari sini," ucap Diva berbohong
Ia kemudian menutup ponselnya dengan perasaan sedikit kecewa karena menolak pertolongan Hara.
Entah kenapa Diva merasa Iba dengan Ricky selalu membullynya.
"Seperti kata mamah, aku tidak boleh menilai seseorang dari luarnya saja, terus darimana nya?" celetuk Diva
Karena ngantuk Diva pun terpaksa memejamkan matanya meskipun sambil duduk.
Keesokan harinya Ricky terkejut saat mendapati dirinya tertidur di pangkuan Diva, ia buru-buru pergi meninggalkan Diva saat pintu UKS terbuka.
hara kemana ya 🤔🤔🤔