Pesona Kang Kurir

Pesona Kang Kurir

Bab 1 Pesona KK

Assalamualaikum readers, jumpa lagi dengan othor receh tapi gak recehan lho, hehehe. Sebelumnya Aku mau ucapin selamat tahun baru. Semoga kita sehat selalu dengan hidup yang berkah, Aamiin.

Yuks ah, Sekarang kita mulai memasuki dunia halusinasi othor yang receh ini. Semoga bermanfaat 😁. Dan ingat kasih rate bintang lima ya, love you all 😘🥰😍, like dan komentar juga.

🌺🌺🌺

Irfin Setyo Nugraha tersenyum lebar saat membaca sebuah notifikasi pesan masuk ke dalam handphonenya. Ia menepuk bahu Fauzan sang sahabat dengan hati gembira.

"Ada apa? dapat customer ya?" tanya Fauzan dengan wajah penasaran. Irfin tidak menjawab tetapi langsung memperlihatkan layar handphonenya.

"Wahhh, besar banget. Selamat ya, hari pertama kerja kamu langsung mendapatkan orderan sebanyak itu." Irfin kembali tersenyum dengan kata-kata Fauzan. Tetapi seketika wajahnya berubah khawatir.

"Makanan sebanyak ini pasti butuh modal yang sangat besar Zan. Gimana ini?" Irfin kembali duduk di lantai warung makanan yang sudah bekerjasama dengan aplikasi online tempatnya bekerja sebagai seorang kurir makanan.

Pria itu tidak mempunyai uang sebanyak itu untuk membayar pesanan makanan dari seorang customer pertamanya. Bahkan motor yang ia pakai sekarang pun adalah motor pinjaman dari temannya yang lain.

"Aku punya uang Fin. Tetapi kamu harus balikin uang nya padaku setelah customermu sudah membayar semua tagihan ini, bagaimana?" Irfin tersenyum lebar dengan perasaan kembali bersemangat.

"Terimakasih banyak ya Zan. Aku juga pasti akan memberikan kamu bonus," ujar Irfin kemudian segera memasuki warung untuk memesan makanan sesuai yang tertera dalam aplikasi onlinenya.

Fauzan ikut masuk karena ia yang akan membayar tagihan itu untuk Irfin. Setelah semuanya siap. Irfin pun segera mengantar makanan-makanan itu ke sebuah pusat perkantoran di dalam sebuah alamat yang cukup jauh dari tempatnya sekarang berada.

Irfin harus menempuh jarak sekitar 60 menit untuk sampai di tempat costumernya. Macet karena kecelakaan di jalanan yang ia lalui membuatnya semakin menambah waktu untuk sampai di tempat tujuan.

"Ya ampun Mas. Acara ulang tahunku sudah selesai. Dan kamu baru datang?" seru Cindy saat Irfin sampai di depan kantor itu membawa pesanan dari gadis itu.

"Maaf Mbak. Ini ada macet tadi di jalan dan saya jadi terlambat."

"Lah terus? Aku yang harus menanggung gitu?" tantang Cindy dengan wajah yang tidak mau peduli.

"Ya, gimana dong Mbak. Ini kan pesanan Mbak. Yang ada saya rugi dong." Irfin berusaha meminta pertanggung jawaban dari customer itu dengan segala cara mengingat bahwa ia harus mengganti uang dari Fauzan.

"Ih, bodo amat. Aku gak peduli. Siapa suruh kamu terlambat!" seru Cindy dengan bibir mencibir.

"Dan apa kamu tidak lihat kalau Aku sudah membatalkan pemesanan Aku?" Cindy menatap tajam pada kurir makanan yang sedang memakai masker itu.

"Tapi Mbak, barang yang sudah dikirim gak bisa dibatalkan begitu saja dong, Itu kan merugikan saya." Irfin tetap bertahan juga dengan pendapatnya.

"Terserah! Pokoknya Aku tidak mau menerima makanan ini Titik!"

"Aku sudah mentraktir teman-temanku karena kamu terlambat datang. Dan ya mereka juga sudah kenyang. Jadi kamu bawa pulang makanan ini." Cindy mendorong semua paket makanan itu dengan kakinya.

"Terserah kamu mau makan sendiri atau sedekahkan ke tempat lain!" Cindy meninggalkan tempat itu dengan wajah tak bersahabat. Sedangkan Irfin hanya bisa mengurut dadanya sabar.

Pria itu baru menyadari susahnya menjadi pekerja seperti dirinya saat ini. Ia harus lebih banyak bersabar dengan keangkuhan orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti Cindy.

Ia pun menatap paket makanan itu dengan hati nyeri. Ia tidak mungkin juga memakan semuanya. Ingin ia sedekahkan kepada orang lain, tetapi bagaimana dengan uang Fauzan yang ia pinjam?

Huffft

Tarikan nafasnya yang berat menunjukkan betapa galaunya hatinya saat ini. Pria itu duduk di lantai teras Kantor itu dengan wajah tertunduk.

Beberapa potongan peristiwa berkelebat dalam pikirannya. Ia jadi mengingat sebuah kejadian yang terjadi padanya beberapa hari yang lalu.

Flashback on

Radiman Said Nugraha menatap wajah cucu kesayangannya itu dengan tatapan tajam.

Pria tua itu tak menyangka kalau permintaannya yang cukup mudah dan menguntungkan malah ditolak oleh Irfin Setyo Nugraha, sang cucu.

"Kakek memangnya tidak punya permintaan lain selain menjodohkan Aku dengan Nana si culun itu?" tanya Irfin dengan wajah mengeras tak suka.

"Heh, bicara apa kamu hah?!"

"Aku bicara yang sebenarnya Kek. Kakek terlalu banyak mencampuri urusan pribadiku selama ini, dan Aku tidak suka." Irfin berdiri dari duduknya dengan maksud ingin meninggalkan ruangan sang kakek.

"Irfin, duduk! Kakek belum selesai bicara!" Radiman Said Nugraha menunjuk kursi di hadapannya. Ia meminta dengan tegas agar cucunya itu kembali duduk dan mendengarkan apa yang akan dikatakannya.

Irfin mendengus kemudian duduk kembali di atas kursi yang masih hangat bekas duduknya beberapa menit yang lalu.

"Perjodohanmu dengan Nana sudah kami atur sejak kamu masih sekecil ini," ujar Radiman Said Nugraha dengan tangan mempraktekkan seorang anak yang masih sangat kecil.

"Tidak Kek. Aku tidak mau. Dan jangan sekali-kali memaksaku!" Irfin berdiri lagi dari duduknya untuk menghindari perdebatan yang sering terjadi ketika membahas tentang perjodohan.

"Kakek akan bekukan semua aset yang kamu punya Fin kalau kamu tidak mendengarkan kata-kataku!" seru pria tua itu dengan emosi diwajahnya. Irfin hanya tersenyum kemudian menjawab dengan santai,

"Terserah kakek!"

"Kakek akan miskinkan kamu Irfin!"

"Terserah kakek!"

"Irfin! Kakek tidak akan memberikan harta sedikitpun yang bisa kamu bawa pergi dari Rumah ini!" teriak sang kakek lagi.

"Terserah kakek!"

"Hanya pakaian yang kamu pakai sekarang yang bisa kamu bawa, selebihnya tidak!"

Irfin tidak perduli dengan apa yang dititahkan oleh pria tua itu. Orang yang selama ini selalu memanjakannya setelah kematian kedua orangtuanya. Ia tetap melangkah keluar dari Rumah besar itu dengan langkah tegap.

Cibiran yang selama ini ia dapatkan dari anggota keluarga yang lain membuatnya semakin tak betah di rumah itu. Ia harus meninggalkan rumah dan harta sang kakek dan menjadi miskin saja.

Mereka mengatakan kalau ia bisa sukses seperti sekarang karena kucuran dana dari sang kakek tetapi bukan dari usahanya sendiri.

Flashback off

"Mas." Irfin tersentak kaget dengan suara panggilan dari arah belakangnya. Seorang gadis cantik yang sepertinya merupakan karyawan di kantor ini berdiri di belakangnya dengan senyum yang sangat manis.

"Ya, ada apa Mbak?" tanya Irfin dengan wajah bingung. Ia baru saja kembali dari lamunan panjangnya tentang masa lalunya.

"Ini uangnya, Aku aja yang ambil semua paket makanan ini. Makasih banyak ya Mas." Gadis itu menyerahkan sejumlah uang pada Irfin kemudian meraih semua paketan itu dan membawanya ke dalam ruangan di kantornya.

"Hah?" Irfin melongo tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Ia menatap gadis cantik baik hati itu dengan perasaan haru. Uang yang ada di tangannya ia genggam dengan erat. Ia berterima kasih pada gadis itu yang sudah mau membayar semua makanan ini.

🌺

*Tobe Continued.

Ingat lho untuk memberikan like dan komentarnya 😍

Terpopuler

Comments

Sita Sit

Sita Sit

nana kayaknya itu ya,yg ditolak sama irfin

2024-09-13

1

Erna Rejeki

Erna Rejeki

jodoh masa depannya ini

2024-08-28

1

𝓐𝔂⃝❤️⃟Wᵃf Ayudiaℛᵉˣ

𝓐𝔂⃝❤️⃟Wᵃf Ayudiaℛᵉˣ

Alhamdulillah masih ada orang baik yang membantu

2023-01-28

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!