Ketika Istriku Tak Lagi Manja

"Pulang jam berapa nanti?" Siska bertanya dengan nada manja pada Haikal. Wanita itu sedang membantu sang suami memasangkan dasi.

Percayalah, Haikal takjub secara diam-diam dengan perubahan perilaku Siska. Dari tidak bisa memasak, menjadi bisa. Walau kadang masih suka asin, hambar atau kemanisan. Tetapi, Haikal bahagia karena merasa di perhatikan selayaknya seorang suami.

Kopi pun Siska telah bisa membuatnya dengan mantap sesuai kadar kesukaan Haikal.

Hanya saja pria itu terlalu angkuh, sehingga tak mau memuji perubahan istrinya. Dari segi pakaian Siska pun telah banyak berubah. Lebih tertutup.

Benar janji Allah, "Perbaiki sholat mu, maka aku akan perbaiki hidupmu." Dan itulah yang Siska lakukan.

Sholatnya sudah tak lagi bolong seperti tanaman janda bolong. Sholat tepat waktu, bahkan kadang Siska sempat baca Al Quran sebelum adzan berkumandang.

Begitupun dengan Haikal. Pria itu merasa malu dengan istrinya. Dia pun belajar sholat walau masih bolong. Tetapi, dia sedang berusaha sholat lima waktu.

"Jangan tunggu aku!" ujar Haikal datar menatap intens wajah cantik Siska yang semakin chubby semenjak hamil.

"Kalau bukan kamu yang aku tunggu siapa lagi? Suami tetangga?" Siska mendengus kesal menatap jengkel suaminya.

Bisa-bisanya Haikal berkata demikian. Pria itu sangat menjengkelkan bagi Siska. Haikal mengernyitkan dahinya, dia menyentil kening sang istri membuat Suka meringis.

"Auch … berani kamu KDRT sama aku ya, Mas! Jahat kamu, padahal aku lagi hamil!" Siska langsung mencubit dada suaminya membuat Haikal meringis kesakitan.

Perasaan dia hanya menyentil kening Siska pelan, sedangkan sang istri membalasnya dengan cubitan kepiting.

"Auch … kamu yang KDRT! Heran aku sama kamu. Makin hari kamu makin berani sama aku!" desis Haikal mengelus dadanya yang terasa perih.

Dia menatap aneh sang istri. Sedangkan Siska malah berdecak pinggang menatap galak suaminya.

"Memang harus berani! Karena aku nggak mau cengeng lagi seperti Siska yang dulu. Mungkin di masa lalu aku bakal nangis diam-diam atau dikit-dikit mau bunuh diri kalau kamu jahat sama aku. Sekarang nggak lagi! Aca-aca nehi-nehi, Mas. Sekali kamu sakitin aku! Aku bakal balik sakitin kamu. Seperti tadi, kamu sentil keningku. Aku cubit dada kamu! Lain kali kalau kamu lukai aku sampai berdarah seperti kemarin-kemarin, burung mu yang aku sembelih lebaran idul Adha nanti!"

Siska berkata dengan nada tegas menatap tajam suaminya. Sontak saja Haikal langsung menjauhkan diri dari jangkauan sang istri. Tanpa sadar dia memegang burung nya yang tersembunyi di balik celana.

Ihh … ngeri! Membayangkan saja burung nya di sembelih sudah membuat Haikal merinding bukan main.

"Dosa kamu kalau berani nyakitin fisik dan hati suami!" tegur Haikal sok bijak membuat Siska tertawa sumbang.

"Dosa kalau suaminya macam Ali bin Abi Thalib. Tapi, kalau dapat suami seperti Fir'aun, ku rasa malaikat juga bakal mengerti kenapa aku bisa jahat!" Siska berkata dengan nada santai membuat Haikal melebarkan matanya.

Wanita itu semakin hari semakin berani padanya. Hatinya yang sedari dulu telah beku karena sikap Siska yang bisa dikatakan membosankan, karena manja, cengeng dan tidak mandiri.

Perlahan mencair dan hatinya berwarna-warni tanpa sadar, karena merasa tertantang dengan sikap baru Siska.

"Maksud kamu aku seperti Fir'aun?" tanya Haikal terkejut membuat Siska mengendikkan bahu nya acuh.

"Kamu yang bilang! Bukan aku!" Siska berjalan santai lalu mengangkat keranjang kotor pakaian mereka berdua.

Lagi dan lagi Haikal terkejut melihatnya. Seumur pernikahan, baru pertama kali dia melihat Siska mengangkat keranjang kotor. Biasanya Haikal yang selalu melakukan hal tersebut.

"Jangan angkat yang berat-berat, kamu lagi hamil!" larang Haikal pada sang istri membuat Siska memutar bola matanya malas.

"Kenapa jangan?" Bukan menjawab Siska malah bertanya. Berbalik menatap Haikal dengan keranjang kotor masih di tangannya.

"Karena ada aku di sini!" balas Haikal tanpa sadar membuat Siska tersenyum sinis.

"Sudah ku bilang, aku bukan Siska yang dulu. Sekarang aku adalah Siska yang berani, mandiri dan kuat! Jangankan angkat keranjang kotor, angkat beban hidup pun aku bisa!" balas Siska santai seraya berbalik melangkah santai keluar kamar membawa turun keranjang kotor meninggalkan Haikal yang berdiri dengan raut wajah bengong.

"Gawat! Istri manja ku telah bertransformasi menjadi emak-emak berdaster," gumam Haikal takut melihat istrinya yang sudah persis berubah menjadi emak-emak pada umumnya.

Galak dan berani.

Sangat menakutkan!

"Ternyata punya istri manja tidaklah buruk," gumam Haikal tanpa sadar merindukan Siska yang manja padanya.

*

*

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏