Doktor Dika'S Wife Is Queen Mafia
Dor ... dor ... dor
Ciiiiiiit
Gubrak ... gubrak ... bruk ...
Suara tembakan mengenai sebuah mobil dan membuat mobil itu hilang kendali. Mobil tersebutpun berguling dan menabrak pembatas jalan dengan sangat keras hingga menimbulkan sebuah percikan api. Penyerangan tiba-tiba itu sungguh membuat orang yang ada di dalam mobil itu tidak bisa berbuat banyak.
Duar
Mobil Rubicon berwarna hijau army tersebut meledak. Beruntung orang yang ada didalamnya dapat keluar dengan selamat meski tertatih.
Beberapa bagian tubuhnya terluka lumayan parah dan darah segar masih terus mengalir dari kepalanya. Namun orang tersebut masih bisa berjalan menjauh dari mobil yang meledak.
Dor... dor...
Suara tembakan kembali terdengar. Sepertinya orang yang ingin mencelakai si pengendara mobil ini tau kalau dia masih hidup.
"Heh Q, aku yakin kamu tidak akan bisa selamat," ucap seseorang.
Q adalah wanita yang mobilnya meledak tadi. Q yang mempunyai nama asli Sivya terus bergerak. Tangan kirinya memegang pistol FN 57, karena tangan kanannya terluka lumayan parah. Namun menggunakan tangan kiri tidak mengurangi ketangkasannya melumpuhkan musuh.
Dor... dor...dor...
Adu tembak masih terjadi, Silvya memejamkan matanya sejenak merasakan pergerakan musuh. Saat ia tahu lokasi musuhnya berada dia pun mengangkat pistolnya dan dor ... kena.
"Jangan pernah panggil aku Q kalau aku tidak bisa membekuk musuhku," gumamnya.
Silvya berhenti sejenak untuk mengambil nafas. Ia hendak menghubungi Ian sang asisten, tapi seketika dia ingat ponselnya ikut terbakar bersama mobil yang meledak.
"Sial ponselku di mobil," umpatnya kasar.
"Sial peluruku tinggal satu." Silvya kembali mengumpat. Sedangkan musuh masih mengincar dirinya. Ia tahu Silvya mulai kehabisan pelurunya, dan itu kesempatannya untuk melumpuhkan Silvya.
"Ini saatnya," ucap musuh itu.
Dor ... shhhhh. Silvia mendesis, dia lengah. Dada nya tertembus peluru namun ia masih bisa mengangkat tangannya dan mengarahkan pistol itu ke musuhnya.
Dor
"Mati kau!" Peluru Silvya tepat mengenai kepala musuhnya.
***
Silvya berjalan menjauh dari lokasi tadi mencoba mencari pertolongan. Namun akhirnya ia jatuh juga karena kehabisan darah.
Dari arah belakang tampak sebuah mobil fortuner warna hitam tengah melintas. Tadinya orang yang didalamnya acuh, namun karena jiwa dokter memanggilnya, ia oun memundurkan mobilnya dan melihat kondisi wanita yang tergeletak dijalan raya itu.
"Hash ... kenapa sih nggak bisa cuek," umpatnya lirih sambil turun dari mobil.
Pria itu mendekat ke arah Silvya dan memeriksanya.
"Ya Allah lukanya parah sekali. Ini luka tembak." Pria itu terkejut melihat luka tembak di dada kanan Silvya. Ia pun dengan sigap menggendong tubuh Silvya ke mobil.
"Aku tidak bisa membawanya ke rumah sakit, oh iya lebih baik ku bawa ke klinik."
Pria itu memutar arah mobilnya, membawa Silvya ke sebuah klinik. Klinik tersebut adalah klinik pribadi miliknya.
Sepanjang perjalanan banyak pertanyaan dari benak pria yang berprofesi sebagai dokter itu. Sepintas ia melihat wajah Silvya, cantik kata itu mewakili wajah gadis itu.
"Sebenarnya siapa kamu, mengapa bisa kena luka tembak?"
Sampai di klinik dokter itu menggendong Silvia dan menaruhnya di brankar. Ia kemudian membersihkan luka Silvya dan mengeluarkan peluru dari tubuh gadis itu. Beruntung peluru itu tidak mengenai organ vitalnya.
3 jam, ia berhasil mengobati Silvya sendirian karena tidak ada lagi orang di klinik. Waktu menunjukkan pukul 4 dini hari. Dokter itu pun merebahkan tubuhnya di brankar sebelah. Ia sangat capek, tak lama ia pun tertidur.
Silvya mengerjapkan matanya, ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
"Dimana aku ... auh ... ini infus. Apa aku di rumah sakit? Tapi mengapa sangat sepi?" Silvya berucap smabil melihat sekeliling.
"Oh kamu sudah bangun," sapa pria itu.
"Siapa kamu dan apa yang sudah kamu lakukan kepadaku?"
"Haish ... dasar tidak tau terimakasih. Kalau bukan karena aku kamu sudah mati di jalan."
Silvya mencoba mengingat kejadian semalam. Ia membuang nafasnya kasar.
"Hah, baiklah tuan terimakasih sudah menolongku."
"Namaku Dika buka Tuan. Aku seorang dokter."
"Maaf dokter. Terimakasih dokter Dika. Eh, mana pakaianku. Siapa yang menggantinya?" Silvya terkejut melihat pakaian pasien ditubuhnya.
"Aku, aku yang menggantinya."
"A-apa. Ka-kau yang menggantinya. Dasar dokter mesum." Wajah Silvya memerah. Ia sangat malu.
"Haish, berisik. Tenang saja aku tidak tertarik dengan tubuhmu yang rata." Ucap Dika acuh lalu pergi.
"Heh sialan dasar dokter mesum. Kamu pasti mengambil kesempatan. Rata kau bilang, enak saja. Ini namanya atletis."
Silvya menggerutu, ia sangat kesal tapi juga berterimakasih. Berkat dokter mesum itu nyawanya selamat. Ia tidak bisa membayangkan jika dokter itu tidak menolongnya, mungkin hari ini adalah hari pemakamannya.
Silvya Bellona Linford, gadis berusia 25 tahun itu sepertinya harus merubah namanya untuk sementara waktu. Bukan hanya namanya tapi juga penampilannya untuk mencari tahu banyak hal.
"Aku harus menyembunyikan identitas ku sementara waktu untuk mengetahui siapa penghianat di Wild Eagle. lihat saja jika aku menemukanmu maka aku akan mencincang habis kalian. sepertinya aku harus memanfaatkan Dokter mesum ini untuk mencapai tujuanku."
sorot mata gadis itu begitu tajam dan senyumannya begitu mengerikan.
TBC
Hai readers, jumpa lagi di karya baru aku ini ya.
Semoga kalian suka, jika ada saran coba sebutkan ya biar othor bisa membuat karya yang lebih baik lagi.
Yuk ikuti kisah dokter dan mafia ini.
terimakasih
matursuwun
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
#ayu.kurniaa_
.
2024-10-24
0
karyaku
hi kk mampir yuk di cerita author "Transmigrasi Menjadi Istri Mafia"
di jamin seru deh..jangan lupa y
2024-09-23
0
Wy Ky
j
2024-09-15
0