NovelToon NovelToon
Dikutuk Jadi Tampan

Dikutuk Jadi Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Dikelilingi wanita cantik / Obsesi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Harem
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: HegunP

Hidup Edo menderita dan penuh hinaan setiap hari hanya gara-gara wajahnya tidak tampan. Bahkan ibu dan adiknya tidak mau mengakuinya sebagai bagian dari keluarga.

Dengan hati sedih, Edo memutuskan pergi merantau ke ibu kota untuk mencari kehidupan baru. Tapi siapa sangka, dia malah bertemu orang asing yang membuat wajahnya berubah menjadi sangat tampan dalam sekejap.

Kabar buruknya, wajah tampan itu membuat umur Edo hanya menjadi 7 tahun saja. Setelah itu, Edo akan mati menjadi debu.

Bagaimana cara Edo menghabiskan sisah hidupnya yang cuma 7 tahun saja dengan wajah baru yang mampu membuat banyak wanita jatuh cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HegunP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Mengunjungi Teman

“Jadi orang sukses?” Edo mengulangi ucapan Aldi sambil mengernyitkan dahi.

“Iya, kebetulan aku dan temanku lagi butuh satu tambahan orang lagi buat diajak daftar kerja. Aku lihat kamu pantas banget buat gabung. Jadinya nanti kita daftar bertiga.”

Diajak daftar kerja? Edo tercengang mendengarnya, pemuda yang baru dikenalnya ini tiba-tiba menawari sesuatu yang membuatnya tentu saja merasa senang dan tertolong. Rasanya ini seperti pertolongan dari Tuhan yang datang dari arah tak diduga-duga.

“Memangnya kerja apa?” Edo semangat bertanya. Ingin lebih tahu.

“Kerja jadi model. Nanti bayaran per pemotretan bisa belasan juta,” jelas Aldi.

Edo terperanga. Dia tahu apa itu menjadi model. Tentu saja sangat mau, karena pernah melihat dari berita dan sosial media kalau berprofesi jadi model di ibu kota memiliki bayaran yang cukup tinggi.

Namun, Edo kembali murung karena ia baru ingat kalau salah satu syarat daftar model harus menyertakan ijazah terakhir. Sedangkan dia sendiri tidak lulus SMA karena keburu kabur duluan ke ibu kota.

“Apa harus menyertakan ijazah?” tanya Edo, hanya iseng memastikan.

“Setahuku iya. Tapi kalau di perusahaan yang akan aku dan temanku masuki gak perlu pakai ijazah. Yang penting ganteng atau cantik, serta niat dan punya bakat.”

Edo kembali bersemangat. Baru tahu ada yang seperti itu.

“Aku mau!” seru Edo dengan tatapan berkaca-kaca ke Aldi.

“Syukurlah. Oke dah kalau gitu. Pendaftarannya dibuka 6 hari lagi. Simpan nomor teleponku, ya, biar nanti pas hari H aku hubungi biar berangkat bareng.”

Edo mengeluarkan HP-nya dan menyimpan nomor kontak yang diberikan Aldi.

“Sampai ketemu 6 hari lagi. Aku pergi dulu!” izin Aldi hendak pergi setelah Edo selesai menyimpan nomornya.

Edo cepat-cepat memanggil.

Aldi balik badan. “Ada apa lagi Bro?”

“Sebenarnya … aku gak punya tempat tinggal, Gak punya uang juga. Bisa gak numpang di tempatmu dulu sampai berhasil jadi model? Aku aslinya bukan dari kota ini, dan sekarang malah jadi kaya gelandangan,” pinta Edo dengan wajah malu-malu.

Aldi terheran-heran, tidak menyangka pemuda di depannya adalah orang yang terlantar, mengingat wajah Edo itu tampan dan pakaiannya masih bagus. Bukan seperti orang gelandangan.

Aldi pun tersenyum dan menyetujui permintaan Edo itu.

Pada akhirnya, Edo ikut pulang ke tempat Aldi yang ternyata tinggal di kost-kostan yang ruangannya cukup luas, sehingga muat jika hanya diisi 2 orang. Maklum, biaya per bulan kostannya di atas 2 juta. Dan Aldi memang terlihat seperti orang yang berada.

4 hari pun telah berlalu. Selama numpang tinggal di tempat Aldi, Edo jadi memiliki waktu untuk memulihkan pikiran dan mentalnya. 

Aksi penculikan si tante Dian dan aksi gila Miya yang paksa Edo menghamilinya beberapa hari lalu telah membuat Edo cukup trauma. Beruntung mental dan emosinya sudah membaik sekarang.

Tinggal satu misteri yang membuatnya tetap bingung sendiri sampai sekarang, sampai-sampai bulu kuduknya berdiri setiap mengingatnya. Yakni tindakan di luar kendalinya yang hampir menghamili Miya.

Jujur, Edo benar-benar tidak habis pikir dengan perbuatannya itu. Yang Edo ingat dan rasakan waktu itu hanyalah gairah dan nafsunya terasa seperti ledakan gunung merapi yang tak bisa dibendung.

Mungkinkah sebenarnya Edo punya jiwa hyper yang ia sendiri belum sadari selama ini?

Atau mungkin, bisa saja gairah yang sekali muncul langsung meledak-ledak itu adalah efek dari kutukan tampannya?

Entahlah, Edo pun hanya mau melupakan dan menganggap perbuatan dan rasa itu tidak pernah ada demi menjaga kesehatan pikirannya. Dia sudah benar-benar tidak mau bertemu Miya lagi.

Selama 4 hari juga, Edo akhirnya berani terbuka ke Aldi dan mau menceritakan peristiwa sesungguhnya, tentang Dian dan Miya. Respon Aldi malah tertawa dan ngeledek Edo cowok sok jual mahal.

“Kalau aku jadi kamu gak akan kabur. Malah aku layani itu tante-tante. 50 juta loh, Bro, per sekali tidur! Sayang banget itu. Terus soal si Miya, cewek secantik dan seaduhai itu kamu abaikan demi setia ke cewek bernama Putri yang belum tentu bakalan mau diajak nikah, buset dah!” kritik Aldi sambil geleng-geleng kepala dan terkekeh.

Edo balas kritikan Aldi dengan nada menggebu-gebu. “Justru ini yang disebut perjuangan cinta sejati hanya kepada cewek yang disukai!”

Di Hari ke-5, Aldi mengajak Edo ke rumah temannya yang juga akan ikut daftar kerja jadi model. Jadinya mereka akan berangkat bertiga besok.

“Nama temanku itu Niko. Bentar lagi jangan kaget ya saat lihat kelakuannya,” pesan Aldi saat sudah tiba di depan rumah Niko yang cukup besar dan mewah itu.

“Kenapa emang?” tanya Edo.

“Nanti juga tahu sendiri. Biasanya jam segini dia lagi berbuat.” 

Aldi menekan-nekan nomor sandi pada bawah dekat gagang pintu rumah yang sudah canggih itu.

Aldi memang cukup lama mengenal temannya yang bernama Niko itu, sehingga Niko sendiri percaya untuk memberikan nomor sandi pintu rumahnya.

Aldi dan Edo kini sudah masuk ke dalam rumah. Edo kagum melihat isi rumah yang cukup luas tapi suasananya sepi.

Aldi mencari keberadaan temannya ke tiap ruangan di lantai bawah tapi orang yang dicari tidak ditemukan.

“Dia pasti di kamar atas,” cetus Aldi lalu mengajak Edo naik ke lantai atas.

Aldi tahu letak kamar Niko di lantai atas dan dengan entengnya ia langsung membuka pintu kamar tanpa bilang permisi.

Orang yang ia cari beneran ada di kamar itu dalam kondisi bermandikan keringat.

Edo terbelalak karena mendapati Niko yang memiliki rambut cepak sibuk mengga-gahi seorang wanita cantik di tempat tidur. Sama-sama tanpa sehelai benangpun.

Pasangan lawan jenis itu sama-sama melakukan aksi hissap meng-hisap dengan gaya enam-sembilan.

Aldi tetap santai berjalan masuk, terus melangkah lalu duduk di sofa dekat tempat tidur itu. 

“Nik, aku udah bawa orang yang mau ikutan daftar jadi model, nih,” sapa Niko.

“Oh … tunggu ya. Aku selesaikan ini dulu. Paling sejam lagi. Kalau kalian mau nonton juga gak apa-apa,” sahut Niko sedikit terengah-engah.

“Oke. Santai saja, Bro.”

Sementara itu Edo tetap terpaku. Ini pemandangan yang tidak biasa.

1
Sharon Dorantes Vivanco
Gak akan kecewa deh kalau baca cerita ini, benar-benar favorite saya sekarang!👍
HegunP: makasih. ikutin terus ceritanya, ya. karena akan makin seru 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!