Menceritakan tentang seorang gadis cupu, berkacamata dan hobi membaca. Orang mengira dia lemah padahal tahu segalanya.
Sebuah kejadian aneh membawa Ratih Prameswari kembali ke jaman dulu, Dia bertransformasi menjadi seorang putri raja yang harus melakukan pernikahan demi keberlangsungan dinastinya.
Tidak bisa menolak saat sebuah kalung tersemat kuat dilehernya , kalung hadiah pertunangan dari sang calon suami. Semakin ingin dilepas justru semakin kuat.
Akhirnya Ratih Prameswari memilih untuk hidup berkompromi dengan segala keanehan atau keistimewaan yang dia alami. Bahkan ketika terbangun dari mimpi yang terasa sangat nyata, Kalung itu tetap ikut kembali bersamanya yang kebetulan berlatar tahun 2008.
Kalung milik seorang putri mahkota abad 8 dinasti Syailendra, Saling membantu memperbaiki karma satu sama lain supaya bisa terlepas dari ikatan belenggu masa lalu.
Bukan Romansa biasa, bagaimana kisah hidup seorang gadis cupu yang ternyata adalah reinkarnasi seorang Ratu ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweet_mochi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Kaliash
Seperti yang disepakati kedua mempelai, mereka akan tinggal dimana pun wilayah yang dipilih oleh Rudra..
Bukan tempat seperti tengah kota atau pedesaan, namun Rudra dan dewi Sati beserta seluruh rombongan berjalan masuk kedalam hutan.
Semakin berjalan jauh kedalam hutan hingga mulai masuk jalan menanjak, seperti sedang berjalan mendaki gunung.
"Suamiku... kenapa kita kesini ?" tanya dewi Sati bingung.
"Kita akan pulang ke rumah istriku..." jawab Rudra.
Disini Rudra belum memberitahu dewi Sati bahwa dia adalah Mahadewa.
***
Dewi Sati merasa curiga namun hanya mampu menepis hal itu karena biar bagaimanapun kini dia adalah seorang istri yang harus mengikuti kemanapun suaminya pergi.
"Dewi... apakah anda haus ?" tanya Nandi saat melihat dewi Sati nampak sangat kelelahan.
"Sedikit Nandi, nanti aku akan minum jika suamiku juga berhenti dahulu untuk beristirahat.." jawab dewi Sati pelan dan lembut sembari melirik ke arah Rudra yang tidak nampak capek sama sekali.
Padahal mereka sudah berjalan berjam jam.
"Tuan Rudra... apakah kami bisa istirahat sebentar ?!!" tanya Nandi agak teriak kepada Rudra yang berjalan didepan.
"Kalian lelah rupanya... Baiklah kita akan istirahat di bawah pohon besar itu !" ucap Rudra ketika membalikkan badan dan melihat para rombongan terutama istrinya , dewi Sati nampak sangat lelah.
***
Kini Rudra dan dewi Sati berserta rombongan sedang beristirahat dibawah pohon besar yang sangat rindang.
Dengan cekatan para pelayan menggelar alas untuk tuan dan nyonya mereka, menyiapkan berbagai bekal yang sengaja mereka bawa dari kota.
Mereka pun duduk bersama sambil beristirahat dan menikmati bekal sebelum melanjutkan perjalanan yang entah sampai berapa lama lagi.
Dewi Sati yang tidak bisa menutup i rasa penasaran nya mencoba memberanikan diri bertanya kepada Rudra yang baru saja resmi menjadi suaminya beberapa jam yang lalu.
"Suamiku..." tanya dewi Sati
"Ya ? istriku.. ada apa ?" jawab Rudra
"Berapa lama lagi perjalanan ini selesai ?" kata dewi Sati
" Sebentar lagi istri ku.. Kamu lihat sebuah bukit diatas sana ?" ucap Rudra menunjuk puncak kaliash.
"Ya suamiku, ada apa disana ?" kata dewi Sati
"Rumah kita ada dibalik bukit itu istriku..." jawab singkat Rudra.
"Sungguh sangat jauh dari keramaian dan populasi manusia ya suamiku ?" dewi Sati berbicara lembut namun dengan nada suara penuh rasa heran.
Jujur saja dalam hati dewi Sati merasa gelisah, apa benar ini adalah pilihan yang tepat. Suaminya sangat misterius dan seperti menyimpan banyak rahasia.
Akhirnya dewi Sati hanya bisa patuh dan mengikuti apa yang suaminya arahkan kepadanya.
***
Setelah dirasa cukup istirahat nya, pasangan suami istri beserta rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini suasana mulai terasa sejuk hingga rasa lelah sebelumnya terbayar sudah dengan hamparan padang rumput yang tertutup salju tipis.
Mereka menyelesaikan perjalanan terakhir menuju rumah dengan penuh semangat, sesekali Nandi dan para pelayan saling melontarkan candaan yang mampu membuat dewi Sati dan Rudra ikut tertawa.
"Suamiku... aku seperti mengenal tempat ini.." kata dewi Sati yang berjalan di sebelah kiri Rudra.
Melayangkan pandangan keseluruh sudut wilayah dengan salju yang semakin tebal.
"Apakah kamu merasa kedinginan istriku ?" tanya Rudra
"Bukankah seharusnya aku merasa sangat mengigil saat ini suamiku ? Namun aku sama sekali tidak merasakan hal itu.. aneh " jawab dewi Sati
"Semoga kamu akan merasa betah tinggal bersama ku ditempat ini... Istriku Sati selamat datang di KALIASH !!" ucap Rudra ketika mereka menginjakkan kaki pertama di kaliash.
***
"ASTAGA... suamiku tempat apa kah ini ?" kata dewi Sati terkejut.
Terkejut karena tempat yang dia pijak saat ini adalah seperti apa yang dia lihat didalam mimpi nya.
Sebuah tempat yang sangat indah, sepadan dengan perjuangan menembus padang salju. Karena tempat ini seperti surga didunia,
Sebuah pintu gua yang sangat besar dan didalamnya terhampar seperti taman hijau berbatuan yang sangat teduh. Bahkan tidak jauh dari letak gua tersebut terdapat sungai kecil yang mengalir sangat jernih.
Wilayah otoritas khusus milik Mahadewa yang tidak seorang pun dengan mudah menemukan nya, karena Kaliash terlindungi oleh pagar gaib atas ijin Sang Hyang Tunggal (pencipta alam semesta).
Jika hanya manusia biasa yang mencoba mencari letak Rumah Mahadewa ini niscaya, mereka hanya akan mati membeku dalam padang salju abadi.
Namun berbeda jika itu adalah manusia pilihan atau yang hanya dikehendaki Mahadewa, seperti dewi Sati tentunya, dia akan melewati padang salju abadi tanpa rasa dingin sedikit pun,
***
Ditempat ini Mahadewa tinggal bersama para pelayan setianya yang berjumlah tidak lebih dari seratus orang yang di ketuai oleh Nandi. Nandi adalah orang kepercayaan Mahadewa di Kaliash, dia yang akan mengatur semua orang dalam melaksanakan perintah Mahadewa.
"Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi suamiku ?" tanya dewi Sati ketika mereka berdua sedang duduk istirahat di sebuah batu besar didalam gua.
" Apakah rasa penasaran itu sangat besar istriku ?" jawab Rudra tersenyum.
"Pikiran ku hampir meledak memikirkan semua yang aku alami hari ini suamiku.." jawab dewi Sati jenaka.
"Aku tahu apa yang kamu pikirkan istriku.. dan percayalah semua yang kamu pikirkan adalah benar adanya.." kata Rudra yang semakin membuat dewi Sati penasaran.
"Aku adalah takdirmu, suamimu.. Sosok yang sudah memiliki mu bahkan sebelum kamu dilahirkan istriku..." Rudra mengucapkan dengan tenang dan gamblang
"Apakah kamu adalah sosok yang selalu hadir daalm setiap mimpiku ? yang selalu mengajak aku menari dibawah sinar bulan ?" dewi Sati memberondong berbagai pertanyaan
"Apakah kamu juga adalah yang selalu memberikan aku bunga champa setiap aku pergi kesungai ? Lalu barang barang yang aku simpan juga berasal darimu ? suamiku ? Mahadewa ??" dewi Sati sangat berapi api ketika mengutarakan isi pikirannya.
Sembari menunjukkan kotak rahasia yang selama ini dewi Sati simpan rapat tanpa seorang pun tahu, kotak yang sengaja dia bawa serta, kotak rahasia yang berisi barang barang milik Mahadewa.
"Itu semua milikku.." kata Rudra saat melihat bagaimana dewi Sati menyimpan dengan baik Damru, genitri dan bunga bunga champa yang sudah mengering .
"Apakah ini mimpi ? apa aku sedang bermimpi lagi ? apakah ini semua hanyalah ilusi dari mimpiku ??" kata dewi Sati semakin jenaka dengan ekspresi bahagia yang tidak dapat dilukiskan dengan kata kata.
"Apakah aku sungguh menikah dengan Mahadewa ?" dewi Sati menari nari kecil sambil berlari mengitari Rudra yang masih hanya duduk diatas batu besar.
Sungguh istri yang sangat berapi api dan penuh keceriaan.
***
Setelah puas menunggui istrinya yang meluapkan perasaan nya, Rudra mengubah dirinya kembali ke wujud Mahadewa.
"Apakah aku boleh memeluk suamiku ?" tanya dewi Sati yang duduk kelelahan karena menari kesana kemari.
"Tentu saja boleh, kita sudah menikah bukan ?" kata Mahadewa tersenyum hangat.
Mereka berdua berpelukan beberapa saat, dan ketika mereka berpelukan karena rasa bahagia, dunia ikut merasakan kebahagiaan yang sama, Angin berhembus sepoi sepoi, kupu kupu beterbangan mengitari taman bunga, dunia yang panas menjadi teduh seketika, seluruh umat penganut Mahadewa tiba tiba merasakan tenteram didalam hati mereka seperti ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan Mahadewa.
"Ayo kita pasang kembali damru dan genitri ini pada tempatnya.." kata dewi Sati mengeluarkan dua benda dari dalam kotak.
"Pasanglah seperti yang kamu kehendaki istriku.." menunjuk tongkat trisula yang berdiri tegak dalam genggaman tangan kanan Mahadewa.
Setelah memasang semuanya pada tongkat trisula maka, suasana di Kaliash menjadi sangat menentramkan.
"Kamu adalah nyonya di tempat ini sekarang.." ucap Mahadewa disertai sorak sorai para pelayan yang kemudian memainkan musik dari damru yang suaranya membuat siapapun ingin menari.
"ini adalah alunan suara yang selalu aku dengar dari balkon rumahku setiap malam bulan purnama suamiku.. dan sekarang aku telah menjadi bagian dari kalian.." kata dewi Sati ikut menari bersama Mahadewa dan para pelayan.
***
Cerita ini tidak sepenuhnya nyata ,juga tidak sepenuhnya halu
Like, komen, hadiah ..
vote dan favoritkan untuk update selanjutnya
Sugeng Rahayu 🙏
🤔🤔🤔
mampir dulu...
baru nrmu ini ceritanya....
kok berasa ikutan timetravel yaaa....
keren kereennnn....
👋👋👋✌️✌️✌️