Bu Dosen cantik.
Kisah ini menceritakan perjalanan cinta dua anak manusia, antara seorang Mahasiswa yang jatuh cinta dengan Dosen nya sendiri.
Mahasiswa itu bernama Gavindra putera wijaya, sedangkan Dosen itu sendiri bernama Ratih puteri gayatri. Bu Ratih pernah mengalami trauma soal asmara, karena tunangannya meninggal sebelum mereka menikah.
Setelah itu, Bu Ratih bertemu dengan Gavindra saat mengajar di kampus dimana Gavindra kuliah.
Gavindra langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Dengan penuh perjuangan Gavin terus mendekati Bu Ratih. Setelah itu, gayung pun bersambut, cinta Gavin diterima.
Tapi perjalanan cinta mereka tidak mulus, karena sebelumnya Bu Ratih sudah dijodohkan dengan laki-laki lain. Sampai akhirnya suatu hari Bu Ratih mengalami kejadian memalukan yang dilakukan oleh laki-laki yang dijodohkan dengannya.
Meskipun Bu Ratih telah mengalami kejadian yang tidak terpuji, Gavindra tetap bersikukuh untuk tetap menikahinya. Akhirnya mereka berdua menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evy erviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part : 33 (Perjuangan seorang Kasih)
.................................
Gavin membuka ponselnya, kemudian dia cari nama Bu Ratih kekasihnya.
["Hallo, sayang. Kamu udah keluar?"]
["..........."]
["Oke, tunggu aku."]
Kembai dia menutup ponselnya. Kemudian bergegas meninggalkan ruangannya. Di parkiran dia banyak berpapasan dengan para karyawan. Karena memang sudah jam pulang kantor.
Gavin mengemudikan mobilnya meninggalkan kantor.
Didepan kampus yang dulu dia menimbah ilmu sudah berdiri wanita cantik pujaannya. Kemudian wanita itu masuk mobil.
"Maaf, sudah lama menunggu?" tanya Gavin.
"Emm., nggak juga, paling lima belas menitan." jawab Bu Ratih.
"Mau langsung pulang, apa kemana dulu.?" tanya Gavin.
"Aku pingin beli es teler di dekat taman waktu itu." jawab Bu Ratih.
"Oke, aku juga haus." jawab Gavin.
Sesampainya di kedai es teler itu, Gavin memarkirkan mobilnya di parkir taman kota. Kemudian mereka berjalan menuju kedai tersebut.
Sampailah di kedai es, kemudian Gavin memesan dua porsi es teler. Gavin dan Bu Ratih duduk disudut kedai itu. Banyak pengunjung taman yang berlalu lalang menikmati indahnya cuaca sore hari.
Banyak pedagang-pedagang berjualan berjejer-jejer layaknya bazar. Mungkin sengaja dibuat seperti itu biar kelihatan rapi dan nggak semrawut. Berjualannya pun dibatasi jam karena demi keamanan dan kerapian taman.
Dengan bercanda Gavin dan Bu Ratih menikmati es teler pesanannya. Tiba-tiba mata Bu Ratih menangkap sosok anak kecil yang usianya sekitaran delapan tahunan lagi duduk sendiri dipinggir jalan. Kemudian Bu Ratih beranjak dari tempat duduknya dan mendekati anak tersebut.
Gavin hanya diam menyaksikan apa yang dilakukan kekasihnya itu.
"Lagi, nunggu siapa Dik?" tanya Bu Ratih pada anak itu.
"Nunggu Kakak saya.!"jawabnya.
"Emangnya Kakaknya kemana?" tanya Bu Ratih lagi.
"Kakakku lagi jualan, saya disuruh menunggu disini." jawabnya lagi.
"Emang, Kakaknya jualan apa? boleh saya tahu?" ucap Bu Ratih.
"Kakakku jualan nasi bungkus yang dijajakan." jawabnya.
"Oh gitu. Kamu mau es seperti yang saya minum ini?" tanyanya lagi.
Anak itu tidak menjawab, mukanya menunduk takut. Dalam hatinya dia haus tapi nggak berani. Selang beberapa lama datanglah gadis berhijab dengan membawa barang dagangannya.
"Maaf, ada apa ini, ya?" tanya gadis itu.
"Oh, ini. Kebetulan saya melihat adik ini duduk sendirian, saya tawari es. Tapi dia tidak menjawab?" ucap Bu Ratih.
"Oh makasih mbak, memang adik saya tidak saya biasakan menerima sesuatu dari orang lain, apa lagi orang nggak ia kenal." jawabnya lirih.
"Oh iya, nggak apa-apa, saya maklum itu." jawab Bu Ratih.
Kemudian datanglah laki-laki tampan dengan pakaian kerja lengkap menghampiri mereka.
"Ada apa, sayang? kamu lama banget.!"tanya Gavin tiba-tiba.
Kemudian Gadis berhijab tadi langsung kaget mendengar suara yang ia kenal, seketika menoleh dan Gavin pun juga menoleh.
"Kasih..!"
"Pak Gavin.!"
Keduanya spontan berucap memanggil satu sama lain. Bu Ratih memandang Gavin heran, kok bisa kenal dengan gadis itu, demikian sebaliknya.
"Sayang, kamu kenal dia?" tanya Bu Ratih.
Kasih kaget disaat perempuan cantik itu manggil Gavin dengan sebutan "sayang". Apa dia kekasihnya Pak Gavin.
Begitupun Gavin, dia juga kaget kenapa ada Kasih disini.
"Kamu ngapain disini, bukannya kamu baru sembuh?" tanya Gavin.
"Maaf, Pak Gavin. Saya harus permisi dulu. Ibu saya sudah menunggu."
jawabnya.
Kemudiam mereka langsung meninggalkan Gavin dan Bu Ratih.
"Sayang, siapa mereka.?" tanya Bu Ratih.
"Gadis itu bekerja sebagai Office girl di kantor. Kemudian, baru tadi pagi dia pulang dari rumah sakit lantaran kemarin habis jatuh dari tangga darurat. Kenapa sekarang dia sudah bekerja seperti ini?" ucap Gavin.
"Oh, kemarin yang kamu bilang ada insiden di kantor itu, dan mengharuskan kamu mengantarnya ke rumah sakit.?" ucap Bu Ratih.
"Iya, sayang. Kasihan, dia dari keluarga nggak mampu." ucap Gavin.
"Cuma, kenapa tiba-tiba dia pergi, ya sayang?" tanya Bu Ratih.
"Ya, mungkin dia malu."jawabnya.
"Cantik anaknya, pake hijab lagi." seru Bu Ratih.
"Tapi, kamu lebih cantik kok." ucap Gavin sambil memgedipkan matanya.
"Ih..gombal kamu.! ayo anterin aku pulang." ucap Bu Ratih.
"Oke,!" jawab Gavin.
Kemudian keduanya kembali ke kedai, lalu melangkah pergi menuju parkiran. Gavin kembali menyusuri jalanan. Hari sudah beranjak gelap.
Sementara Kasih masih berjalan menggandeng tangan Adiknya menuju rumahnya. Sesampainya di rumah, Ibunya malah heran kenapa Kasih langsung masuk kedalam, sedangkan Ibu dan Adiknya duduk di teras.
"Kenapa, Mbakmu.?" tanya Ibunya.
"Nggak tahu, Bu. Tadi habis ketemu orang di taman, Tio langsung diajak pulang sama Mbak Kasih." jawab anak itu.
"Emang ketemu siapa.?" tanya ibunya lagi.
"Tadi, Tio ketemu perempuan cantik. Dia baik banget mau ngasih Tio es. Cuma Tio nggak berani. Kemudian Mbak Kasih datang, lalu setelah itu datanglah teman laki-lakinya si perempuan cantik itu. Ternyata laki-laki itu kenal sama Mbak Kasih, demikian juga Mbak Kasih juga kenal. Kalau nggak salah namanya Pak Gavin gitu."jelas Tio.
Perempuan paruh baya itu kemudian manggut-manggut, dia sekarang faham kenapa Kasih sikapnya jadi berubah.
Ternyata, Kasih ketemu dengan laki-laki yang setahun lalu ditolongnya saat kecelakaan.
Dia mungkin suka sama laki-laki itu, karena sebelum ketemu dengan laki-laki itu, dia selalu memandangi sapu tangan itu. Kasih..Kasih. Mungkin kamu sedang cemburu, karena Pak Gavin sudah punya kekasih. Bathin perempuan itu.
"Kasih., kamu kenapa, Nak?" tanya perempuan itu ketika di kamar gadis itu.
"Nggak, apa-apa Bu. Kasih capek aja." jawabnya.
"Nak, kamu jangan bohong sama Ibu. Adikmu sudah cerita sama Ibu, soal di taman kalian ketemu siapa?" ucap Ibunya.
Kasih langsung membalikkan tubuhnya yang sedari tadi membelakangi Ibunya.
Ibunya tersenyum lalu membelai kepala anaknya dengan penuh sayang.
"Jadi, Ibu sudah tahu, tadi Kasih ketemu siapa?" ucap Kasih.
"Iya, Nak. Kamu harus mengerti, karena Pak Gavin itu sekarang adalah atasanmu, lagi pula dia juga punya kekasih. Ibu sebenernya sudah tahu kalau kamu ada rasa sama pemilik sapu tangan itu, cuma Ibu nggak berani negur, karena itu hak kamu. Anak ibu kan sudah dewasa." jelas Ibunya sembari terus membelai kepala anakya.
"Iya, Bu. Kasih mengerti. Tapi hati Kasih nggak bisa dibohongi, setiap ketemu Pak Gavin selalu begini." ucap Kasih.
"Ya, sudah. Sekarang kamu istirahat, katanya kamu besok sudah masuk kerja.?" tanya Ibunya.
"Iya, Bu. Kasih besok sudah masuk, soalnya Paman Firman kan masih cuti. Jadi tenaga Kasih jelas banyak dibutuhkan." ucap kasih.
Akhirnya Kasih tidur juga, demikian juga Ibunya. Karena hari semakin malam.
.
.
.
Gavin berjalan menyusuri Kantor. Dia berjalan agak tergesa-gesa karena hari ini ada jadwal ke kantor cabang, jadi sebelum ke kantor cabang, dia harus mengambil laptop dan berkas-berkas yang ada di kantor pusat.
Rencana hari ini Mahen tiba di Jakarta karena besok sudah aktif di kantor cabang.
Pak Indra kebetulan lagi terbang ke Semarang guna mengikuti jamuan para pemegang saham se Indonesia. Jadi sekarang dia sendirian mengurus perusahaan.
Apalagi perusahaan Wijaya's Group akhir-akhir ini lagi banyak proyek yang dikerjakan, jadi semua sibuk. Gavin menyiapkan semua apa yang dibutuhkan. Setelah di rasa sudah siap semuanya, Gavin keluar ruangan sambil membawa laptop dan berkas-berkas.
Ketika membuka pintu, tiba-tiba diluar pintu Gavin menabrak seseorang. Orang itu hendak masuk tapi berhubung Gavin membuka pintu duluan, akhirnya bertabrakan. Hampir saja barang-barang itu jatuh, tapi Gavin dengan sigap menahannya. Tapi malang, seseorang itu sudah jatuh ke lantai.
"Aduuuuch....!"
Next................(34).