WARNING. Bijaklah dalam membaca ada dua satu plus plus nya di sini. 📣
Yumna gadis muda yang tinggal seorang diri di sebuah desa.
Terpaksa harus menikah dengan laki-laki yang tidak dia kenal.
Hanya karena salah paham, warga memaksa Yumna untuk menikah dengan david, laki-laki yang dia tolong semalam.
Bagaimana kah kisah Yumna dan David selanjutnya?.
Akankah benih-benih cinta hadir di hati mereka?.
Lalu akankah pernikahan mereka di terima oleh keluarga David??.
Sedangkan David sendiri sudah di jodohkan oleh orang tuanya.
penasaran???
yuk tambahkan ke favorit jangan lupa like and komen nya juga ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M.J.M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ngidam
Keesokan paginya, Yumna sedang bersiap-siap untuk kembali pulang ke rumah David.
"Sudah beres semua belum?" tiba-tiba saja David datang dari belakang dan langsung memeluk pinggang Yumna.
"Astaga, kaget aku mas," ucap Yumna, David tersenyum dan mencium tengkuk Yumna sekilas.
"Kamu kalau udah kerja terlalu fokus sih, jadi nggak sadar kalau ada orang dateng," sindir David, Yumna tersenyum.
"Nanti keluar dari kamar ini nya pake kursi roda aja ya," ucap David.
"Mas aku jalan aja deh, lagian aku udah nggak apa-apa kok," protes Yumna, karena dia tidak ingin David berlebihan.
"Mau aku gendong atau pakai kursi roda?" tawar David.
"Kursi roda aja deh."
"Bagus, gitu dong, itu baru istri Solehah," ucap David tersenyum.
"Yaudah ayok!"
"Ayok!" jawab Yumna dan langsung naik ke kursi roda yang ada di samping pintu, lalu David dan Yumna pun meninggalkan rumah sakit tersebut, sepanjang perjalanan ke rumah nya David slalu mencium punggung tangan Yumna..
"Sayang, apa kamu nggak pernah ngidam?" tanya David penasaran, pasalnya dari kemaren Yumna selalu makan apa aja.
"Enggak sih mas, cuma nggak tau kenapa bawaannya kangen aja sama mas," jawab Yumna, David yang mendengar itu tersenyum.
"Kalau aku akhir-akhir ini sering mual di pagi hari, maunya makan permen jahe atau nge*mut lemon, semalam mamah bilang, kalau aku itu ngidam," ucap David, Yumna mengkerut kan kening bingung.
"Mas hamil?" tanya Yumna penasaran, David tertawa dan mencubit pipi Yumna gemas.
"Bukan sayang, aku mana bisa hamil, yang hamil kan kamu, tapi aku yang ngidam, gitu lho," tutur David.
"Memang ada yang seperti itu ya mas?"
"Ada dong, banyak malah, aku sih bersyukur kalau aku yang ngidam, karena kalau kamu yang ngidam aku kasian sama kamu sama David junior."
"Kenapa?"
"Ya, aku takut makan kamu terganggu, kan kasian sama David junior ini," ucap David dan mengelus perut Yumna.
Dua puluh menit kemudian mereka pun sampai di kediaman keluarga Wijaya, Ajeng yang sedang duduk di taman depan rumah, tersenyum melihat mobil David memasuki pekarangan rumah mereka.
David turun terlebih dulu, lalu dia mengitari mobil dan membukakan pintu untuk Yumna, saat Yumna turun David langsung menggendongnya.
"Mas, turunin! aku malu," protes Yumna.
"Malu sama siapa sih? di sini udah pada tau semua," jawab David santai, dia melenggang masuk, dengan Yumna di gendongan nya.
"Selamat datang kembali Yumna," ucap Ajeng tersenyum pada Yumna.
"Terima kasih mah."
"Kamu sudah makan?"
"Sudah."
"Kalau begitu, kamu istirahat dulu aja sana di kamar kalian!" titah Ajeng, David pun membawa Yumna ke kamarnya.
David merebahkan tubuh Yumna di kasurnya dengan perlahan.
"Terima kasih ya mas."
"Sama-sama sayang, aku ke bawah dulu ya," ucap David dengan tangan membelai wajah Yumna lembut.
"Mau ngapain?"
"Mau bikin teh, kamu istirahat aja di sini, pokoknya aku jangan turun dari kasur, ok!" pesan David, Yumna terkekeh dan mengangguk.
"Kamu mau aku bawain sesuatu?"
"Mmmm emang boleh aku minta bawain sesuatu?" tanya Yumna, karena dia memang ingin sekali makan sesuatu tapi belum kesampaian.
"Boleh dong, apa sih yang nggak buat kamu," jawab David dengan mengedipkan satu matanya.
"Ih mas kok centil banget sih,* ucap Yumna, David hanya terkekeh.
"Aku mau kue pizza yang warnanya ungu mas, tapi maunya beli, nggak mau bikinan rumah," pinta Yumna dengan mata berbinar memikirkan pizza yang sudah satu minggu ini mengganggu pikirannya.
"Warna ungu? kalau warna ungu rasa apa sih?"
"Ya mana aku tau mas."
"Yaudah, nanti di bawah aku suruh Bibi atau yang lain untuk beli ya," ucap David, kemudian dia berjalan ke luar kamar.
"Wah, ada apa ini?" tanya David penasaran, karena melihat Mamah dan Papah nya tersenyum bahagia.
"Omah Ratih mau datang ke sini nak," Ajeng menjawab dengan mata berbinar, Omah Ratih itu adalah ibu dari Panji, yang selama ini dia tinggal di Bali.
Omah Ratih jarang sekali berkunjung, karena biasanya keluarga Wijaya lah yang berkunjung ke Bali, Omah Ratih ingin berkunjung ke kediaman keluarga Wijaya karena mendengar Brian menikah dengan Diana.
"Kapan Omah sampai? apa kita perlu menjemput nya di bandara?" tanya David karena Omah Ratih adalah satu-satunya nenek yang masih ia miliki, karena kakek atau nenek dari Ajeng itu sudah meninggal dari Ajeng kecil, jadi David sangat menyayangi Omah Ratih.
"Besok pagi, biar Papah dan Mamah aja yang jemput, kamu di rumah aja," jawab Panji, David mengangguk dan tersenyum.
"Mah, pizza ada yang warna ungu nggak sih?"
"Memangnya kenapa?"
"Yumna, dia pingin pizza tapi yang warnanya ungu," jawab David membuat Ajeng dan Panji membola.
"Setau Mamah pizza nggak ada yang warna ungu Dav," ucap Ajeng.
"Nah itu, cari ke mana ya?" tanya David.
"Bikin aja suruh Bibi sana!" usul Ajeng tapi David menggeleng.
"Yumna mau yang boleh beli Mah, dia nggak mau kalau boleh bikin," jawab David lesu.
"Wah, kalau begitu kamu cari aja deh, selamat berjuang ya," goda Ajeng kemudian pergi meninggalkan David.
David bingung harus ke mana, kemudian dia mengambil ponselnya dan menghubungi Adit.
"Hallo Dit, bantuin gua dong."
📞"Apa?"
"Tolong beli atau carikan pizza yang warnanya ungu!"
📞"Apa?" pekik Adit di sebrang sana.
📞"Mau cari di mana gua Dav?" tanya adit karena selama ini yang dia tau tidak ada pizza berwarna ungu.
"Ya mana gua tau, pokoknya carikan ya, please," pinta David dengan suara memelas.
📞"Emang buat apa sih?"
"Buat Yumna, dia pingin makan pizza warna ungu, tolong bantu cariin ya Dit, kasian dia lagi ngidam."
📞"Yumna hamil?"
"Iya, makannya tolongin gua ya," pinta David.
📞"Ya, gua usahain, demi calon ponakan gua," Adit terpaksa mengiyakan permintaan David, walau sebenarnya dia juga bingung harus cari ke mana.
"Makasih, lu emang sahabat plus asisten pribadi gua yang baik, nanti gua kasih bonus deh," ucap David kemudian dia memutus sambungan telpon tersebut.
'Biar Adit aja yang puyeng, gua mau buka puasa dulu,' batin David, dia tersenyum dan berjalan ke dapur untuk membuat teh.
Setelah membuat teh, David mengambil beberapa cemilan untuknya dan untuk Yumna, lalu menaruh nya di nampan kemudian David berjalan ke kamar nya.
'Waktunya buka puasa,' batin David kegirangan, dia sangat tidak sabar ingin segera melahap Yumna hingga menyebut namanya berkali-kali karena kenikmatan
BERSAMBUNG.
Hai ka 👋 kalau kalian sudah membaca tulisan cacingku ini jangan lupa tinggalkan like and komen nya ya 🙏
