PERNIKAHAN LUAR BIASA

Seperti janji Elvino kepada Dale, dia mengajak ibu dan anak itu pergi berlibur sekalian menemani Luisa dalam rangka mengikuti acara bersama teman sekolah nya.

Guru Luisa dan para wali murid taman kanak-kanak yang sedang ikut menemani anak-anak mereka di buat takjub dengan Elvino dan Ghania.

"Selamat siang tuan, nyonya, terimakasih sudah berkenan mengikuti acara ini?!" sapa Guru Luisa terhadap Elvino dan Ghania.

"Tak apa, lagi pula Luisa anakku, aku pun ingin yang terbaik untuk nya?!" jawab Elvino dengan tersenyum ringan terhadap wali kelas Luisa.

"Luisa sangat beruntung ya, memiliki seorang papa, mama, juga kakak yang sangat tampan dan cantik," celetuk nya karena merasa takjub melihat keluarga yang begitu sempurna.

"Maaf nyonya, kami buk," ucapan Ghania terpotong.

"Wah cantik sekali, sangat cocok mereka menjadi pasangan suami istri," saut ibu-ibu lain, yang saat ini sedang berkumpul di tepi pantai.

Tak lama setelah itu Luisa dan Dale berenang sambil bermain di kolam khusus anak-anak yang berlokasi masih area pantai tersebut.

Sedangkan Elvino yang berada di kolam renang dewasa sesekali berbicara kepada Dale dan Luisa, karena memang kolam renang nya bersebelahan.

"Aunty kenapa aunty tak ikut papa belenang," ucap Luisa, karena hanya melihat Ghania duduk di pinggiran kolam sambil bermain ponsel, dan sesekali melihat ke arah Luisa dan Dale.

"Tidak-tidak, aunty di sini saja memperhatikan kalian," jawab Ghania dengan tersenyum canggung.

"Mommy ku tak bisa berenang," seru Dale pelan dengan nada cuek.

"Kalau begicu papa aja ajali mommy Dale agal bisa belenang," ucap Luisa asal, yang mungkin Ghania pun tak mendengar nya.

Dale pun yang awal nya cuek akhir nya tersenyum jahil.

"Papa El," seru Dale dengan sedikit berteriak agar El mendekat ke arah nya, begitu pun Ghania melihat anak nya memanggil El ia pun menoleh ke arah nya.

"Kau memanggilku?!" seru Elvino yang berenang mendekat ke arah Dale.

"Papa El, mommy ku tak bisa berenang, mau kah kau mengajari mommy ku berenang," pinta Dale dengan memelas, kemudian Elvino menatap Ghania yang masih berpakaian lengkap. Ghania pun tersentak atas permintaan putra nya tersebut.

"Dale, apa yang kau bicarakan?!"

"Tidak-tidak Mommy disini saja," ucap Ghania dengan menggoyangkan kedua telapak tangan nya menolak karena merasa canggung.

"Mommy tak bisa berenang, bagaimana jika suatu saat kita pergi berenang berdua, terus terjadi apa-apa dengan Dale, siapa yang akan menyelamatkan Dale?!" celetuk Dale dengan mendramatisir. membuat Ghania mengelus kening nya sendiri.

"Hufftttt," baiklah?!" ujar Ghania akhir nya mengalah.

Akhir nya Ghania pergi keruang ganti, untuk mengganti pakaian nya dengan bikini renang.

"Papa El, kenapa Mommy lama sekali, apa dia baik-baik saja," ucap Dale yang khawatir karena Ghania lama tak muncul dari ruang Ganti.

"Baiklah, aku akan coba periksa Mommy mu,

"Ingat, jangan kemana-mana, dan jaga adikmu Luisa," tegas El, lalu beranjak ke ruang ganti wanita.

Apa aku harus masuk memeriksa Ghe, bagaimana jika ada yang salah faham, gumam nya

Tapi sekarang tak ada satu orang pun disini, bagaimana jika Ghe di dalam kenapa-napa,tambah nya lagi.

"Ah sudahlah, persetan dengan urusan nanti?!" ucap Elvino lalu beranjak memasuki ruang ganti wanita.

"Ghe, apa kau baik - baa_ik," ucapan Elvino terhenti ketika melihat Ghania sedang menggunakan bikini.

"aaahh?!" teriak Ghania saat menyadari ada seorang pria masuk keruangan ganti.

Elvino pun mengalihkan pandangan nya dengan memejamkan mata.

"Maaf aku kira ada apa-apa denganmu, karena kau tak juga muncul."

"Baiklah jika kau baik-baik saja," ucap Elvino masih dengan memejamkan mata nya lalu beranjak keluar dari ruangan tersebut.

Ah, lagi-lagi dalam keadaan memalukan saat berhadapan dengan El, celetuk Ghania.

Ghania pun beranjak menghampiri kolam renang, "Mom, are u ok Mom," seru Dale dengan rasa khawatir.

"Mommy baik-baik saja Nak," celetuk Ghania.

"Baiklah, Mommy harus belajar dengan Papa El sampai bisa," ucap Dale. yang berhasil membuat pipi Ghania memerah, lalu mengumbar senyum manis ke arah anak semata wayang nya tersebut.

Lalu ia pun menghampiri El yang sedari tadi sudah menunggu nya di dalam air, sebelum masuk kedalam air, di lepaskan nya kain yang melilit di pinggul nya. Terpampanglah tubuh molek Ghania yang hanya menggunakan bikini, sontak wajah Elvino memerah bak tomat sambil menelan ludah kasar nya.

Namun sebisa mungkin ia menenangkan hati nya yang bergemuruh, lalu mengulurkan tangan nya ke arah Ghania.

Ghania pun mengulurkan lengannya, perlahan menuruni tangga kolam.

"lepaskan saja ," jangan takut, tak apa ada aku," seru Elvino sambil mengulas senyum.

Ghania pun melepaskan pegangan nya dari besi penyangga dan langsung memeluk El dengan melingkarkan lengan nya di leher. Elvino pun membelalakan kedua bola matanya saat tubuh mulus Ghania menempel langsung ke dada bidang milik nya, bahkan tak ada penghalang kecuali bagian buah dada Ghania.

Sontak perlakuan Ghania berhasil membangunkan sesuatu milik Elvino.

"Apa aku berat," cicit Ghania saat melihat kedua pipi Elvino benar-benar memerah bak tomat, dengan masih melingkarkan pelukannya di leher Elvino.

"Ti_tidak," jawab Elvino dengan terbata.

pikiran kotor macam apa ini,

Apa yang kau lakukan vino, dia adikmu, adikmu, ingat adikmu, ya, dia adik ,gumam Elvino mencoba menenangkan gemuruh di hati nya.

Akhirnya dengan susah payah menahan gejolak ditubuh nya Elvino pun mengajari Ghania untuk latihan-latihan dasar berenang.

Saat Ghania mencoba berenang tiba-tiba tali pengait bikini nya lepas, sontak ia menyilangkan tangan tepat di dada nya sambil memegangi tali pengait.

Elvino yang melihat Ghania tak kunjung berenang ke arah nya ia pun mendekatinya.

"Ada apa?" apa kau takut," ujar nya.

Namun Ghania hanya menggelengkan kepala.

"Lalu," tambah El.

"Pengait ku lepas," ucap Ghania dengan nada pelan. namun berhasil membuat Elvino tertegun, dan lagi-lagi pipi nya bersemu merah.

"Aku akan ambilkan kain mu tadi," ucap Elvino lalu melihat ke arah tempat terakhir Ghania melepaskan kain nya sebelum masuk ke dalam kolam.

"Bukankah kain mu tadi berada disana," celetuk nya, karena kain tersebut sekarang sudah tidak ada.

Ghania pun memejamkan kedua mata nya, sambil menautkan alis.

Sial, kenapa kau sesial ini Ghania, gumam nya dalam hati.

Elvino pun merasa bingung, apa yang harus ia lakukan.

"Baiklah aku akan menggendong mu ke ruang ganti," seru Elvino yang berhasil membuat Ghania membelalakkan kedua mata nya. Dan akhir nya Elvino membopong tubuh Ghania keruang ganti.

Saat menurunkan tubuh Ghania, kini kedua mata Elvino dan Ghania saling bertemu pandang dengan jarak wajah yang kurang lebih hanya lima cm.

Elvino pun lekas memejamkan kedua mata nya.

"Lagi-lagi perasaan apa ini?!" umpat nya dalam hati.

ia pun berniat membuka mata dan seakan seolah-olah tidak terjadi apa-apa, agar Ghania tak canggung, namun belum sempat membuka mata sebuah benda tipis kenyal mendarat di bibir nya, sontak Elvino mematung dengan membelalakan kedua bola mata nya.

Ghania yang akhir nya tersadar dengan apa yang ia lakukan, apalagi tak mendapatkan balasan dari Elvino ia pun melepaskan pangutannya dari bibir Elvino.

"Maafff," lirih nya, lalu hendak berbalik badan, namun Elvino menarik lengan nya, dengan satu tangan memegang tengkuk Ghania, lalu ia pun mendaratkan ciuman nya dibibir Ghania.

Ciuman yang awalnya Elvino lakukan agar Ghania tak merasa canggung terhadap nya atas apa yang telah Ghania lakukan, Namun kini berubah menjadi sebuah ciuman panas. Baik Ghania atau pun El sama di kuasai oleh birahi mereka.

Di tambah lagi dengan posisi tubuh Ghania saat ini yang hanya menggunakan bikini, bagaimana pun Elvino seorang laki-laki, dan selama menikah dengan Clara, tak sekalipun ia menyentuhnya. Akhirnya ia mengepalkan tangan nya dengan sekuat tenaga dan tubuh masih bergetar menahan deru nafas yang masih memburu dengan susah payah Elvino mencoba menahan diri dan melepaskan pangutannya dari bibir Ghania.

"Maaf Ghe?!" lirih Elvino tepat di telinga Ghania, sambil memejamkan kedua mata nya mengatur rasa yang bergejolak di tubuhnya.

Dan tanpa mereka sadari sepasang mata sedang menatapnya, sambil menyunggingkan bibir, dan tak lama kemudian akhirnya ia berlalu meninggalkan mereka.

Hari pun sudah semakin sore. Elvino melajukan mobilnya kearah villa milik nya untuk mengantarkan Ghania.

Setelah sampai di villa miliknya, ia menggendong buah hati Ghania menuju kamar nya. setelah itu ia berpamitan undur diri, karena Luisa sedang tertidur di mobil.