Gadis Tiga Karakter ini adalah novel kedua.
Perjalanan seorang gadis yang menagih janji orang yang membunuh orang tuanya.
Rani nama gadis itu.
Dalam usahanya dibantu Kakak dan Orang tua angkatnya.Yang mengharuskannya tidak menjadi dirinya sendiri.
Si Culun,gadis bertopeng dan si cantik
Itulah karakter yang harus dijalaninya.
Ada kisah cinta yang tak terbalas,cinta yang butuh kepastian dan ada misteri serta rahasia yang harus diungkapkan.
Full action dalam menghadapi lawannya.
Yuk ikuti ceritanya.,😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli kiranawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Nasi kotak Bertiga
"Oiya..Sersan tampan kan saudara sepupu Dio. Apa mungkin dia tahu perihal Dito? Tapi bagaimananya caranya aku bicara pada Sersan Saga? kenapa kalau urusan sama Sersan tampan itu seharusnya mudah, kayak jadi sulit ya?" gumam Rani dalam hati, dia masih tetap mengayuh sepedanya.
Setelah perjalanan kurang lebih satu setengah jam, akhirnya Rani sampai juga di sekolahnya. Setelah menitipkan sepeda kayuhnya pada ibu kantin sekolah, seperti halnya uang dilakukan oleh Dito, Rani bergegas melangkahkan kakinya menuju ke halaman sekolah lalu ke lorong-lorong sekolah.
Di sepanjang lorong menuju ke kelasnya, mulut Rani tak berhenti bergumam
"Telpon.... tidak... telpon.... tidak.... ah...telpon......!"
Karena bel masuk masih lama, Rani memutuskan untuk duduk di taman sekolah dan menelpon Sersan Saga.
"Halo, selamat pagi Sersan Saga!... saya Rani, mau tahu kabar Dio?.... Jadi sudah dirawat dirumah ya?... apa boleh dijenguk?.... bisa-bisa, tapi saya pakai sepeda kayuh?... oh pos polisi yang kemarin?.... Baik, baik Sersan. Sudah dulu ya, sudah bel masuk sekolah, Daaaa...." kata Rani saat menelepon Sersan Saga dan kemudian dia menutupnya.
"Aah, dibonceng lagi sama Sersan Saga yang tampan. Oh... Senangnya..." gumam Rani yang senyum-senyum sendiri sambil memeluk ponselnya.
Tanpa dia sadari, ada yang mengawasinya dari kejauhan sambil mengepalkan tangannya.
"Siapa yang Rani telpon? nampak senang sekali dia!" gumam anak laki-laki itu lirih, yang tak lain adalah Dito teman sekelas dan sebangku dengan Rani.
Anak laki-laki itu mendengus kesal, dan terus memaki-maki yhal yang tak jelas.
"Teeet....teeet...teeeet...!"
Bel mulai pelajaran berbunyi. Rani bergegas melangkahkan kaki menuju ke kelasnya dan tak mengetahui Dito dibelakangnya.
Sesampainya di depan kelas, Rani segera masuk dan melangkahkan kakinya menuju ke tempat duduknya. Tak berapa lama datanglah Dito yang ikut duduk disamping Rani.
Selama pelajaran disekolah, Rani selalu melihat jam dinding. Baginya pelajaran hari ini begitu lama.Tak memperdulikan Dito yang ada disampingya yang pada saat ini sedang menahan rasa kesalnya.
Sementara itu Bella dan yang lainnya yang sebelumnya membulli Rani, sekarang mereka kembali ke kursi mereka.
Dito melirik ke arah Rani, dan melihat kegelisahan Rani,pemuda itu menjadi semakin kesal.
"Ada janji sama siapa sih dia!" batin Dito yang kesal.
"Teeet....teeet....teeeet....!"
Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi.
"Rani, bolehkah saya main ke rumahmu?" tanya Dito.
"Maaf ya Dit, saya sedang ada janji, jadi lain kali saja ya!" tolak Rani dengan halus.Rani pun bergegas berjalan menyusuri lorong kelas demi kelas menuju tempat parkir dan menghampiri kios ibu kantin untuk mengambil sepedanya sepedanya.
"Tunggu Ran! kita kan bisa bareng ambil sepedanya!" seru Dito berusaha menyusul langkah kaki Rani.
"Iya, cepet sedikit Dito!" seru Rani yang berhenti untuk menunggu Dito Beberapa kamu menit kemudian Dito sudah menghampiri Rani dengan sepeda kayuhnya..
Mereka pun bersepeda bareng sampai pintu gerbang sekolah dan mereka pun berpisah, karena arah yang berbeda.
"Kita berpisah sampai disini ya Dito!" seru Rani.
"Iya, hati-hati ya!" seru Rani seraya melambaikan tangannya dan Dito menganggukkan kepalanya lalu meninggalkan Rani.
Sementara itu Rani yang sedang mengayuh sepedanya dengan semangat. Walau berkali-kali gadis itu harus membenarkan kacamatanya.
Akhirnya sampailah Rani di pos polisi yang kemarin.
"Sersan Saga .." Rani memanggil Sersan Saga pada saat melihat keberadaan Sersan tampan itu ,
Yang dipanggil sedang berbincang-bincang dengan temannya.
"Hai Rani, sudah makan belum? ayo makan bareng. Kebetulan ada tiga nasi kotak. Jadi pas satu-satu" ajak Sersan Saga.
"Ohya kalian kan kemarin belum sempat kenalan ya, ini Sersan Alex." Sersan Saga memperkenalkan temannya. Rani dan Alex saling memperkenalkan diri.
"Rani...!" sebut Rani seraya mengulurkan tangannya.
"Sersan Alex?" balas Sersan Alex yang membalas uluran tangan Rani.
*Ayo lekas kita masuk ke dalam pos dan makan, pasti kamu sudah lapar ya?" tanya Sersan Saga seraya mengulas senyum ya.
"I..iya." balas Rani yang sangat gugup melihat senyum laki-laki yang pada saat ini selalu mengganggu pikirannya.
Mereka melangkahkan kaki menuju ke pos polisi untuk makan siang bersama.
"Rani, sini sepeda kamu! Biar saya simpan di halaman belakang!" seru Sersan Alex.
"Oiya ini, Sersan Alex." kata Rani seraya menyerahkan sepeda kayuh Rani..
Sersan Alex menerima dan kemudian memasukkan sepeda kayuh Rani ke halaman belakang pos polisi itu.
Sementara itu Rani mengikuti langkah Seran Saga yang melangkahkan kakinya menuju ke dalam pos polisi, dan keduanya kemudian melangkahkan kaki menuju ke bangku yang berada dalam pos polisi.
Sersan Saga yang semula membawa kotak nasi. Itu kemudian membagikannya pada Rani, dan Sersan Alex yang baru saja kembali dari halaman belakang pos polisi itu.
"Sersan Alex, ini nasi kotak kamu!" seru Sersan Saga yang memberikan satu nasi kotak pada rekan kerjanya itu.
"Ayo kita makan bersama-sama!" seru Sersan Alex.
"Iya, selamat makan!" seru Rani dan kedua Sersan itu. Dan ketiganya segera melahap nasi kotak itu dan terkadang mereka berbincang-bincang hal-hal yang mereka alami semasa kecil atau semasa sekolah.
Setelah selesai makan, Rani dan Sersan Saga beranjak dari tempat duduknya dan kemudian mereka melangkahkan menuju ke pintu keluar pos polisi.
Sersan Saga mengambilkan helm untuk Rani, dan Rani menerimanya. Setelah selesai memakai helm mereka, keduanya segera naik ke sepeda motor dan sersan Saga melajukan sepeda motornya mereka llekas memakai helm, Rani dan Saga segera naik sepeda motor Sersan Saga.
Sepeda motor itu melaju dengan kecepatan sedang menyusuri jalan Raya.
"Masuk ke markas Geng Kobra, entah apa yang akan terjadi nanti. Aku tidak bisa sembarangan memakai identitas Ran. Bisa-bisa aku dikepung puluhan orang." batin Rani.
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya tiba disebuah rumah pagar depannya ada patung ular Kobra, yang pernah dilewati Rani bersama Raditya kemarin.
"Akhirnya kita sudah sampai" kata Sersan Saga saat salah seorang penjaga pintu gerbang membukakan pintu gerbang rumah markas Geng Kobra.
Sepeda motor itu melaju memasuki halaman markas geng dan kemudian keduanya turun dari sepeda motor dan melepaskan helm masing-masing.
Setelah turun dari motor Sersan Saga, Rani melihat sekelilingnya markas itu dan pandangannya tertuju pada sudut tembok atas rumah besar itu.
"Luas dan banyak penjaganya di luar, entah di dalamnya. Banyak Cctv nya" gumam Rani dalam hati, yang masih menebarkan pandangannya.
"Ayo kita masuk Rani." ajak Sersan Saga yang tiba-tiba memegang jari tangan kanan Rani dengan jari tangan kirinya.
"I...iya!" balas Rani yang melihat begitu saja Sersan Saga menarik tangannya, dan mau tak mau Rani mengikuti langkah polisi itu.
Alangkah bahagianya hati Rani, desiran jantungnya pun berpacu bak derap langkah kuda.
...~¥~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Gadis Tiga Karakter ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana Wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
.......