NovelToon NovelToon
Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / TimeTravel / Petualangan / Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lyana Mentari

Fiksi-Fantasy

Berkisah tentang dokter muda yang ambisius mengabdikan diri untuk kesehatan anak-anak.

Marissa Darwanti, karena sebuah kecelakaan tragis di malam yang penting. Membuatnya harus berpetualang ke dalam novel berjudul Back In Time, karya sang sahabat.

Antara nyata dan tidak, entah ini mimpi atau memang jiwa Risa merasuk ke dalam raga seorang selir, dari dinasti antah-berantah di dalam novel itu. Menjadikannya seorang selir jahat, yang haus akan cinta dan kekuasaan, Selir Agung Wu Li Mei.

Akankah Risa mampu bertahan dan menjalani hidup sebagai Wu Li Mei? Atau ia bisa terbangun sebagai Marissa suatu hari nanti?



Slow update teman-teman, up hari Senin dan Kamis yaa! Terima kasih, dukung novel ini terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyana Mentari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peran sang pangeran

Zhou Xing Huan menatap langit sore yang kelabu, karena tertutup kabut musim dingin yang tebal. Tapi anehnya, sejak kunjungannya kemari, ia belum melihat salju pertama yang turun. Sang pangeran tersenyum miring, mengingat keadaan istana yang sedang kacau. Padahal seharusnya istana tengah mempersiapkan penyambutan salju pertama dan perayaan musim dingin, mungkin musim dingin kali ini akan benar-benar kalut.

"Apa kau yakin dayang itu sudah pergi ke perbatasan?"

Zhou Xing Huan menghela napas jengah, sang pangeran berbalik sambil mengibaskan kipas putih yang biasa ia bawa. "Tenanglah, Yang Mulia."

"Bagaimana aku bisa tenang?!" tanya seorang wanita yang sedang duduk manis di pelataran aula barat. "Kaisar melakukan pencarian besar-besaran untuk dayang sialan itu, kalau sampai dia tertangkap, habislah kita." keluhnya.

"Hahahahah." tawa sang pangeran mengudara, "Dayang sialan katamu? Yang benar saja, dia mempertaruhkan nyawanya untuk rencanamu ini."

"Itu memang pantas dia lakukan." ujar sang wanita.

"Dia tidak akan bicara." ujar Zhou Xing Huan. Tentu saja dayang itu tidak akan bicara jika sampai tertangkap, karena keluarganya telah menjadi jaminan. Sang pangeran telah mengancamnya habis-habisan, ia pun memberikan skenario yang harus Yang Li lakukan jika tertangkap, yaitu mengkambing-hitamkan seseorang. "Lagipula, kita bisa membunuhnya jika tertangkap bukan, hanya seorang dayang biasa. Itu hal yang mudah."

Yang Jia Li mengangguk, sang permaisuri menyesap teh hijaunya pelan. "Seharusnya kita bunuh saja dia, lalu buang jasadnya ke laut."

"Nanti saja, Yang Mulia." tahan sang pangeran. "Jika ia tidak tertangkap, kurasa kita tidak perlu membunuhnya."

Yang Jia Li merotasikan bola matanya, pria di hadapannya itu terlalu lembut untuk sebuah rencana jahat. Wanita itu pun mulanya heran saat Zhou Xing Huan mau diajak bekerja sama, untuk menghancurkan Wu Li Mei. Mengingat bagaimana cintanya seorang Pangeran Timur, dengan selir agung yang jelita itu. Sang permaisuri tersenyum miring, ia meletakkan cangkir porselen di meja hidangan.

Yang Jia Li bangkit, ia mengikuti arah pandang sang pangeran. Sekilas, pria tampan itu terlihat sedang menatap danau, tapi jika dilihat lagi. Sebenarnya ia tengah menatap paviliun selir agung, yang terlihat kecil dari kejauhan.

"Kau masih mencintainya?" pertanyaan Yang Jia Li lebih terdengar seperti pernyataan.

"Dia adalah satu-satunya wanita yang kucintai."

"Lalu?" Yang Jia Li mengerutkan keningnya.

"Lalu apa?"

"Lalu mengapa kau mengikuti rencanaku untuk menghancurkan Wu Li Mei?"

Zhou Xing Huan pun bingung, ia bukan tanpa sadar menerima tawaran Yang Jia Li untuk bekerja sama. Padahal rasa cinta yang tumbuh dalam hatinya, semakin lama semakin membara. Sang pangeran tidak pernah bisa melupakan senyum manis nan ceria Wu Li Mei kala itu, kala pertemuan pertama mereka di Dinasti Hang.

Ingatan sang pangeran kembali melayang, menuju belasan tahun silam saat ia masih sangat muda. Ia tak sengaja bertemu Wu Li Mei di sebuah sungai yang dikelilingi banyak pohon sakura, mereka bermekaran indah di musim semi yang hangat.

"Awwh!" pekik Wu Li Mei kala itu, sang putri menjerit saat pijakannya di batu pinggir sungai terpeleset. Tapi syukurlah, ada sepasang tangan yang menahan pinggangnya.

Wu Li Mei bernapas lega, hampir saja hanfu putihnya basah bermandikan air sungai. Sang putri segera menoleh, dan ia terkejut bukan main melihat pemuda tengah memeluknya.

"Oh, maaf, maafkan saya." ujar Wu Li Mei muda saat itu, kecantikan alami sang putri benar-benar sanggup membius siapapun yang melihatnya.

"Bukankah kau seharusnya berterima kasih?"

"Eh," Wu Li Mei mendongak, pemuda di hadapannya itu begitu manis, dari tenunan hanfu yang ia kenakan, sepertinya dia bukan pemuda biasa. "Terima kasih telah menolongku, emmm, pangeran."

"Tidak, tidak, jangan memanggilku pangeran." Zhou Xing Huan menggeleng, "Namaku Zhou Xing Huan, pangeran Dinasti Ming."

Wu Li Mei mengangguk, pantas saja ia tidak asing dengan wajah itu. Ternyata mereka pernah bertemu di jamuan makan malam, yang diselenggarakan oleh ayahnya, Kaisar Wu Zhang Hao.

"Putri? Dimana kau?"

Kedua remaja itu sontak menoleh mendengar seruan seorang dayang, "Maaf, aku harus pergi. Dan, terima kasih untuk pertolongannya."

"Hei, tunggu!"

Zhou Xing Huan menahan pergelangan tangan Wu Li Mei, tangan halus seputih susu itu terasa dingin saat menyentuh telapak tangannya. Yang lebih aneh adalah getaran tak biasa dalam hati sang pangeran, gelayar aneh yang membuat hatinya terbius. Waktu seolah berhenti kala netra hitam itu menyorot tepat di manik matanya, sorot sebening embun milik Wu Li Mei.

"Siapa namamu, putri?"

"Li Mei, Wu Li Mei."

...****************...

Setelah insiden racun merkuri dalam obat herbal Zhou Xie Ling, perdagangan antar negeri pun mulai dibatasi. Kaisar Zhou memberi perintah pemeriksaan ketat barang dagangan yang masuk maupun keluar dari Dinasti Ming, khususnya di ibu kota.

Satuan prajurit khusus dibentuk, anggotanya prajurit terampil dan terlatih di medan perang. Mereka sudah dibekali dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni untuk mengamankan negeri dari merkuri atau bahan berbahaya lainnya.

"Apa sudah ada perkembangan?" tanya Kaisar Zhou.

Panglima Hao menggeleng, dia adalah panglima tertinggi sekaligus orang kepercayaan sang kaisar. Panglima Hao ditunjuk langsung untuk pencarian dayang paviliun putri yang diduga kuat membawa racun merkuri. "Pencarian sudah diperluas, Yang Mulia. Tapi, belum ada jejak dayang bernama Yang Li itu."

Kaisar Zhou mengangguk-angguk, ia duduk di singgasana sambil membaca gulungan berisi laporan persiapan musim dingin. "Mengenai pos pemeriksaan?"

"Semua berjalan lancar, Yang Mulia." jawab Panglima Hao. "Pos pemeriksaan menyebar tidak hanya di ibu kota, tapi juga kota-kota lain. Sejauh ini tidak ada barang dagangan aneh yang ditemukan."

"Salam, Yang Mulia." Kasim Hao datang dan menunduk hormat.

"Bangkitlah!"

Kasim Hao bangkit, pria paruh baya itu mendekat ke singgasana. Ia membawa sebuah gulungan berwarna emas. "Ada sebuah undangan, Yang Mulia."

"Apa ini?"

"Jamuan makan malam Dinasti Hang di Utara."

"Dinasti Hang?" ulang sang kaisar, "Negeri asal Mei-er."

Kasim Hao mengangguk, "Benar, Yang Mulia. Jamuan itu untuk pengangkatan putra mahkota menjadi kaisar, menggantikan Kaisar Wu Zhang Hao, ayah selir agung."

"Oh benarkah? Kapan?"

Kasim Hao mengangguk, "Waktunya memang masih dua bulan lagi, tapi mengingat Negeri Hang cukup jauh, kita harus bersiap jauh-jauh hari, Yang Mulia."

Dinasti Hang di Utara, adalah sebuah negeri subur nan makmur di lembah pegunungan utara. Jaraknya dua hari jika ditempuh dengan kereta kuda, itu pun jika tidak ada kendala. Karena kedua negeri itu dipisahkan oleh pegunungan yang landai, namun membentang luas.

"Aku akan memberitahukan kabar ini kepada Mei-er." ujar sang kaisar.

"Apa anda akan pergi bersama Yang Mulia selir?"

Kaisar Zhou mengangguk, "Tentu saja, memangnya siapa lagi yang akan kubawa ke negeri Wu Li Mei jika bukan wanita itu."

Kasim Hao menatap Panglima Hao sejenak, jalan pikiran keduanya seolah sama. Yakni, siapa yang akan menjaga istana jika dua pilar paling kokohnya pergi. "Lalu bagaimana dengan istana, Yang Mulia?"

1
Alvina Quueen
woww
Maria Mahdalena Manalu
Luar biasa
y u l l i e
happy ending thooooor.....kurang panjang extra part nya hihiihiii tv makasih ya ...teruslah berkarya......
Lingli: terima kasih sudah menyempatkan waktunya untuk baca, salam hangat ❤❤❤
total 1 replies
Ayu Mestari
Luar biasa
Sutami Andriani
👍👍
Alfkh Iz
Luar biasa
Lily Lily
👍👍👍
Serena Xier
Kecewa
Serena Xier
Buruk
Diana Wati
yaelah gini doang? astaga thor, kasih bumbu² greget gituloh😭
Diana Wati
pemeran utama kok nggk ada badas²nya
Kaka Siregar
Luar biasa
Dini Kisaran
fuhhh... kek nya mulai baddas nih selir agung...
Dini Kisaran
aduuhhh thorrr. gk ada bar-bar nya dikit pn selir agung nya. gampang banget d tindas.
fitri
Luar biasa
Sisca Audriantie
Noni Diani
Luar biasa
Regina Feot Mese
Kecewa
Regina Feot Mese
Buruk
nurul latifahhh
pembalasan dendamnya woi , ga mulai" perasaan herann
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!