Tiga persahabatan Laras, Clarisa dan Maria telah menikah dengan pasangan masing - masing hingga di karuniai anak - anak yang tampan dan cantik.
Alviana anak dari pasangan Alvonso dan Laras seorang sekretaris menjalin hubungan dengan bosnya bernama Arlan seorang pria CEO dan tanpa di ketahui oleh Alviana ternyata CEO tersebut ternyata seorang ketua mafia yang sangat kejam tidak segan membunuh orang yang berkhianat selain itu ternyata pria tersebut musuh bebuyutan kakaknya Alvonso. Akankah hubungan berlanjut ke jenjang pernikahan atau kandas di tengah jalan?
Ada juga Liani seorang sekretaris bekerja di kantor Harlan, seringnya bertemu merekapun saling jatuh cinta walau jarak usia terlampau jauh tapi tidak diperdulikan oleh mereka berdua.
Akankah hubungan Liani dan Harlan sampai ke jenjang pernikahan atau kandas di jalan? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Papa Arlan dan Bertemu Kembali Dengan Cinta Pertama Arlan
Sejak Arlan dijadikan ketua mafia, Arlan mendidik dengan membekali ilmu bela diri, Arlan pun juga mengikuti kursus bela diri hingga Arlan sudah bisa mengusai beberapa seni bela diri.
Setiap ada yang bikin masalah dengan dirinya maka tidak segan - segan Arlan memerintahkan para anak buahnya membunuhnya. Arlan memberi gaji yang lumayan besar dan tidak begitu perhitungan dengan uang, setiap ada anggota mafia membutuhkan uang dengan ringan tangan Arlan membantunya.
Hal itu tentu saja para anak buahnya sangat senang dan mereka semakin setia dengan ketua mafia yang baru berbeda dengan ketua mafia sudah kejam dan sangat pelit hanya memikirkan dirinya sendiri.
Arlan tidak seperti mafia lainnya yang menjual barang - barang ilegal tapi Arlan hanya membunuh orang yang hanya mengusik dirinya dan keluarganya.
xxxx
Arlan kini berada di perusahaan, banyak pekerjaan yang harus dikerjakan hingga tidak terasa hari sudah menjelang sore, ketika asyik mengerjakan pekerjaannya dering ponselnya berbunyi. Ketika melihatnya ternyata telephone dari bodyguardnya yang menjaga papanya di rumah sakit. Arlan pun menggeser tombol hijau pada ponsel pintarnya.
📱 " Hallo ada apa?" tanya Arlan basa basi
📱 " Maaf tuan muda, tuan besar meninggal." ucap bodyguard gugup.
📱 " Apa?? bagaimana mungkin?" ucap Candra kaget mendengar kabar tentang papanya.
📱 " Iya tuan muda, tuan besar tadinya sudah mulai sadar terus terkena serangan jantung. Kini tuan besar sudah berada di ruang jenasah." ucap bodyguard lagi
📱 " Baik, saya akan segera ke sana." ucap Arlan
tut tut tut tut
Arlan mengambil jas dan kunci mobil kemudian keluar dari ruangan kantor. Arlan bertemu asisten papanya yang baru saja keluar dari lift. Menghampiri Arlan yang sedang berjalan.
" Ada apa tuan?" tanya asisten papanya
" Papa meninggal, aku mau ke rumah sakit." ucap Arlan
" Saya yang antar tuan muda ke rumah sakit." pinta asisten papanya.
" Silahkan, ini kunci mobilnya." ucap Arlan
Mereka pun pergi ke rumah sakit, asisten papanya mengendarai mobil dengan kecepatan penuh sehingga hanya beberapa menit mereka sudah sampai di rumah sakit.
Mereka berdua masuk ke dalam ruangan jenasah sesuai perkataan bodyguardnya.
Hatinya pedih melihat papanya terbaring kaku dengan wajah seperti menahan rasa sakit.
Jenasah papanya di bawa ke rumahnya untuk di doakan dan besok paginya akan di kubur.
xxxx
Dua Hari Kemudian
Kini Arlan sudah mulai bisa menguasai perasaan kehilangan papanya walau terkadang mengingat papanya, sedangkan Mama Siska setiap hari Candra melihatnya sering menangis mengingat suaminya.
Pagi hari Arlan mengendarai motor menghilangkan perasaan sedihnya karena Arlan bermimpi papanya meminta pertolongan dan ketika Arlan mendekati papanya, papanya malah pergi menjauh dan Arlan langsung terbangun dari mimpinya. Arlan tidak tahu maksud arti dari mimpi itu yang pasti hatinya menjadi sedih.
xxxx
Alviana yang sudah sembuh dari insenden penyiraman air panas kini berada di mansion. Alviana mengambil cuti sekolah dan besok Alviana akan berangkat lagi ke Paris.
Alviana merasa bosan di rumah, melihat ke dua kakaknya pergi membuatnya ikut pergi tapi di larang oleh Mommy Laras terlebih dengan daddy Alvonso.
" Ayolah mom, dad? Alviana bosan, besok kan Alviana pergi ke Paris." rajuk Alviana.
" Justru karena kamu besok sudah pergi ke Paris, Mommy kan tidak ketemu lagi paling ketemu pas liburan sekolah." ucap Mommy Laras.
" Mommy, Alviana janji jam 3 siang pulang, main hanya 5 jam main, sudah lama tidak ketemu teman Alviana." ucap Alviana cemberut
" Baiklah sama bodyguard ya?" jawab Daddy Alvonso karena Daddy Alvonso tahu sifat Alviana mirip dengannya.
" Memangnya Alviana anak kecil dad." protes Alviana
" Perasaan daddy mukamu dulu mirip daddy tapi kenapa sekarang mirip mommymu ya?" tanya daddy Alvonso.
Mommy Laras sontak menatap wajah putrinya memperhatikan dari bawah sampai atas kemudian menatap wajah Alviana kembali.
" Iya dad, kenapa mommy baru sadar ya? tapi tidak apa - apa deh mirip mommy." ucap mommy Laras
" Ih, mommy dan Daddy kok malah ngobrol sih! masa Alviana dicuekin!!" protes Alviana.
" Sudahlah kamu boleh pergi tapi janji ya sebelum jam 3 sudah pulang." pinta mommy Laras.
" Baik mom, terima kasih, mommy memang yang terbaik." ucap Alviana tersenyum bahagia sambil mengecup pipi mommy Laras dan daddy Alvonso kemudian pergi dengan kecepatan kilat takut daddy melarangnya karena Alviana tahu sifat daddynya.
Mommy Laras dan Daddy Alvonso hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya Alviana.
" Sayang, kenapa kamu mengijinkannya?" protes Daddy Alvonso.
" Sayang, Alviana sudah besar dia sudah bisa menjaga dirinya dan Mommy juga memasang gps, jika ada sesuatu dengannya dia akan mengirimkan signal bahaya dan mommy serta ke dua kakaknya tahu lokasinya." jawab Mommy Laras santai
" Memang istriku is the best, kenapa aku tidak dibuatkan." protes daddy Alvonso
" Sayang mau?" tanya Mommy Laras
" Mau, biar aku tahu jika sesuatu di antara kalian." ucap daddy Alvonso
" Baiklah." balas mommy Laras
Mommy Laras membuatkan alat untuk suaminya kemudian di pasangkan di jam tangan suaminya kemudian dipakaikan oleh suaminya.
" Nah, setiap ada salah satu terkena masalah kita akan mengetahuinya." ucap mommy Laras
" Terima kasih sayang, kita ke kamar yuk? mumpung ke tiga anak kita pergi dan ke tiga nya lagi sama baby sister." ucap dadddy sambil menatap istinya dengan mesum.
" Dasar mesum." ucap mommy Laras
" Mesum sama istri sendiri tidak masalahka ?" ucap daddy sambil mengedipkan matanya.
Merekapun melakukan kegiatan panas di sore hari.
xxxx
Alviana berjalan mengendarai mobilnya dengan santai, tujuannya ingin pergi ke pantai. Di tengah jalan yang sepi Alviana mobilnya di hadang oleh preman.
Alviana tanpa takut turun dari mobil.
" Oh ada cewe cantik lumayan buat temani kita?" ucap salah satu preman
" Iya, juga sepertinya cewe itu orang kaya pasti duitnya banyak." ucap salah satu preman lainnya.
Para preman itu ingin memegang tangan Alviana tapi dengan sigap Alviana menarik tangan salah satu preman dan melintirnya. Melihat Alviana bisa bela diri merekapun mengeroyoknya.
Alviana berusaha menghindar dan menyerang karena sudah mulai terdesak Alviana hendak menekan tanda bahaya di jam tangan miliknya tapi niatnya urung karena ada seorang pemuda yang turun dari motor dan membantunya.
Alviana dan pemuda itu menyerang mereka semua dan akhirnya menang. Mereka saling berkenalan.
" Terima kasih tuan, sepertinya kita pernah bertemu?" tanya Alviana tersenyum.
" Ya, waktu di restoran beberapa hari yang lalu, gimana punggungmu?" tanya pemuda itu.
" Punggungku sudah baik, oh ya siapa nama tuan? saya Alviana." ucap Alviana sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.
" Namaku Arlan, panggil namaku Arlan jangan panggil tuan." ucap Arlan
" Bagaimana kalau Mas Arlan? karena tidak sopan kalau panggil nama doank." pinta Alviana
" Terserah dirimu saja." ucap Arlan tersenyum
" Baik mas Arlan, sekali lagi terima kasih atas pertolongannya." ucap Alviana tersenyum sambil berjalan menuju ke arah mobilnya.
" Ok. bye." ucap Arlan tersenyum karena bertemu kembali dengan cinta pertamanya.
Baru saja Alviana membuka pintu mobil, Alviana melihat salah seorang preman yang sudah mulai sadar membawa balok dan hendak di pukul ke arah Arlan membuat Alviana berlari dan hendak memeluk Arlan.
" Mas Arlan, awas?" teriak Alviana
bugh
akh